Pentingnya Prinsip Penghambaan

Kita harus yakin bahwa hukum-hukum agama dari sisi Allah Swt telah disampaikan oleh Nabi Muhammad saw. Dengan demkian, semuanya dari segala sisi adalah bijak dan bertujuan, semua maslahat dunia dan akhirat serta kebahagiaan dan kesempurnaan kita di kedua dunia bergantung penuh pada pelaksanaan mutlak seluruh hukum Allah Swt.

Selain itu  kita harus mengetahui dan yakin bahwa di markas putaran seluruh harus dan tidak harus Ilahi menjadikan prinsip penting adalah prinsip “penghambaan” yang menerangi jalan para ahli tauhid, arif dan pencinta Allah Swt. Ini juga yang mengilhami dan memberi harapan kepada mereka yang mengambil langkah teguh dan tak tergoyahkan dalam penghambaan kepada Allah Swt Sang Pencipta dan Tuhan semesta alam.

Imam Ali as yang bersinar bak permata yang bersinar di pusat ibadah dan penghambaan mengatakan, “Cukup bagiku sebuah kemuliaan untuk menjadi hamba-Mu dan cukup bagiku sebuah kebanggaan Engkau menjadi Tuhanku.” Kemudian Imam Ali as, demi menunjukkan bahwa ungkapan pengabdian ini telah muncul dari kedalaman wujudnya dan mengungkapkan cinta serta kesadaran batinnya, seraya berkata, “Kamu sedemikian rupa sehingga aku mencintai-Mu. Jadi buat aku sedemikian rupa sehingga aku menjadi kecintaan-Mu.”

Dengan demikian, meskipun tanggung jawab ini sangat membebani, di mana dengan pertanyaan dan pengetahuan kita merealisasikan hukum-hukum ilahi di semua bidang. Tetapi di atas semua itu, kita harus menganggap diri kita hamba yang, selain mengetahui kebijaksanaan dan maslahat, memiliki iman dan kepastian bahwa semua hukum berasal dari Allah Swt Yang Maha Bijaksana dan kami akan menerapkannya tanpa syarat apa pun dan dengan niat yang ikhlas untuk melaksanakannya. Hanya karena Allah telah memerintahkannya, dan dengan demikian untuk melembagakan budaya “penghambaan Ilahi” dalam diri kita dan tatanan masyarakat.