Ini Sebab Lailatul Qadr Merupakan Malam Istimewa (Part 2)

Ketika kita sampai di sepuluh hari penghujung bulan Ramadhan, salah satu perkara yang hadir dalam benak kita adalah malam qadr. Sebenarnya sudah kita mengetahui malam Qadr tersebut?

Malam Qadr, Malam Penetapan Takdir

Sesuai dengan surat ad-Dukhan ayat 4-5, malam qadr dikenal juga dengan malam penetapan takdir. Seperti makna dari qadr sendiri adalah ukuran. Di malam ini Tuhan menetapkan takdir hamba-Nya selama satu tahun sampai malam qadr di tahun depan. Dan segala sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan hamba-Nya ditentukan di malam ini.[1]

Maka dari itu, merupakan sebuah kesempatan yang besar bagi kita untuk memohon takdir yang baik menurut-Nya di malam qadr ini.

Malam Qadr Turun Setiap Tahun

Abu Dzar al-Ghifari ra pernah bertanya pada Rasul saw, “Wahai Rasulullah, apakah malam qadr hanya turun ketika terdapat para nabi ada di dunia ini saja? Sehingga ketika mereka meninggal dunia, malam qadr pun menghilang?” Rasul saw menjawab, “Tidak seperti itu, malam qadr hadir sampai hari kiamat.”[2]

Dengan demikian, karena malam qadr hadir di setiap tahunnya maka apabila kita mendapatkannya setiap tahun, kita akan mendapatkan seribu bulan setiap tahunnya. Luar biasa bukan?

Malam Ke 23 Adalah Malam Qadr

Dengan melihat keistimewaan malam qadr, alangkah sangat disayangkan apabila kita melewatkannya begitu saja. Kita harus benar-benar mendapatkannya. Mengetahui dengan jelas kapan malam ini hadir adalah satu langkah untuk mendapatkannya. Lalu terdapat di malam keberapakah malam qadr tersebut?

Dari beberapa riwayat diketahui bahwa malam qadr terdapat di malam-malam ganjil di sepuluh akhir bulan Ramadhan. Dan kemungkinan besar ia terdapat di malam ke 23. Seperti apa yang dikatakan oleh Syekh Shaduq dan Sayid bin Thawus, mereka berkata bahwa malam qadr terdapat di malam ke 23.[3]

Dalam hadis yang lain dicatat bahwa Hamzah bin Abdillah berkata bahwa aku berada dalam kumpulan Bani Salamah. Dan mereka berkata: Siapa yang akan pergi menemui Rasul saw untuk bertanya tentang malam qadr. Maka aku pun, Hamzah, berkata: diriku yang akan pergi.

Setelah itu aku pun pergi ke Madinah menemui Rasul saw. Ketika sampai di hadapan beliau, akupun bertanya: Wahai Rasulullah, Bani Salamah mengirimkan diriku kepadamu untuk bertanya tentang malam qadr. Rasul saw bersabda: malam ini malam keberapa ramadahan?

Aku menjawab: Malam ke dua puluh dua. Lalu beliau bersabda: besok, malam ke dua puluh tiga adalah malam qadr.[4]

 

Apa Yang Harus Dilakukan Di Malam Ini?

Dalam sejarah dicatat bahwa Rasul saw beribadah melebihi hari-hari biasanya pada sepuluh hari terakhir dan pada malam ke 23, beliau membangunkan keluarganya untuk beribadah kepada Allah swt.[5]

Imam Ali as pun berkata bahwa Rasul saw membangunkan keluarga supaya banyak beribadah pada sepuluh hari akhir ramadhan dan seluruh waktu malam-malam akhir ini dihabiskan dengan sujud dan ruku. Lalu beliau bersabda mintalah malam qadr di sepuluh malam ini.[6]

Beribadah sesuai dengan yang diajarkan Rasul saw dan para Imam as merupakan cara yang paling yakin mendapatkan malam seribu bulan ini. Teman-teman juga tahu bahwa dokter adalah orang yang paling tahu tentang aturan resep yang harus dikonsumsi oleh pasien. Dan Rasul saw serta Para Imam as adalah yang paling tahu mengenai malam ini dan bagaimana harus mengisinya. Malam qadr, malam ke 23, adalah malam ibadah.

[1] Muhammd Reza, Tasir-e Sureh-e Qadr, Penerbit Bani az-Zahra, Qum, 1388 (Tahun Persia), hlm.75.

[2] ibid

[3] Ibid, hlm. 79

[4] Ibid, hlm. 80

[5] Ibid

[6] ibid