Memahami Al-Quran

Sebagian ulama berkeyakinan bahwa al-Quran tidak dapat ditafsirkan tanpa hadis dari para Imam as. Sebab, jika tidak demikian, setiap bentuk penafsiran akan tergolong tafsir berdasar pendapat personal. Untuk  menjawab persoalan ini, perlu disampaikan sejumlah poin  penting yang disepakati tentang al-Quran, sebagai berikut:

    1. Al-Quran diturunkan dengan bahasa paling kaya, yaitu bahasa Arab.
    Allah Swt berfirman: Ia dibawa turun oleh Ruhul Amin Jibril ke dalam hatimu (Muhammad) agar engkau menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan dengan bahasa Arab yang jelas.(QS. asy-Syu’ara: 193-195)
    2. Al-Quran adalah kitab petunjuk bagi semua.
    Allah Swt berfirman: Beberapa hari yang telah ditentukan itu adalah, bulan Ramadan yang di dalamnya al-Quran diturunkan sebagai petunjuk bagi manusia.(QS. al-Baqarah: 185)
    3. Al-Quran sendiri telah mewasiatkan untuk merenungkan ayat-ayatnya.
    Allah Swt berfirman: Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memerhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.(QS. Shad: 29)
    4. Tak diragukan lagi, saat ada perintah untuk merenungkan dan memikirkan suatu redaksi, tentunya hasil dari renungan itu dapat diterima. Jika tidak, wejangan dan anjuran itu akan sia-sia belaka. Sebagaimana al-Quran mencela kaum Yahudi dalam hal ini akibat keengganan mereka untuk memahaminya.
    Allah Swt berfirman: Lalu setelah memahaminya mereka mengubahnya, sedangkan mereka mengetahui?(QS. al-Baqarah: 75)

Muhammad Fakir Mibadi, Fiqih Al-Quran