KENABIAN (lanjutan)



Tingkatan Para Nabi
Tingkatan para nabi terbagi menjadi dua bagian:

1. Bukan ulul 'azmi; para nabi yang ruang lingkup tablighnya terbatas dan tidak memiliki kitab serta ajaran baru.

2. Ulul'azmi; para nabi yang memiliki agama, ajaran serta kitab langit. Ruang lingkup seruan mereka lebih luas. Pada pembagian ini, terdapat lima sosok besar. Masing-masing dari mereka menempati bagian khusus dalam sejarah yang bertugas untuk memberikan petunjuk pada manusia serta menyampaikan firman-firman Tuhan kepada masyarakat dari timur dunia hingga barat. Mereka antara lain: Nabi Nuh as, Nabi Ibrahim as, Nabi Musa as, dan Nabi Muhammad saw.

Silsilah kenabian berakhir dengan hadirnya sosok suci Nabi Muhammad saw sebagai Nabi terakhir. Ajaran universal Islam dari sisi pengetahuan agama serta undang-undang kemasyarakatan, disusun sedemikian rupa sehingga mampu menjawab berbagai kebutuhan masyarakat pada setiap masa. Karena Islam berupa seperangkat undang-undang, syari'at terakahir serta risalah abadi. Maka, Islam menjadi penghapus bagi agama-agama sebelumnya. Oleh karena itu, tidak layak mengikuti agama selain Islam. Sebagaimana firman Tuhan dalam Al Qur'an:"barangsiapa yang menerima agama selain Islam, maka tidak akan diterima dan di akhirat termasuk orang-orang yang merugi. (QS. Ali imran: 85).


Nabi Muhammad Saw
Dalam tulisan ini, tidak tepat kiranya mengulas sosok yang demikian agung. Namun, pada kesempatan ini, izinkanlah untuk menyajikan sekelumit kehidupan emas beliau.

Nama agung manusia mulia ini adalah Muhammad yang artinya terpuji. Ayah beliau bernama Abdullah, sedang ibunya yang mulia bernama Aminah binti Wahab. Hari kelahiran manusia agung ini merupakan fenomena penciptaan yang luar biasa serta sumber anugerah dan rahmat. Beliau lahir dini hari pada hari jum'at, 17 rabiul awal tahun gajah di kota makkah yang mulia. Pada tanggal 27 rajab tahun 610 masehi, dalam usianya yang ke empat puluh tahun, beliau diangkat menjadi Nabi. Ketika itu Jibril datang menemui beliau saw serta menyampaikan pesan Tuhan untuk pertama kalinya berupa lima ayat pertama surat al Alaq (1-5).

Beliau mulai menyampaikan firman Allah Swt kepada masyarakat secara perlahan sesuai situasi dan kondisi ketika itu. Terutama kerasnya penolakan dari pihak musuh penyembah berhala serta sikap tidak beradab dari orang-orang quraisy. Setelah beberapa waktu, tibalah perintah Tuhan untuk menyerukan Islam kepada keluarganya.(QS. As SYu'ara: 214). Kemudian, barulah tuhan memerintahkan untuk berdakwah secara terang-terangan. Sebagaimana diserukan dalam Al Qur'an surat al Hijr ayat 94-95:"apa yang diperintahkan kepadamu, sampaikanlah (secara terbuka)…".

Nabi Muhammad saw memulai seruannya menyampaikan firman tuhan di masjid Haram serta berbagai pusat aktivitas public di kota Makkah. Beliau pun menyerukan kalimat indah tauhid tiada tuhan selain Allah". Beliau berhadapan dengan penentangan kaum musyrikin dan menjadi sasaran gangguan yang luar biasa dari mereka, sampai Rasul saw sendiri bersabda:"tidak ada satu pun dari para Nabi yang mendapat gangguan seperti yang menimpaku".


Orang yang Pertama Masuk Islam
Terdapat kesepakatan bersama, didukung pendapat berbagai ahli tafsir dan sejarawan bahwa lelaki yang pertama kali menerima Islam, pada gelombang pertama dakwah Nabi Muhammad saw adalah Imam Ali as sedangkan dari kelompok perempuan, istri setelah beliau, Sayyidah Khadijah sa. Selanjutnya, sebagian kelompok kecil mulai menerima seruan Nabi saw. Mereka berhadapan dengan penyiksaan, boikot ekonomi serta tekanan masyarakat kaum musyrikin Mekah.


