Falsafah Keberadaan Imam

Salah satu pembahasan penting mengenai pengangkatan nabi telah banyak kita bahas, namun tidak kalah pentingnya adalah pembahasan mengenai pentingnya keberadaan imam.

1. Kesempurnaan Maknawi dalam Bimbingan Pemimpin Ilahi

Manusia hakikatnya selalu berusaha untuk menemukan jalan menuju Tuhan agar bisa mencapai kesempurnaan mutlak. Karena itu tidak bisa dipungkiri bahwa jalan kesempurnaan itu tidak bisa ditempuh kecuali dengan bimbingan dari pemimpin yang maksum yang dipilih oleh Allah Swt. Hal ini yang banyak disebut dalam berbagai kitab akidah sebagai “kaidah kasih sayang ilahi”. Yaitu kaidah yang menyatakan bahwa Allah adalah Dzat yang Maha Adil dan Allah menyediakan semua sarana agar manusia mampu mencapai tujuan penciptaannya, Allah memberikan Ikhtiar kepadanya. Salah satu sarana itu adalah diangkatnya Nabi dan ditetapkannya Imam yang suci, karena tanpa kedua sarana itu maka niscaya manusia tidak akan sampai pada tujuan penciptaannya.

2. Menyampaikan Aturan Langit.

Kita ketahui bersama bahwa Ketika agama Islam diwahyukan kepada hati Nabi, layaknya tetesan air hujan yang jernih, menyegarkan dan memberi sumber kehidupan. Namun ketika air itu masuk ke lingkungan yang kotor dan tidak suci maka lambat laun air itu akan tercemari oleh berbagai khurafat/penyimpangan sehingga kejernihan dan keasliannya menjadi hilang. Karena itu perlu disini ada penjaga yang maksum untuk menjamin keasliannya. Penjaga itu bertugas untuk melindungi ajaran ini dari berbagai khurafat dan penyimpangan. Jika ada sebuah agama tanpa memiliki penjaga maka bisa dipastikan dalam waktu singkat maka kemurnian agama itu akan hilang. Oleh karena itu, Imam Ali a.s. dalam satu khutbahnya di Nahjul Balaghah menyatakan “Sungguh dunia tidak akan pernah kosong dari pemimpin Ilahi, baik ia tampak maupun tersembunyi hingga ayat-ayat dan kebenaran akan terpisah dari keburukan.

3. Pemimpin Politik dan Sosial Seluruh Umat Manusia.

Tidak diragukan lagi bahwa jika sebuah kelompok atau kaum tidak memiliki seorang pemimpin maka keberlangsungan kaum itu tidak akan lama, karena itulah sejak zaman dahulu hingga hari ini semua kaum atau negara memiliki dan memilih pemimpinnya sendiri, mekipun para pemimpin itu orang-orang yang saleh atau zalim. Sebuah masyarakat yang baik perlu memiliki pemimpin yang baik, pemimpin yang memiliki kemampuan, cerdas, inovatif, menjaga umat dari jalan yang keliru, menjaga hak-hak setiap orang di dalam masyarakat, dan ia juga harus memiliki program yang jelas dan terarah untuk mencapai tujuan sambil menciptakan lingkungan yang bebas dan melindungi seluruh anggota masyarakat.

4. Pentingnya Bukti yang Tersampaikan

Dalam mencapai kesempurnaan, tidak hanya diperlukan kesiapan hati untuk mengikuti imam suci pilihan Allah saja, namun juga semua bukti ini harus disampaikan pada semua orang yang kafir atau mereka yang memiliki keterbatasan untuk mengetahui keberadaan pemimpin Ilahi yang suci ini. Sehingga kelompok ini tidak lagi bisa berargumen bahwa tidak ada pemimpin ilahi yang diutus kepada mereka. Dengan kata lain, tidak ada lagi celah yang memungkinkan manusia membuat-buat alasan untuk bisa berbuat keburukan atau dosa, karena semua petunjuk sudah diberikan dan sampai kepada semua orang.

5. Keberadaan Imam yang Suci Adalah Perantara bagi karunia Ilahi

Sudah banyak penelitian dari para ulama menyatakan bahwa banyak sekali hadis yang menyebutkan keberadaan para nabi dan imam. Bahkan dari hadis-hadis itu megatakan bahwa nabi atau imam layaknya jantung bagi tubuh manusia. Kita tahu Bersama bahwa Ketika jantung berdetak memompa darah keseluruh tubuh, maka darah akan mengalir ke seluruh pembuluh darah, hingga sel terkecil mendapat manfaat dari gerakan ini.

Oleh sebab itu, keberadaan imam yang suci dan maksum merupakan bentuk kasih sayang Allah kepada manusia dan setiap orang bisa mengambil manfaat sesuai kemampuannya masing-masing dari wujud-Nya ini. Atau bisa juga dikatakan bahwa sebagaimana jantung yang memompa darah keseluruh tubuh, maka keberadaan pemimpin ilahi yang suci merupakan sebuah keharusan.