Jalan Menuju Cahaya 980: Surah Ar-Rahman ayat 1-9


سورة الرحمن

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

الرَّحْمَنُ (1) عَلَّمَ الْقُرْآَنَ (2) خَلَقَ الْإِنْسَانَ (3) عَلَّمَهُ الْبَيَانَ (4)

 

(Tuhan) Yang Maha Pemurah, (55: 1)

Yang telah mengajarkan al Quran. (55: 2)

Dia menciptakan manusia. (55: 3)

Mengajarnya pandai berbicara. (55: 4)

Surat ini diawali dengan kalimat Ar-Rahman «الرحمن» yang merupakan salah satu nama dan sifat Allah Swt, serta menunjukkan rahmat luas Tuhan di sistem penciptaan. Di surat ini disebutkan beragam nikmat materi dan maknawi Allah Swt di dunia dan akhirat. Setelah menjelaskan setiap nikmat, surat ini bertanya kepada hamba Tuhan, nikmat mana yang kalian ingkari ?

Nama Tuhan yang disebutkan dalam al-Quran adalah Allah Swt, dan ar-Rahman adalah salah satu sifat-Nya; Namun sifat ini yang menjelaskan rahmat luas Tuhan, karena sangat sering digunakan seperti kalimat Allah, maka Ar-Rahman menjadi salah satu nama Tuhan dan telah mengambil tempatnya di dalam surat ini.

Penurunan al-Quran dan pengajarannya kepada Rasulullah Saw serta penyampainnya kepada manusia dan jin melalui beliau, sangat berharga di mana di surat ini didahulukan dari prinsip penciptaan manusia. Benar ! Sejatinya nilai manusia terletak pada gerakannya di jalan hidayah Tuhan dan meniti jalan yang benar.

Di antara karakteristik manusia, ayat ini mengisyaratkan kemampuan berbicara yang membedakan manusia dari hewan, karena mereka juga seperti manusia memiliki mata dan telinga, tapi kemampuan berbicara adalah keunggulan manusia.

Patut disebutkan bahwa penjelasan (bayan) dalam arti luasnya juga mencakup menulis, memainkan peran signifikan dalam berbicara, kemajuan kehidupan manusia, kemunculan dan kemajuan sebuah peradaban. Jika manusia tidak memiliki nikmat bayan (kemampuan menjelaskan sesuatu), maka mereka tidak akan dapat mentransfer ilmu dan pengalamannya dari satu generasi ke generasi berikutnya, dan hasilnya adalah peluang yang diperlukan bagi kemajuan ilmu dan teknologi tidak akan terbentuk.

Dari empat ayat tadi terdapat empat pelajaran penting yang dapat dipetik:

1. Rahmat adalah sifat Tuhan yang paling umum dan luas yang mencakup seluruh makhluk dan menjadi sumber sistem Takwini dan Tasyri'i. Allah Swt ingin selalu menyebutkan rahmat-Nya dengan mengucapkan Basmalah atau Bismillahirrohmanirrohim  بسم الله الرحمن الرحیم)) ​​di awal setiap pekerjaan.

2. Mengajar adalah salah satu dari urusan Tuhan. Sejatinya guru pertama manusia adalah Tuhan, dan tentunya keharusan dari pengajaran adalah rahmat.

3. Penciptaan manusia dengan karakteristik menerima pengajaran adalah manifestasi lain dari rahmat ilahi, seperti pengajaran al-Quran untuk memberi petunjuk manusia adalah manifestasi lain darinya.

4. Kekuatan ekspresi dan penjelasan, yang merupakan sarana transmisi pengetahuan dan pengalaman manusia, adalah manifestasi dari rahmat Tuhan.

الشَّمْسُ وَالْقَمَرُ بِحُسْبَانٍ (5) وَالنَّجْمُ وَالشَّجَرُ يَسْجُدَانِ (6)

Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan. (55: 5)

Dan tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan kedua-duanya tunduk kepada-Nya. (55: 6)

Setelah menyebutkan nikmat penurunan al-Quran dan kemampun ekspresi (penjelasan atau bayan) yang menjadi salah satu keunggulan manusia dari makhluk lain, ayat ini pertama-tama mengisyaratkan langit dan kemudian bumi. Ayat ini menyatakan, matahari dan bulan bergerak berdasarkan sistem yang tepat dan pasti. Besaran berat dan massanya, jaraknya dari bumi dan satu sama lain, berada pada skala tertentu, sehingga misalnya jika jarak bumi ke matahari bertambah atau berkurang, semua manusia dan makhluk hidup di bumi akan menderita dingin yang ekstrim atau dimusnahkan oleh panas.