Hijrah ke Madinah
Pada tahun ketiga belas kenabian, kaum musyrikin Mekah bersepakat untuk membunuh Nabi Muhammad saw. Kekejian perlakuan mereka telah sampai pada batas yang mengharuskan Rasulullah saw atas perintah Allah Swt, hijrah ke kota madinah pada malam hari. Hijrah yang penuh berkah ini, menjadi tonggak sejarah yang jelas bagi kaum muslimin. Berbagai peristiwa sejarah disandarkan pada tahun ini.

Di kota Madinah, jumlah kaum muslimin semakin bertambah dan terbentuklah pemerintahan Islam. Kekuatan serta serta kebesaran agama ini, hari demi hari semakin Nampak sampai seluruh peradaban dunia berada dibawah pengaruh dan ajaran agama Islam yang mulia.

Selang beberapa waktu setelah Nabi Muhammad saw menetap di kota Madinah, berdasarkan serangan kaum musyrikin, Yahudi, Kristen terhadap Islam serta kerjasama mereka untuk memusnahkan pemerintahan baru Islam dan mencegah tersebarnya agama monotheis serta penegak keadilan ini. Kondisi demikian memaksa Rasulullah saw terlibat dalam berbagai pertempuran besar maupun kecil.

Meskipun Nabi Muhammad saw dalam seluruh pertempuran serta peperangan bertujuan untuk menghilangkan akar kemusyrikan. Beliau juga berhadapan dengan para pengkhianat. Namun Rasulullah saw lebih mencintai perdamaian, dalam hal ini Imam Ali as menjelaskan:"dalam medan pertempuran, tidak ada seorang pun yang mendekat kepada musuh lebih dari Nabi Muhammad saw. Tetapi pada dasarnya, beliau mencintai perdamaian. Beliau juga bersikap lembut, pemaaf serta penyayang". Oleh karena itu, sejarah membuktikan bahwa jumlah korban kedua belah pihak, dari 80 peperangan, tidak lebih dari 1400 orang.


Pemimpin Dunia dan Akhirat
Nabi Muhammad saw setelah beberapa waktu menetap di kota Madinah, melalui petunjuk wahyu serta perintah langit, menjadi penerang berbagai urusan agama dan dunia masyarakat. Beliau menjelaskan kepada masyarakat sesuai dengan ketentuan wahyu bagaimana perilaku yang seharusnya dilakukan orang yang lebih besar terhadap yang lebih kecil, ayah terhadap anaknya dan sebaliknya, suami terhadap istrinya dan sebaliknya, perilaku antar tetangga, penguasa terhadap rakyat dan sebaliknya, perilaku kaum muslimin satu sama lainnya, bagaimana cara member dan menerima, bagaimana mengelola sebuah masyarakat, berpolitik dan ekonomi, menjadi seorang hamba serta beribadah.
Rasulullah saw sendiri, lebih dari yang lain menaati serta menjalankan Islam. Beliau berdasarkan perintah wahyu menyerukan persaudaraan, persamaan, menghilangkan sikap fanatic kelompok yang berlebihan serta menghapus sekat-sekat pemisah antar kelas. Beliau juga melepaskan berbagai rantai, ikatan penghambaan jahiliah serta menghadiahkan kebebasan pada seluruh masyarakat dunia.

Rasulullah saw dalam menjalankan roda pemerintahan menjadi sumber manifestasi rahmat Tuhan, keadilan Islam, pemusnah kezaliman, musyawarah, nasihat, keberanian serta pemaaf. Tidak terlihat sedikit pun tanda kedengkian serta balas dendam di hatinya. Beliau merupakan tauladan nyata seorang pemimpin Islam di dunia.

Nabi saw mengutamakan orang lain dari dirinya sendiri. Beliau cukup hanya dengan dua kurma dan air, sedang daging dan gandum diberikan kepada yang lain. Beliau hanya mengenakan baju kasar, sedangkan pakaian lembut dihadiahkan kepada yang lain. Perlakuan beliau sama terhadap semua orang. Bahkan dalam berbagai pertemuan pun, pandangan beliau selalu mengitari semua yang hadir, tidak tertuju pada seseorang atau beberapa orang saja.


