Mengkaji Hakikat dari Bulan Suci Ramadhan (Part 1)

Tidak terasa kita sudah menginjakkan lagi kaki di bulan nan mulia, ramadhan. Kita begitu banyak mendengar bahwa bulan ini adalah bulan yang mulia dan mempunyai fadilah lebih dibanding bulan yang lainnya.

Apakah kita pernah bertanya atau meneliti kenapa bisa ia bisa menjadi mulia? Atau hanya melaluinya saja, karena kita terlahir dari keluarga islam dan sudah menjadi tradisi di dalam keluarga kita. sehingga kita berpuasa?! Atau bahkan sama sekali tidak terlintas di pikiran Anda semua untuk mengetahuinya?! Sungguh tak kenal maka tak akan mendapat apa-apa.

“Tak kenal maka tak akan mendapat apa-apa”, itulah yang sekarang terlintas dalam alam pikir penulis. Seperti kita datang pada acara peresmian sebuah perusahaan, kalau kita tidak punya kenalan maka kita tidak akan diziinkan masuk, walaupun diizinkan masuk kita akan merasa terasing. Maka dari itu supaya kita mendapatkan hasil di bulan mulia ini, tidak melewatkannya dengan begitu saja. Adapun Rahbar, Sayid Ali Khamenei hfz pernah berkata bahwa sangat disayangkan bagi siapa saja yang hanya melewatkan bulan ramadhan begitu saja.

Makna Ramadhan

((رمضان  berasal dari kata (ر م ض) yang bermakna hujan yang turun di awal musim gugur dan hujan tersebut menghilangkan debu-debu yang ada di musim panas atau juga bermakna panasnya batu yang ditimbulkan dari panasnya cahaya matahari.[1]

Adapun kenapa bulan ini dinamakan bulan ramadhan, Zamakhsyari berkata bahwa “Kenapa bulan ini dinamai bulan ramadhan? Kami mengatakan bahwa puasa di bulan ramadhan adalah ibadah yang ada sejak dahulu dan orang arab mengatakan bahwa nama ini disematkan karena kepanasannya mereka dari panasnya kelaparan dan merasakan kesusahannya. Selain itu dinamai juga karena mereka merasakan kesusah payahan yang diakibatkan dari berpuasa.[2]

Namun, nabi saw tentang makna ramadhan bersabda bahwa kenapa bulan ini dinamai ramadhan karena dosa-dosa hangus di bulan ini.[3]

[1] Mah-e Khuda. Hal 13

[2] Ibid.

[3] Ibid, hal 14.