Meraih Hikmah Bulan Ramadan (8)

Hamba yang paling saleh adalah yang paling memohon dari-Nya. Mereka yang mengenal bahwa Allah dengan baik bahwa rahmat dan anugerah Allah tidak terbatas, sehingga mereka tidak akan pernah bosan meminta kepada-Nya. Untuk mengenal Allah, kita tidak perlu masuk sekolah teologi, cukup membuka mata terhadap tanda-tanda Tuhan yang ada dan membuka telinga terhadap suara-suara dari ayat-ayat Allah. Mari kita dengarkan suara jatuhnya air terjun dan tiupan angin serta kicauan burung dan bukalah pikiran dan hati kita terhadap semua hal yang kita lihat dan dengar.

Kemudian dengan sepenuh hati, sebagaimana Imam Maksum mengucap syukur atas nikmat Allah dalam doa Iftitah, kita juga bersyukur dan mengucapkan:

الْحَمْدُ لِلّهِ الْفاشِی فِی الْخَلْقِ أَمْرُهُ وَ حَمْدُهُ، الظَّاهِرِ بِالْکرَمِ مَجْدُهُ، الْباسِطِ بِالْجُودِ یدَهُ، الَّذِی لَاتَنْقُصُ خَزائِنُهُ، وَ لَا تَزِیدُهُ کثْرَةُ الْعَطاءِ إِلّا جُوداً وَ کرَماً إِنَّهُ هُوَ الْعَزِیزُ الْوَهَّابُ.

Segala puji bagi Allah yang tertebar di antara makhluk perintah dan pujian-Nya, yang tampak dengan kemurahan keagungan-Nya, yang menjulurkan tangan-Nya dengan kedermawanan, yang tak pernah berkurang simpanan-Nya dan tidak menambah-Nya banyaknya pemberian kecuali kedermawanan dan kemurahan hati. Sesungguhnya Ia adalah Maha Mulia, Maha Penganugrah.

Puji dan syukur kepada Allah segala urusannya terlihat dan jelas di semua keberadaan. Kata al-Fasyi pada bagian doa Iftitah ini artinya disingkapkan. Cukup dengan membuka mata kita terhadap tanda-tanda Allah yang diciptakan di dunia. Seperti yang dikatakan Imam Ali as, yang berada di puncak keimanan, “Saya tidak melihat apapun kecuali bahwa saya melihat Allah bersamanya, di dalamnya, sebelumnya dan setelahnya.” Sebaliknya, ketika kita berkata kepada orang yang tidak beriman, lihatlah matahari! Dia menutup matanya dan berkata, Saya tidak mau! Kita berkata, Dengarkan kebenaran, lalu menilai! Dia berkata lagi, Saya tidak mau! Tidak diragukan lagi, orang seperti ini tidak beriman, bukan karena iman baginya belum terbukti, tetapi karena dia tidak mau beriman.

Dalam doa mulia Iftitah, kita memuji Allah yang kekayaan-Nya tidak akan berkurang dan pengampunannya yang melimpah menambah kedermawanan dan kemurahan hatinya.

وَ لَا تَزِیدُهُ کثْرَةُ الْعَطاءِ إِلّا جُودا

Dan tidak menambah-Nya banyaknya pemberian kecuali kedermawanan dan kemurahan hati.

Mungkin akan lebih bisa dipahami jika dikatakan, “Segala puji bagi Allah yang melimpahkan semakin banyak, hartanya tidak berkurang”, karena harta Allah tidak terbatas. Namun mengapa Imam as mengatakan, Semakin banyak Allah memberi, semakin bertambah rahmat dan karunia-Nya? Mungkin jawaban atas pertanyaan ini dapat ditemukan dalam kata-kata Imam Ali as, di mana dia berkata, Setiap wadah menjadi sempit sesuai dengan jumlah yang dimasukkan, kecuali wadah ilmu, yang meluas.

کُلُّ وِعَاءٍ یَضِیقُ بِمَا جُعِلَ فِیهِ إِلاَّ وِعَاءَ الْعِلْمِ، فَإِنَّهُ یَتَّسِعُ بِهِ

Semua wadah akan menyempit ketika dimasukkan sesuatu, kecuali wadah ilmu, karena ia akan menjadi luas dengan ditambahkan ilmu.

Untuk lebih memahami hal ini, bayangkan sebuah wadah dengan kapasitas sepuluh liter, misalnya dengan menuangkan susu lima liter, sebagian kapasitasnya akan terisi, dan setelah itu kapasitas wadah hanya lima liter, tetapi sains dan pengetahuan tidak seperti itu. Seorang siswa yang memiliki kemampuan untuk memahami sepuluh hal, dengan memahami sepuluh hal ini, bukan hanya kapasitas pikirannya tidak akan berkurang, tetapi ia juga akan menemukan kapasitas untuk memahami lebih banyak hal.

Karunia dan ampunan Allah juga seperti ini, jika Allah memberikan ilmu, rahmat dan cinta, keberadaan manusia bukan hanya tidak akan mengurangi kapasitasnya untuk menerima, tetapi orang tersebut akan menemukan kapasitas untuk menerima lebih banyak dan Allah akan memberinya lebih sesuai dengan kemampuannya. Maka apapun yang diberikan oleh Allah, maka akan ditambahkan rahmat dan karunia-Nya.

Di malam-malam di mana doa terkabul, kita juga mengangkat tangan ke langit dan menyampaikan, Ya Allah! Hiasi kami dengan ilmu, kemampuan dan kesabaran. Muliakan kami dengan takwa dan beri kami kesehatan.