Haji Wada dan Peristiwa Setelahnya
Setelah Islam sempurna dari sisi undang-undang, dalam haji wada Rasulullah saw menjelaskan mansik haji kepada kaum muslimin. Pada saat kembali, di tempat bernama ghadir khum, beliau menetapkan penggantinya yang tidak lain adalah Ali bin Abi Thalib as. Sehingga kelanjutan risalah ini menjadi jelas. Saat itulah turun ayat Al Qur'an surah al Maidah ayat 3:"pada hari ini telah Ku sempurnakan agama Islam untuk kalian, telah kucukupkan nikmat bagi kalian dan hanya Islam sebagai agama yang diterima".

Tidak lama setelah peristiwa besar itu, Nabi Muhammad saw jatuh sakit, beliau terbaring dalam kondisi demam. Waktu terus berjalan, sakit yang diderita Nabi pun semakin parah. Akhirnya, ruh suci beliau Nabi terakhir menghadap Ilahi pada hari senin, 27 safar tahun ke 11 H. imam Ali as memandikan jenazah suci Rasul saw, sesuai dengan wasiat beliau. Imam as juga yang mengkafani serta menshalatinya. Kemudian para sahabat Nabi yang lain pun secara berkelompok menshalati jenazah Rasulullah saw. Pada hari sabtu, jenazah suci Rasul saw dimakamkan oleh Imam Ali as di kamar (yakni tidak lain adalah kamar Sayyidah Fathimah Zahra as), tempat beliau wafat di kota Madinah (untuk mengetahui lebih jauh kehidupan Nabi Muhammad saw dapat merujuk pada buku laula marah fi tarikh al alam jilid 1 dan 2 karya ayatollah Sayid Muhammad bin Mahdi Huseini Syirazi).

Nabi Muhammad saw pada seluruh hidupnya merupakan menifestasi kesempurnaan serta tauladan nyata dalam menunaikan amanat, ikhlas, jujur, keindahan akhlak, keilmuan, sabar, maaf, pemberani, takwa, keutamaan serta kemuliaan, menjaga kesucian, adil, tawadhu, kesungguhan serta menunaikan kewajiban. Rasul saw dari sisi fisik memiliki bentuk yang sempurna. Wajah mulia beliau begitu indah laksana bulan purnama yang memancarkan cahaya.

Nabi Muhammad saw memiliki keutamaan sebagai Nabi terakhir. Beliau adalah neraca ilmu, keadilan dan keutamaan. Beliau juga merupakan timbangan dunia dan akhirat yang tiada banding di masa lalu dan yang akan datang. Agama beliau merupakan agama terbaik dan kitab beliau pun adalah kitab terbaik. Sebagaimana dijelaskan dalam Al Qur'an surah Fushilat ayat 42 yang artinya:"tidak ada kebatilan dalam Al Qur'an yang diturunkan dari Tuhan yang maha bijaksana dan maha terpuji".


Qur'an sebagai Mu'jizat yang Kekal
Al Qur'an merupakan mu'jizat yang hidup dan bukti risalah Rasulullah saw, berisi tentang berbagai aturan ilahi dan kehidupan manusia yang diturunkan dalam dua puluh tiga tahun. Sekitar 12,5 tahun, yaitu dari sejak Rasul saw diangkat menjadi nabi di Mekah hingga hijrah ke Madinah. Maka, seluruh ayat yang turun ketika itu dinamakan surat makkiyah. Sedangkan sisanya, sejak Rasul saw hijrah ke Madinah dinamakan surat madaniyah. Atas prakarsa beliau Al Qur'an terjaga utuh seperti yang kita saksikan hingga saat ini.

Sebelum jazirah Arab berada dalam masa pemerintahan berhala buatan manusia. Ketika itu, budaya syirik dan penyembahan berhala memenuhi berbagai tempat. Kerusakan moral dalam beragam bentuk memenuhi segenap penjuru jazirah arab seperti pembunuhan bayi perempuan tak berdosa secara hidup-hidup, peperangan antar kabilah, buta huruf dan tindakan biadab lainnya.

