Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Al Qur'an Al Karim

Kisah-Kisah Menghidupkan Orang Mati dalam Al-Qur’an

Kisah-Kisah Menghidupkan Orang Mati dalam Al-Qur’an

Inilah beberapa kisah menghidupkan orang yang mati yang di abadikan oleh Al-Qur’an. Sekali lagi, Allah menghidupkan manusia yang mati di dunia sebagai bukti kekuasaan-Nya bahwa semua manusia kelak akan dibangkitkan kembali di Hari Kiamat.

Baca Yang lain

Mauidhoh dalam Al-Qur’an

Mauidhoh dalam Al-Qur’an Siapa yang berbuat baik, maka kebaikannya untuk dirinya sendiri. Dan siapa yang berbuat buruk, maka keburukan itu pasti akan kembali kepada dirinya pula. Karena Allah telah menjanjikam beragam kemuliaan di dunia dan akhirat bagi orang-orang Sholeh dan adzab serta kerugian bagi orang-orang durjana.

Baca Yang lain

Al-Qur’an Ingin Membahagiakanmu, Bukan Menyulitkanmu !

Al-Qur’an Ingin Membahagiakanmu, Bukan Menyulitkanmu ! Coba renungkan bagaimana awal dari Surat Thaha menyebutkan bahwa Al-Qur’an diturunkan untuk mengajakmu pada kebahagiaan bukan membebani atau menyengsarakanmu, lalu di akhir surat ini di tekankan kembali tentang siapa sebenarnya yang sengsara dan siapa sebenarnya yang bahagia.

Baca Yang lain

5 Keinginan Manusia dalam Al-Qur’an

5 Keinginan Manusia dalam Al-Qur’an “Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sendagurauan, perhiasan dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan.” (QS.Al-Hadid:20)

Baca Yang lain

Malaikat dalam Perspektif al-Qur’an

Malaikat dalam Perspektif al-Qur’an Baik al-Qur’an dan Filsafat Islam memaknai malaikat sebagai perantara baik perantara pencipta dengan ciptaannya maupun perantara antara hirarki cahaya tertinggi dengan cahaya yang terlemah (manusia). Al-Qur’an dan filsafat mengamini adanya malaikat dengan berbagai macam perbedaan istilahnya, tetapi tidak mengubah eksistensi dan substansi dari malaikat itu sendiri. Dengan demikian, bahwa keberadaan malaikat itu benar berdasarkan argumentasi di atas dan meyakininya memerlu satu bangunan argumen rasional karena malaikat bukan sesuatu yang bisa dibuktikan secara kasat mata.

Baca Yang lain

Seri Dua Contoh Yang Berbeda dalam Al-Qur’an (Bag. Akhir)

Seri Dua Contoh Yang Berbeda dalam Al-Qur’an (Bag. Akhir) Al-Qur’an dalam ayat di atas menggunakan metode “pertanyaan” untuk penenakanan bahwa kedua tipe ini benar-benar jauh berbeda. Tentunya Al-Qur’am tidak benar-benar sedang bertanya. Karena mana mungkin bisa disamakan antara mereka yang tenggelam dalam kelalaian dunia dengan mereka yang bertakwa kepada Allah Swt ?

Baca Yang lain

Menjawab Soal-soal Seputar Syahadah Fatimah Zahra as (bagian3)

Menjawab Soal-soal Seputar Syahadah Fatimah Zahra as (bagian3) Terkait khutbah ini, Arbali menyatakan bahwa ia mengambilnya dari kitab “Saqifah” ulama Ahlu Sunnah terkemuka Abu Bakar Jauhari. Sangat disayangkan, kitab Saqifah ini telah lenyap, namun Ali bin Isa Arbali dan juga Ibnu Abil Hadid dalam kitab Syarah Nahujul Balaghah telah memanfaatkannya. Abu Bakar Jauhari juga menyebutkan khutbah ini dengan menukil dari Umar bin Syubbah. Artinya, khutbah Fadak ini terdapat dalam referensi-referensi Ahlu Sunnah yang dinukil oleh Syiah dan oleh Sunni.

Baca Yang lain

Seri Dua Contoh Yang Berbeda dalam Al-Qur’an (bag 4)

Seri Dua Contoh Yang Berbeda dalam Al-Qur’an (bag 4) Akhirat bukanlah tempat bagi mereka yang sombong dan berbuat durjana. Karena akhir yang baik hanya dimiliki oleh orang-orang yang bertakwa. Dari kisah ini, kita bisa melihat dimana posisi kita. Apakah kita termasuk orang-orang yang silau dengan dunia dan hanya sibuk untuk mengejarnya ?

Baca Yang lain

Seri Dua Contoh Yang Berbeda dalam Al-Qur’an (Bag 3)

Seri Dua Contoh Yang Berbeda dalam Al-Qur’an (Bag 3) “Barangsiapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia.” (QS.Al-Ma’idah:32) Itulah pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah Qobil dan Habil. Semoga bermanfaat.

Baca Yang lain

Seri Dua Contoh Yang Berbeda dalam Al-Qur’an (Bag 2)

Seri Dua Contoh Yang Berbeda dalam Al-Qur’an (Bag 2) Kisah putra Nabi Nuh as dan putra Nabi Ibrahim as di abadikan oleh Allah Swt dalam Al-Qur’an. Di satu sisi ada putra yang sangat berbakti dan di sisi lain ada putra yang sangat durhaka. Kisah putra Nabi Ibrahim as yaitu Ismail terekam dalam Surat As-Shofat dari ayat 100-107.

