Abdullah bin Abdul Muththalib (2)

Iman Abdullah

Mengenai keimanan Abdullah, kaum Muslimin berbeda pendapat. Sebagian kecil dari kelompok Ahlusunah meyakini ia seorang musyrik dan meninggal dalam keadaan kufur. Namun mayoritas ulama Syiah (sebagian menyatakan semua ulama Syiah) berkeyakinan bahwa nasab Nabi Muhammad saw dari orangtuanya sampai Nabi Adam as adalah orang-orang yang bertauhid dan seorang mukmin. [8]

Imam Jakfar Shadiq as bersabda, Malaikat Jibril datang menemui Nabi Muhammad saw dan berkata, Wahai Muhammad! Allah swt menyampaikan salam untukmu dan berfirman, ‘Aku mengharamkan api neraka atas tulang sulbi yang menghasilkanmu, rahim yang mengandungmu dan pangkuan yang mengasuhmu. Tulang sulbi itu adalah tulang sulbi Abdullah bin Abdul Muththalib, rahim yang mengandungmu adalah rahim Aminah binti Wahab dan pangkuan yang mengasuhmu adalah pangkuan Abu Thalib –menurut riwayat Ibnu Fadhal- dan Fatimah binti Asad.” [9]

Hari Wafatnya

Abdullah, ayah Rasulullah saw meninggal dunia ketika umurnya mencapai 25 tahun, di kota Yastrib di perkampungan paman ayahnya dari suku bani Najjar disebuah rumah yang dikenal dengan sebutan Dar al-Nabghah dan ditempat itu pula ia dimakamkan. [10]

Menurut pendapat yang paling kuat, Abdullah wafat sebelum kelahiran putranya (Muhammad). Namun Ya’qubi berpendapat lain bahwa Muhammad lahir sebelum ayahnya (Abdullah) wafat. Syekh Ya’qubi berpegang pada riwayat dari Imam Shadiq as yang menyebutkan bahwa Nabi Muhammad saw lahir dua bulan sebelum wafatnya Abdullah. Syekh Kulaini juga meyakini pendapat tersebut. [11]

Sebagian kecil lainnya berpendapat bahwa wafatnya Abdullah satu tahun setelah kelahiran Rasulullah saw. Ada yang menyebut 28 bulan dan ada pula yang meyakini 7 bulan setelah kelahiran Nabi Muhammad saw. [12] Sementara Mas’udi meriwayatkan dua pendapat yaitu satu bulan dan dua tahun pasca kelahiran Nabi Muhammad saw. [13]

Penyebab meninggalnya Abdullah di kota Madinah disebutkan: Abdullah untuk perjalanan dagang membawa kafilah dagang Quraisy ke Syam. Dan dalam perjalanan kembali karena diserang sakit ia beristirahat di kota Yastrib dan terbaring sakit selama satu bulan di kota tersebut. Rombongan dagang tetap melanjutkan perjalanan ke kota Mekah, dan mengabarkan mengenai kondisi Abdullah yang kritis. Mendengar berita tersebut, Abdul Muththalib mengutus puteranya yang paling tua, yaitu Harits untuk melihat kondisi Abdullah. Namun setibanya Harits di Yastrib, Abdullah telah meninggal dunia.

Abdullah mewariskan seorang budak yang bernama Ummu Aiman, 5 ekor unta, kawanan kambing, pedang tua dan sejumlah uang untuk putranya (Nabi Muhammad saw). [14] Makam Abdullah ada di kota Madinah dan dalam keyakinan Syiah menziarahinya mustahab hukumnya. [15]

Catatan Kaki

1. Ali Dawani dalam kitab Tarikh Islam az Aghaz ta Hijrat hlm. 54, menyebutkan bahwa kisah ini adalah buatan dan rekayasa dari Bani Umayyah.
    
2. Terjemahan Kitab Tarikh Ya’qubi, jld. 1, hlm. 520 dan Ibnu Katsir, al-Kamil, jld. 2, hlm. 33.
    
3. Ibnu Hisyam, al-Sirah, hlm. 103.
    
4. Majlisi, Bihar al-Anwar, jld. 12, hlm. 122.
    
5. Dawani, Tarikh Islam az Aghas ta Hijrat, hlm. 54.
    
6. Ibnu Hisyam, al-Sirah, jld. 1, hlm. 156.
    
7. Aiti, Tarikh Payambar Islam, hlm. 42.
    
8. Amili, al-Shahih min Sirati al-Nabi al-‘Adzham, jld. 2.
    
9. Kulaini, al-Kafi, jld. 1, hlm. 446.
    
10. Ibnu Atsir, al-Kamil fi al-Tarikh, jld. 2, hlm. 10.
    
11. Kulaini, Ushul al-Kafi, jld. 1, hlm. 439.
    
12. Ibnu Atsir, Usd al-Ghabah, jld. 1, hlm. 13; Majlisi, Bihar al-Anwar, jld. 15, hlm. 125.
    
13. Mas’udi, al-Tanbih wa al-Asyraf, hlm. 196.
    
14. Majlisi, Bihar, jld. 15, hlm. 125, Ibnu Atsir, Usd al-Ghabah, jld. 1, hlm. 14.
    
15. Kasyif al-Ghithah, Qalaid al-Darar fi Manasik min Haj wa ‘Itamar, hlm. 101 dan 114.