Dalam kondisi yang sangat merisaukan ini, datanglah lelaki pilihan tuhan memutuskan rantai kebodohan dan perbudakan di jazirah tersebut. Kedatangan lelaki itu, merubah ruh kebudayaan dari kegelapan dan ketertinggalan budaya menuju keagungan dalam pancaran cahaya iman dan ilmu.

Islam sebagai agama abadi dan penyempurna agama-agama sebelumnya hingga hari kiamat, dan Al Qur'an sebagai petunjuk hidup diturunkan untuk kebahagiaan dunia dan akhirat.


Ketinggian dan Kefasihan Bahasa Qur'an
Al Qur'an selain berisi pembahasan ilmiah yang membawa kepada kemajuan berfikir, tetapi pada dasarnya Al Qur'an adalah mu'jizat langit. Oleh karena itu, adanya berbagai formula tersembunyi menjadi daya tarik yang tidak henti-hentinya bagi manusia. Ketika itu, masyarakat hijaz yang memiliki selera sastra tinggi dengan keindahan gaya bahasanya, tidak berdaya menghadapi keindahan Al Qur'an. Padahal, sejak Rasul saw diangkat menjadi Nabi dan awal kehadiran al Qur'an, mereka dapat dengan mudah menggunakan kemampuan memilih dan menyusun kalimat yang indah dengan bahasa ibu mereka sendiri untuk menantang Al Qur'an. Dari pada menempuh berbagai cara kekerasan. Al Qur'an sendiri menghadapi para penentangnya dengan ketinggian dan kefasihan bahasanya.

Para ahli bahasa dan penyair terkenal arab, setelah melihat keindahan susunan bahasa Al Qur'an, segera mencabut karya terbaik kebanggaan mereka mu'allaqatussab'ah yang ditulis dari tinta emas. Karena, karya sastra terbaik mereka tidak berdaya menghadapi Al Qur'an.

Dengan berjalannya waktu, hingga saat ini tak ada seorang pun dari para pakar sastra dan penulis ulung di setiap masa maupun menghadapi al Qur'an.

Al Qur'an merupakan cahaya keabadian dan jalan petunjuk manusia menuju kemanusiaan, kebahagiaan dan keselamatan dengan kualitas terbaik, sebagaimana Al Qur'an menuturkannya dalam surat al Hijr ayat 9 yang artinya:"inilah al qur'an yang menunjukkan kepada manusia jalan terbaik dan orang-orang yang berbuat baik dan beriman akan mendapatkan pahala yang besar disisi Allah Swt" karena al qur'an adalah mu'jizat abadi Rasulullah saw yang merupakan wahyu ilahi, maka tidak akan pernah padam untuk selamanya, kami menurunkan al Qur'an dan sesungguhnya kami pula yang akan menjaganya.


Al Qur'an tidak Pernah Mengalami Distorsi
Tidak diragukan lagi penghormatan khusus terhadap kitab-kitab langit dilakukan kaum muslimin. Hal ini tumbuh dari kecintaan mereka terhadap Al Qur'an.

Sejak awal kenabian, kedudukan tinggi Al Qur'an dengan kefasihan bahasanya baik dari sisi kandungan maupun gaya bahasanya tidak tertandingi. Bahkan, tidak seorang pun orator ulung dan ahli sastra arab dengan berbagai syair dan pidato mereka, mampu menandingi Al Qur'an.

Perbedaan antara Al Qur'an dan syair mereka, baik dari sisi isi maupun bentuk, jauh antara langit dan bumi. Apa yang ada tidak pernah terjadi sebelumnya, maka kaum musyrikin menuduh Al Qur'an sebagai sihir supaya masyarakat jauh dari Rasul saw. Namun, seluruh propaganda yang dilakukan tersebut tidak bisa menghentikan dakwah Rasul saw. Malah sebaliknya, setiap hari semakin bertambah besar dan meluas.
Bahkan beberapa kelompok kafir, walaupun tidak beriman kepada Rasul saw, untuk memenuhi rasa haus terhadap sastra mereka, secara sembunyi-sembunyi mendekati rumah Rasul saw dan mendengarkan bacaan al Qur'an beliau saw.