Baca Yang lain

Seri Dua Contoh Yang Berbeda dalam Al-Qur’an (Bag 1)

Seri Dua Contoh Yang Berbeda dalam Al-Qur’an (Bag 1) Sementara kawannya adalah gambaran indah tentang seorang mukmin yang  bangga dengan imannya, ia selalu pasrah dan bergantung total dengan Allah Swt. Ia selalu bersyukur dan yakin bahwa tiada kekuatan yang mampu memberinya sesuatu selain kekuatan Allah Swt. Dan pada akhir cerita Allah Swt menghancurkan dua kebun yang dimiliki oleh orang congkak tersebut. Sebagai pelajaran bahwa dunia ini hanya sementara dan jangan menghina dan merendahkan orang miskin.

Baca Yang lain

Tanda dan Keutamaan Qolbun Salim

Tanda dan Keutamaan Qolbun Salim Kali ini kita akan menyebutkan apa saja tanda dan keutamaan القَلبُ السَّلِيم hati yang bersih (hati yang selamat) ? 1. Hati yang memiliki ketentraman.

Baca Yang lain

Apa Perbedaan Antara Kalimat “Al-Abawain” dan “Al-Walidain” dalam Al-Qur’an ?

Apa Perbedaan Antara Kalimat “Al-Abawain” dan “Al-Walidain” dalam Al-Qur’an ? Adapun pesan-pesan yang mengandung perasaan, seperti doa untuk orang tua, berbuat baik kepada orang tua dan permononan maaf dari orang tua, semua itu menggunakan kalimat “Al-Walidain”.

Baca Yang lain

Macam-macam Adab Berbicara dalam Al-Qur’an

Macam-macam Adab Berbicara dalam Al-Qur’an “Dan katakanlah kepada mereka perkataan yang membekas pada jiwanya.” (QS.An-Nisa’:63) Itulah beberapa ayat tentang komunikasi dengan orang lain dalam Al-Qur’an. Semoga bermanfaat.

Baca Yang lain

Begini Penjelasan Al-Quran tentang Keutamaan Sikap Pemaaf

Begini Penjelasan Al-Quran tentang Keutamaan Sikap Pemaaf Kita tahu, bahwa mahkota adalah lambang kemuliaan dan keagungan. Hanya orang-orang yang terhormatlah yang layak memakai mahkota. Maka, orang yang sering memaafkan kesalahan orang lain, mereka adalah orang-orang yang terhormat, baik di bumi maupun di langit.

Baca Yang lain

Apa Pengertian Allah SWT Menyesatkan?

Apa Pengertian Allah SWT Menyesatkan? Karena ada kesan bahwa penyesatan yang dilakukan Allah SWT ini bertentangan dengan hikmah ilahi yang seharusnya justru menunjuki hamba-Nya menuju kesempurnaan, maka perlu ada penjelasan tentang pengertian penyesatan yang dilakukan Allah SWT tersebut.

Baca Yang lain

Sandaran utama adalah ilmu dan keyakinan Al-Isra : 36

Sandaran utama adalah ilmu dan keyakinan Al-Isra : 36 Beberapa orang ada yang bisa berubah karena kemilau harta dunia, pendapatnya bisa berubah sesuai uang sogokan yang ia terima, benar dia sudah S3 sarjana hukum, sudah menjadi hakim, tapi selama dia tidak mengamalkan nilai-nilai kebenaran maka kepantasan dan kelayakan untuk menjadi tempat rujukan tidak lagi bisa dia sandang.

Baca Yang lain

Jangan Biarkan Harimu Terlewat Tanpa Menyentuhnya !

Jangan Biarkan Harimu Terlewat Tanpa Menyentuhnya ! Walau engkau sakit, walau sedang dalam medan perang, walau sedang banting tulang mencari rezeki, walau sesibuk apapun dirimu, jangan pernah tinggalkan Al-Qur’an.

Baca Yang lain

Konsepsi Eksistensi Alam Semesta dalam Perspektif al-Qur’an

Konsepsi Eksistensi Alam Semesta dalam Perspektif al-Qur’an Cara pandang kedua membangun relasi antara manusia dengan alam semesta dengan cara yang harmoni. Manusia dengan alam semesta merupakan alam dalam bentuk makro dan mikro, keduanya memiliki relasi dengan sesuatu yang lebih ultima, metafisik. Manusia dengan alam semesta memiliki level yang sama sebagai ciptaan Tuhan dan berrelasi dengan Tuhan. Oleh karena itu, bukan hanya alam semesta yang melayani manusia, melainkan manusia perlu menjaga alam dengan baik sehingga terjadi harmonisasi yang berkesinambungan di alam ini.

Baca Yang lain

Kaidah Al-Qur’an Yang Mengantarmu Pada Kebahagiaan Dunia dan Akhirat

Kaidah Al-Qur’an Yang Mengantarmu Pada Kebahagiaan Dunia dan Akhirat Jangan pernah bersandar kepada orang dzalim dan cenderung kepada mereka. Cenderung artinya berharap dan berlindung kepada orang-orang yang dzalim. Karena kecenderunganmu kepada mereka akan menyeretmu menjadi bagian dari kedzalimannya.

Baca Yang lain