Rotasi bumi yang menyebabkan siang dan malam, serta perputarannya yang teratur mengelilingi matahari, yang menciptakan bulan dan musim yang berbeda dalam setahun, serta perputaran bulan mengelilingi bumi dalam orbit tertentu, semuanya adalah contoh yang jelas dari sistem dan perencanaan yang akurat di dunia.

Menurut ilmuwan, perputaran bulan dan matahari di orbitnya sangat detail dan teratur, sehingga mereka dari puluhan tahun sebelumnya dapat memprediksikan waktu yang tepat terjadinya gerhana bulan dan matahari.

Poin penting lain adalah keberadaan matahari, bola yang panas dan menyala, merupakan nikmat terbesar bagi manusia, karena tanpa cahaya dan panas, kehidupan makhluk di bumi menjadi tidak mungkin. Pertumbuhan tanaman dan bahan yang dibutuhkan bagi makanan manusia, turunnya hujan dan tiupan angin, seluruhnya berkat anugerah ilahi.

Bulan juga memainkan peran penting di kehidupan manusia. Bulan di malam yang gelap seperti lampu yang memberi penerangan. Gravitasinya yang menjadi sumber pasang surut laut memiliki peran besar dalam kelangsungan hidup kehidupan di laut dan interaksi bumi.

Bumi juga menjadi tempat tumbuhnya beragam tanaman dan pohon yang menjadi sumber makanan manusia dan hewan lainnya. Semua ini tunduk pada hukum alam yang ditetapkan oleh Tuhan dan tidak pernah menyimpang darinya.

Dari dua ayat tadi terdapat tiga pelajaran penting yang dapat dipetik:

1. Langit dan bumi diatur menurut sistem yang tepat dan pasti, dan tidak ada satu pun yang menyimpang dari jalan yang telah ditentukan Tuhan untuk mereka.

2. Alam semesta tidak mengurangi apa pun dalam melayani umat manusia, tetapi umat manusia berperilaku seolah-olah bertekad untuk menghancurkan alam dan lingkungan.

3. Seluruh alam semesta tunduk pada sistem dan hukum yang ditentukan oleh Tuhan bagi mereka.

وَالسَّمَاءَ رَفَعَهَا وَوَضَعَ الْمِيزَانَ (7) أَلَّا تَطْغَوْا فِي الْمِيزَانِ (8) وَأَقِيمُوا الْوَزْنَ بِالْقِسْطِ وَلَا تُخْسِرُوا الْمِيزَانَ (9)

Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan). (55: 7)

Supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu. (55: 8)

Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu. (55: 9)

Melanjutkan ayat sebelumnya, ayat ini menyinggung penciptaan galaksi yang mencakup miliaran bintang dan planet, dan Tuhan menetapkan sistem dan orbit tertentu bagi mereka. Ayat ini menyatakan, Tuhan yang telah meninggikan langit ini dengan keagungannya, juga telah menetapkan ukuran bagi sistem tasyri' agar kamu dapat mengetahui kebenaran dan keadilan berdasarkan itu dan menjauhi kebatilan.

Bandingkan kebenaran dan kebatilan dalam urusan finansial dan ekonomi serta hak-hak individu serta sosial, serta hindari berlebih-lebihan (ifrat dan tafrit) dalam menunaikan hak orang lain; Tolok ukur kalian dalam berinteraksi dengan orang lain adalah keadilan.

Dari tiga ayat tadi terdapat dua pelajaran penting yang dapat dipetik:

1. Alam semesta diciptakan berdasarkan pada ukuran dan sistem yang teliti, bukan ada secara kebetulan dan tanpa rencana sebelumnya.

2. Seperti halnya dunia ciptaan didasarkan pada ukuran, penurunan wahyu dan syariat juga dimaksudkan supaya manusia menjaga kebenaran dan keadilan dalam tindakan mereka dengan ukuran akal dan wahyu.