Aslah: Yang Paling Bermanfaat

Mazhab Syiah meyakini bahwa semua perbuatan Allah Swt bertujuan untuk kebaikan para makhluk-Nya. Aslah bermakna yang paling menguntungkan dan membawa manfaat. Dan kalimat ini kami gunakan untuk menggambarkan perbuatan-perbuatan Tuhan.

Keyakinan ini berdasar pada beberapa alasan rasional berikut. Pertama, Dia Sendiri tiada membutuhkan, dan oleh karena itu apa pun yang Dia lakukan adalah untuk seluruh makhluk-Nya. Kedua, jika perbuatan-Nya tanpa kemaslahatan bagi seluruh makhluk-Nya, maka seluruh makhluk tiada akan memiliki tujuan; dan melakukan sesuatu tanpa tujuan, sebagaimana dijelaskan sebelumnya, adalah buruk dalam pandangan akal.(Al-Hilli, al-Babu‘l Hadi ‘Ashar, hal. 46)

Boleh jadi manusia yang memperbaiki atap rumahnya merasa terganggu karena hujan yang turun begitu lebat. Namun, hujan itu sendiri untuk maslahah (manfaat) yang bersifat umum; sehingga seseorang yang merasa teraniaya pada masa itu akan mendapat kebaikan darinya di masa yang akan datang.

Berdasarkan keyakinan terhadap aslah, Syiah meyakini bahwa setiap insting dan nafsu yang terdapat dalam diri manusia diciptakan lantaran beberapa alasan dan tujuan. Seluruh insting atau nafsu ini tidak boleh diabaikan tapi diberdayakan untuk kemaslahatan umum umat manusia. Ia tidak boleh dan tidak dapat diberangus; namun, tentu saja, fungsinya harus diatur untuk kemaslahatan umat manusia. Oleh karena itu, manusia harus melakukan pernikahan untuk menyalurkan anugrah nafsu dalam kehidupannya.

Demikian pula, ketakutan dan keinginan merupakan naluri-naluri natural dan sepatutnya dimanfaatkan bagi kepentingan manusia. Orang Islam diajar agar tidak takut pada sesiapa atau sesuatu selain Allah, dan tidak menghendaki sesuatu di dunia ini, sebaliknya bersiap sedia untuk menerima karunia dari Allah Swt.