TERLANJUR JADI MANUSIA

Patuhilah asas kompetensi, jadikan akal sehat sebagai juri dan lihatlah segala sesuatu tanpa menyertakan kepentinganmu bahkan keyakinanmu, niscaya kamu akan mempertanggungjawabkan setiap pandangan tentang konsep apa pun dan tindakanmu dalam bentuk apa pun dan sikapmu terhadap apa pun, termasuk menentukan pilihan politikmu.

Tak ada satu pun gerakan konseptual dan aktual dari setiap individu yang bebas dari pertanggungjawaban moral, intelektual, spiritual, konstitusional, kultural dan sosial.

Jangan remehkan memilih sebagai sekadar tindakan tanpa pertimbangan dan kesadaran akan konsekuensinya kecuali tak mempercayai selain ruang sempit, kompleks dan kotor bernama dunia atau mencemooh eksistensi Satu-satunya Yang Satu.

Apa pun yang kamu lakukan pasti berimplikasi dan dan memantulkan akibatnya bagi diri sendiri, manusia lain dalam jumlah yang sangat besar dan alam. Jejak eksistensialmu lebih akurat dan rinci dari jejak digitalmu.

Hidup bukanlah pilihan, berbeda dengan celoteh sok bijak yang galib dikutip secara berantai oleh banyak orang, karena manusia bukanlah subjek di dalamnya, tapi dia harus atau "dipaksa" memilih jalan dan cara hidupnya oleh Pemberi hidup dengan aneka nama dan panggilannya dalam ragam liturgi, traktat sakral dan firman suci yang menjadi fitur agama-agama.