Meraih Hikmah Bulan Ramadan (10)

Sekarang, untuk mengatasi masalah tersebut dan memenuhi kebutuhan, kepada siapa lagi kita bisa meminta pertolongan selain Allah? Sangat menarik bahwa terkadang kita berpikir bahwa jika kita meminta sedikit kepada Allah dan kita puas dengannya, mungkin itu akan lebih mudah bagi Allah dan Dia akan bertindak lebih cepat dan kita akan mendapatkan apa yang kita inginkan lebih cepat! Padahal, jika kebutuhan kita bukan sesuatu yang tidak masuk akal dan tidak mungkin, tidak masalah bagi Allah apakah itu besar atau kecil.

Keberadaan kita yang kecil dan materiallah yang melihat beberapa hal sebagai besar dan yang lainnya sebagai kecil dan sepele. Bagi Allah, semuanya mudah. Seperti Imam Sadiq as dalam doa yang kemudian dikenal sebagai doa bulan Rajab, meminta semua kebaikan dunia dan kebaikan akhirat dari Allah pada saat yang sama. “أعطنی بِمَسئَلَتی ایّاکَ جَمیع خَیرِ الدُّنیا وَ جَمیعَ خَیرَ الآخرة”, Penuhi permohonanku kepada-Mu segala kebaikan dunia dan segala kebaikan akhirat.

Dari doa Imam Maksum ini, kita dapat mencapai fakta bahwa jika seseorang melihat dirinya di depan seseorang yang mampu memenuhi semua keinginannya, maka dia akan meningkatkan kebutuhan dan keinginannya sesuai dengan martabat Allah Swt.

Poin penting lainnya adalah bahwa nasehat untuk rajin berdoa hendaknya tidak menimbulkan pola pikir dalam diri kita bahwa kita tidak meminta kepada Allah untuk kebutuhan kita yang kecil, kedudukan dan martabat Allah sedemikian rupa sehingga hanya permintaan besar dan mendasar yang harus diminta dari-Nya. Banyak dari para pemuka agama kita telah menasihati kita untuk meminta kepada Allah bahkan kebutuhan kita yang kecil dan remeh, seperti yang disebutkan dalam riwayat, bahkan meminta tali sepatu kepada Allah.

Salah satu alasan mengapa mereka mengatakan untuk meminta hal terkecil kepada Allah adalah untuk memperhatikan kebutuhan, ketidakberdayaan, kehinaan, dan kemiskinan kita sendiri untuk mencapai kebenaran betapa miskinnya kita. Jika Allah Swt tidak menolong kita, tidak memberi kita kemudahan, pikiran dan kekuatan, kita bahkan tidak akan mendapatkan tali sepatu yang kita inginkan!

Seorang tokoh mengatakan, Kebutuhan kita adalah cara untuk berkomunikasi dengan Tuhan, bahkan yang paling kecil dan paling biasa sekalipun, seperti kebutuhan akan sandang dan pangan, adalah mediator yang mendekatkan hamba yang beriman kepada Allah. Ketika seorang hamba menghadapkan wajahnya kepada Allah untuk memenuhi semua kebutuhannya dan mulai berdoa, dan ketika dia menerima rezekinya, dia memuji dan berterima kasih kepada Allah dan puas hatinya dengan keridhaan Allah. Semua ini akan memperkuat hubungannya dengan Sang Pencipta.

Ketika seorang hamba lapar, dia memulai makannya dengan Bismillah dan mengingat Allah, lalu mengakhirinya dengan Alhamdulillah, dia mengucapkan pujian dengan setiap tegukan air, dan ini adalah kedekatan dengan Allah. Maka marilah kita jadikan segala kebutuhan kita sebagai sarana untuk memperoleh ridha Allah dan memohon kepada Allah segala keinginan kita, baik dalam urusan penting dunia maupun akhirat, dan seperti imam kita, mari kita persembahkan seperti ini:

اللَّهُمَّ إِنِّی أَسْأَلُکَ قَلِیلاً مِنْ کَثِیرٍ مَعَ حَاجَةٍ بِی إِلَیْهِ عَظِیمَةٍ، وَ غِنَاکَ عَنْهُ قَدِیمٌ وَ هُوَ عِنْدِی کَثِیرٌ، وَ هُوَ عَلَیْکَ سَهْلٌ یَسِیرٌ

Ya Allah, aku memohon kepada-Mu sedikit dari sekian banyak (hajatku) yang aku sangat membutuhkannya, sedangkan ketidakbutuhan-Mu kepadanya (telah terbukti) sejak zaman azal dan hajat itu sangat banyak bagiku serta hal itu sangatlah mudah bagi-Mu.