Memulai Kebaikan Dari Diri Sendiri (1)

Ketaatan kepada Allah Swt akan membimbing manusia pada kesempurnaan dan memperkuat hubungannya dengan Tuhan yang Maha Pengasih dan Penyayang. Hubungan tersebut juga akan mencegah manusia terjerumus dalam lembah dosa. Dosa dan ketidaktaan akan menyelewengkan perjalanan manusia menuju kesempurnaan. Bimbingan dan peringatan dari Allah adalah demi kebahagiaan, kebaikan, dan kemajuan manusia. Sebab itu, ketidakpatuhan akan menjadi penghalang utama bagi manusia untuk mencapai kebahagiaan dan kesempurnaan.

Manusia memiliki ikhtiar atau kehendak dan sangat rentan melakukan kesalahan. Meski demikian, manusia selalu punya kesempatan untuk membenahi diri dari kesalahan yang telah dilakukannya. Allah Swt dengan rahmat-Nya yang tak berbatas membuka pintu ampunan bagi orang-orang yang menyesali dosa-dosanya. Allah selalu membuka pintu taubat dan ampunan bagi seluruh hamba-Nya. Sebab itu, orang berusaha mensucikan diri dengan bertaubat, maka sesungguhnya ia tengah membersihkan dosa-dosa yang telah berkarat di hatinya. Tentunya dengan syarat, ia sungguh-sungguh dalam bertaubat.

Allah Swt dalam surat Furqan ayat 70 berfirman, “Kecuali orang-orang yang bertaubat dan beriman serta melakukan amal shaleh, Allah akan mengubah mngubah keburukan mereka dengan kebaikan, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”  Dalam ayat ini poin penting yang disebutkan setelah bertaubat adalah melakukan amal shaleh dan digantikannya keburukan dengan kebaikan. Hal ini menunjukkan bahwa pintu rahmat dan kasih sayang Allah Swt, selalu terbuka bagi hamba yang menyesali perbuatan buruknya dan dosa-dosanya.

Taubat yang tulus bagaikan ramuan kimia yang sangat berpengaruh dan memberikan perubahan besar dalam diri manusia, seakan ia dilahirkan kembali ke dunia. Hatinya bagaikan kaca yang bening dan tak ternoda. Perubahan tersebut juga melenyapkan kekerasan hatinya yang terjelma dalam perbuatan dosa. Ketika manusia sudah menemukan jalannya menuju Allah Swt, kepribadiannya pun akan berubah. Hatinya yang tak tenang dan selalu was-was, kini berubah ibarat danau yang teduh dan tenang.

Jika taubat memberikan perubahan sedemikian besar pada pribadi dan jiwa manusia, maka saatnya pula kita bergegas menuju rahmat ilahi. Apalagi terbuka lebar kesempatan bagi kita untuk meraihnya pada bulan Ramadhan. Pada detik-detik suci ini, kembali kita memanjatkan doa Qurani berikut ini,

“Wahai Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami dan jika kau tak memaafkan dan mengasihi kami, maka kami akan menjadi orang-orang yang merugi.”