Wanita Karir dan Ibu Rumah Tangga

Sheikh Sa’id Ramadhan Al-Buthi, di sela-sela jawaban beliau ketika ditanya pendapatnya tentang wanita karir, beliau bercerita:

Istri saya adalah seorang guru, ketika saya lamar, dia bertanya akan pendapat saya tentang posisinya sebagai wanita karir. Saya menjawab, “Tidak masalah, syariat tidak melarang. Tapi yang penting adalah kita dapat menciptakan kebahagian dalam kehidupan berkeluarga.”
Setelah itu, dimulailah masa-masa pernikahan dan kehidupan berkeluarga. Dan saya membiarkannya sibuk bekerja. Sedangkan saya banyak mengerjakan pekerjaan dapur. Tapi saya punya tujuan di balik tingkah saya ini. Setiap pulang dari kerja, dia mendapati semua pekerjaannya sudah beres.Akhirnya dia merasa sangat iri. Dan keadaan terus berlangsung seperti ini. Sampai pada suatu hari dia berkata pada saya,”Apakah menurutmu ini semua wajar?”

Saya bilang, “Lha menurutmu gimana? Bagi saya sih yang penting kehidupan di rumah ini nyaman bagi suami maupun istri. Kalau menurutmu keadaan seperti ini dapat mewujudkan kebahagiaan kita berdua, maka kita lanjutkan.”

Lalu dia menjawab, “Demi Allah, sama sekali tidak. Karena dengan demikian maka angan-anganku tidak tercapai.”

Saya pun menjawab, “Demikian pula dengan angan-anganku.”

Setelah itu dia sendiri yang memutuskan untuk berhenti bekerja tanpa perintah, wasiat atau anjuran sama sekali dari saya.

Syariah Islamiyah tidak melarang, selama kemaslahatan terjaga sesuai dengan porsinya.
Oleh: Arief Assofi /Suara al-Azhar