Mengapa Imam Mahdi Tidak Hadir di Tengah Umat Manusia?

Imam Mahdi afs adalah hujjah Ilahi terakhir yang dipersiapkan untuk merealisasikan cita-cita besar tegaknya keadilan dan berkibarnya panji kebenaran di seluruh dunia. Cita-cita besar ini butuh waktu lama, perkembangan akal dan ilmu serta kesiapan ruh umat manusia, karena dengan demikian dunia mampu menjadi lahan yang tepat bagi imam keadilan dan kebebasan. Kemunculan dini beliau tentu saja tidak bisa menjanjikan kebangkitan yang global dan komprehensif, sebab jika beliau muncul di tengah masyarakat sebelum sarana dan prasarananya terpenuhi niscaya beliau akan bernasib seperti hujjah-hujjah Allah Swt sebelumnya. Beliau akan gugur syahid dan meninggalkan dunia ini sebelum cita-cita besar itu terealisasi.

Para Imam suci as juga telah menyinggung rahasia ini dalam hadis yang diriwayatkan dari mereka. Antara lain, Imam Muhammad Baqir as berkata, “Imam Mahdi Qaim akan gaib dari umatnya sebelum kemudian muncul di tengah mereka.” Perawi menanyakan hikmahnya dan beliau menjawab, “Supaya tidak terbunuh.”(Kamal ad-Din, Syaikh Shaduq, bab 14, hadis no. 8, 9, dan 10) Selain itu, sebagian hadis menyebutkan cobaan bagi umat manusia sebagai rahasianya. Dengan kata lain, di masa gaibnya Imam Mahdi afs, umat manusia senantiasa diuji coba oleh Allah Swt sehingga tingkat keteguhan dalam iman dan akidah mereka terbukti nyata.


Singkat kata, Imam Mahdi afs adalah washi Ilahi yang diciptakan untuk menyempurnakan umat manusia dari segala sisi dan menegakkan satu pemerintahan Ilahi. Cita-cita ini akan tercapai ketika mereka mempunyai kesiapan untuk menyambut kedatangan hujjah Ilahi ini. Jika tidak maka kemunculan beliau di tengah masyarakat tidak lain akan menyebabkan kesyahidan beliau sebelum tercapainya cita-cita tersebut. Karena itu, beliau hidup di balik tabir kegaiban, walau pun beliau hidup di tengah masyarakat dan mereka melihatnya tapi mereka tidak mengenali siapa beliau yang sebenamya. Dengan demikian beliau terselamatkan dari sengatan musuh-musuh kebenaran dan keadilan.

Lebih dari itu, mengingat bahwa pemerintahan beliau bersifat global dan realisasinya sangat tergantung pada situasi serta kondisi tertentu yang tidak tersedia pada waktu beliau lahir ke dunia, maka tidak mau tidak beliau gaib sampai kelaziman-kelaziman itu terpenuhi.