Karakteristik Firauni pada Barat

Ketimpangan, diskriminasi, tidak ada keadilan, keberadaan tirani selalu ada sepanjang sejarah, bukan hanya hari ini, tetapi hari ini, untuk menerapkan kekuatan tirani ini, alat-alat sains digunakan, teknologi digunakan.

Artinya, sebagai contoh asumsikan bahwa Firaun mengatakan, “اَلَیسَ لی مُلکُ مِصر”, Hai kaumku, bukankah kerajaan Mesir ini kepunyaanku. Baiklah, dia melakukan kesalahan apa saja di teritorial Mesir.

Hari ini Amerika, yang merupakan Firaun Mesir pada masa itu, tidak puas dengan negara Amerika dan tidak mengatakan “Bukankah kerajaan Mesir milikku”! [Sebaliknya] dia bangkit, datang, memasuki negara lain, menciptakan perang, mendominasi, membangun pangkalan. Artinya, situasinya seperti ini, dan apa yang para tiran lakukan hari ini dengan menggunakan pengetahuan manusia dan kemajuan pengetahuan, ada diskriminasi, ada ketimpangan dan ada peperangan lebih dari sebelumnya.

Sungguh “عَزیزٌ عَلَیهِ ما عَنِتُّم”, jiwa suci dari nabi yang mulia saat ini tersiksa dengan penderitaan manusia ini, dan sangat menginginkan kebahagiaan umat manusia dan sangat ingin membimbing umat manusia, dan secara harfiah seperti seorang ayah penuh kasih sayang mencari agar umat manusia bahagia, untuk dibimbing ke jalan yang lurus dan untuk mencapai akhir yang menguntungkannya.

Salah satu poin dari ayat yang mulia ini adalah bahwa ayat ini ada di akhir Surah al-Taubah. Surah al-Taubah atau al-Bara’ah adalah Surah Perang. Surah berlepas tangan dari orang kafir, surah yang memerintahkan berperang dan sejenisnya. Di akhir surah ini disebutkan, “عَزیزٌ عَلَیهِ ما عَنِتُّم” sebagaimana telah kami katakan, ditujukan untuk semua manusia.

Satu poin yang bisa diambil dari ini dan itu adalah bahwa sapaan-sapaan yang ada tidak terkait dengan setiap orang non-Muslim yang tidak tahu dan lalai, tetapi terkait dengan para pemimpin kekafiran, terkait dengan para pemimpin arogansi.

Menyapa organisasi-organisasi yang memiliki kendali nasib masyarakat manusia, yang telah diungkap al-Qur'an di satu tempat sebagai “ائمّه‌ی کفر”, para pemimpin kekafiran, “فَقاتِلوا اَئِمَّةَ الکُفرِ اِنَّهُم لا اَیمٰنَ لَهُم”, maka perangilah pemimpin-pemimpin orang-orang kafir itu. Di tempat lain di Surah al-Qashash kepada para pemimpin yang mengajak ke neraka, “وَ جَعَلنٰهُم اَئِمَّةً یَدعونَ اِلَی النّار”, pemimpin-pemimpin yang menyeru (manusia) ke neraka, yang menyeret manusia ke jahannam dan mengajak ke jahannam.