Mengkaji Riwayat Hisyam bin Al-Hakam yang Mengindikasikan Tajsim

Sebelumnya telah dibahas bagaimana kedudukan seorang Hisyam bin Al-Hakam dalam pandangan para sejarawan dan para ulama Rijal. Kita melihat bahwa beliau merupakan pembesar Syiah terutama dalam ilmu kalam, juga merupakan salah satu sahabat dan orang kepercayaan dari Imam Ja’far As-Shadiq As.

Kali ini kita akan kupas beberapa riwayat dari Syiah yang menyeret nama Hisyam bin Al-Hakam, serta yang mengindikasikan bahwa beliau adalah penganut Tajsim. Riwayat-riwayat ini biasanya dipakai oleh pembenci Syiah  untuk memojokkan Mazhab tersebut bahwasannya salah satu pembesar Mazhab ini adalah seorang penganut Tajsim.

Ketahuilah bahwa riwayat-riwayat tersebut tidak mu’tabar atau lemah, dan hal itu didasarkan pada sanad perawinya yang cacat, atau dilalah riwayatnya yang bermasalah.

Salah satunya adalah riwayat yang tercantum dalam kitab Al-Kafi karya Al-kulaini yang pernah kita bahas di tulisan sebelumnya. Ternyata, sanad perawi riwayat tersebut memiliki cacat, karena disitu ada nama Ali bin Abi Hamzah.

Dalam kitab Ikhtiyaru Ma’rifati Ar-Rijal atau dikenal dengan Rijal Al-Kesyi milik Syekh Thusi, tertulis bahwa Ali bin Abi Hamzah adalah seorang pembohong terlaknat.

Ibnu Mas’ud berkata: aku mendengar Ali bin Al-Hasan berkata: Ali bin Abi Hamzah seorang pembohong terlaknat, banyak hadis yang telah diriwayatkan darinya, juga tertulis tafsir Quran semuanya dari awal sampai akhirnya, kecuali bahwasannya aku tidak membolehkan untuk aku meriwayatkan satu hadispun darinya.[1]

Dengan cacatnya perawi (Ali bin Abi Hamzah) riwayat ini, maka riwayat ini terbilang lemah, dan tidak bisa dijadikan bukti bahwa Hisyam adalah penganut tajsim, meskipun bisa saja secara dilalah riwayat tidak ada masalah.

Riwayat berikutnya yang menyeret nama Hisyam dan menunjukkan Tajsim masih dari kitab Al-Kafi. Riwayatnya ialah sebagai berikut.

عن محمّد بن الفرج الرخجي، قال: «كتبت إلى أبي الحسن (ع) أسأله عمّا قال هشام بن الحكم في الجسم، وهشام بن سالم في الصورة، وكتب (ع) : دع عنك حيرة الحيران، واستعذ بالله من الشيطان، ليس القول ما قاله الهشامان.

…dari Muhammad bin Al-Faraj Ar-Rakhji, ia berkata: aku menulis pada Abul Hasan (Ali Al-Hadi) As, aku bertanya tentang apa yang Hisyam bin Al-Hakam katakan mengenai Jism, dan Hisyam bin salim mengenai Shurah (bentuk Allah), Imam As menulis: usirlah kebingungan, dan mintalah perlindungan pada Allah dari Syaitan. Perkataan (yang benar) bukanlah apa yang dikatakan oleh dua Hisyam.

Riwayat ini juga lemah dan tidak mu’tabar. Secara dilalah riwayat juga bermasalah, sehingga Syekh Al-Majlisi mengkritisi dilalah riwayat ini dalam kitabnya Biharul Anwar. Disana tertulis bahwa dikatakan mereka berdua (Hisyam bin Al-Hakam dan Hisyam bin Salim) mengatakan جسم لا كالأجسام، وصورة لا كالصور yakni tubuh (jism) tidak seperti tubuh-tubuh, dan bentuk tidak seperti bentuk-bentuk, maka mungkin maksudnya adalah jism hakiki yang ada secara Dzat, dan maksud bentuk (shurah) adalah bentuk esensi. Sekalipun keduanya keliru dalam penggunaan kedua lafaz tersebut secara Itlaq terhadapNya Swt.[2]

Sehingga terdapat kemungkinan bahwa yang ditulis imam As dalam riwayat tersebut, (ليس القول ما قاله الهشامان) bermakna, perkataan yang engkau ceritakan wahai perawi bukanlah perkataan dua Hisyam. Bagaimanapun, riwayat ini lemah, dan tidak bisa dijadikan dalil bahwa Hisyam adalah penganut Tajsim.

Wallahu A’lam

[1] At-Thusi, Abu Ja’far, Muhammad bin Al-Hasan, Ikhtiyaru Ma’rifati Ar-Rijal, Jilid 2 Hal. 464

[2] Al-Majlisi, Muhammad Baqir, Biharul Anwar, Jilid 3 Hal. 288 Cet. Daru Ihya At-Turats Al-Arabi