Bacaan dan Hafalan Qur'an
Kaum muslimin baik laki-laki maupun perempuan, tua dan muda memiliki kecenderungan untuk menghafalkan Al Qur'an. Dengan membaca dan mengulang ayat-ayat langit, mengalami kedamaian ruhani dan mendapatkan pelajaran kebahagiaan. Sejak kenabian, lawan maupun kawan, setuju maupun menentang mendengarkan ayat Al Qur'an dan banyak menghafalkannya. Oleh karena itu, tidak terbatas hanya pada kelompok tertentu. Sejak awal seluruh kaum muslimin bersama Al QUr'an. Bahkan diluar shalat pun, ayat al Qur'an dibaca, berargumentasi dengannya dan saling mengajarkan diantara sesame muslim. Sekitar dua atau tiga hari setelah turunnya wahyu, banyak dari para sahabat yang hafal.

Disisi lain, adanya sekelompok orang dari sahabat Rasulullah saw yang mengkhususkan diri sebagai penghafal al Qur'an, yang biasa dikenal sebagai Qari' diantara kaum muslimin.

Kelompok lainnya dipimpin oleh Imam Ali as sebagai penulis wahyu. Setiap ayat yang diturunkan, ditulis oleh para sahabat tersebut atas perintah Rasulullah saw dan langsung disaksikan oleh beliau.

Tidak diragukan lagi, sebagian besar surat-surat dalam al Qur'an sejak masa Rasul saw sudah dikenal dan beliau sendiri menunjukkan tempat setiap surat dan ayat. Bahkan pengelompokan surat seperti surat Thuwal, Main dan matsnawi. Rasul saw menamakan setiap surat, keutamaan dan berbagai bacaan. Abdullah bin Mas'ud, Ubai bin Ka'ab serta yang lainnya beberapa kali menemui Rasulullah saw dan membacakannya dihadapan beliau.

Saat ini, Al Qur'an dibukukan tertulis dan diletakkan ditempat khusus di masjid dan tempat-tempat lain, sehingga setiap muslim bisa memanfaatkannya.


Factor Keterjagaan al Qur'an
Al Qur'an terjaga dari setiap penyimpangan. Karena berbagai upaya dilakukan Rasul saw dengan mengarahkan para sahabat dalam mengumpulkan dan menghafal Al Qur'an. Selain itu, kecintaan kaum muslimin yang sangat besar terhadap Al Qur'an dan keabadian kitab ini yang berbeda dari kitab langit lainnya.

Kondisi demikian, berbeda dengan kitab taurat dan injil. Taurat sekitar 1000 tahunan dan injil 300 tahunan tidak berada di tangan masyarakat. Karena berada dalam pengaruh berbagai peristiwa politik dan militer dan setelah bertahun-tahun baru kemudian dikumpulkan. Namun kitab kaum muslimin sejak diturunkan hingga kini, tidak pernah mengalami penambahan atau pun pengurangan.

Al Qur'an sejak masa Rasul saw hingga kini tidak mengalami perubahan. Ulama besar syi'ah dalam rentangan sejarah mengungkapkan Al Qur'an dengan segala kemurnian, kekuatan sanad dan tanpa adanya distorsi sedikit pun. Seperti yang dilakukan Syaikh Shaduq, Syekh Mufid, Sayid Murtadha, syekh Thusi dan syekh Tabarsi serta ulama syi'ah lainnya yang menolak adanya distorsi pada Al Qur'an.

Al Qur'an merupakan kitab langit dan mu'jizat abadi Rasul saw yang tidak ada sedikit pun penyimpangan di dalamnya. Al Qur'an yang tengah berada ditangan kita kini adalah juga Al Qur'an yang diturunkan kepada Rasul saw. Para Ma'shum lainnya juga menggunakannya sebagai timbangan antara benar dan batil. Maka apa yang tidak sejalan dengan Al Qur'an tidak bisa diterima. Berbagai perintah dan nasihat tentang kitab ini antara lain: pentingnya mempelajari al Qur'an, beramal dengan al Qur'an, pahala membaca al Qur'an, menghormati al Qur'an, tata cara membaca, menyimpan dan mendengarkan al Qur'an. Diatas itu semua, menerapkan aturan al Qur'an dalam kehidupan sehari-hari antara lain kehidupan pribadi, social dan budaya. Karena tanpa menerapkannya, tidak sampai pada kemuliaan dan kebahagiaan.