Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Akhlak

Tawadhu (6/Selesai)

Tawadhu (6/Selesai)

‘Aku berwasiat kepadamu dengan sembilan sesuatu, sesungguhnya ini adalah wasiatku bagi orang yang menghendaki jalan menuju Allah Ta’ala. Aku berharap Allah memberimu taufik menggunakannya. Tiga antaranya berkenaan dengan penempaan jiwa, tiga lainnya berkenaan dengan lemah lembut, dan tiga lagi berkenaan dengan ilmu. Maka jagalah wasiat ini, dan janganlah menyepelekannya.’”

Baca Yang lain

Tawadhu (5)

Tawadhu (5) Ilmu dan ibadah menimbulkan kibir jika tidak memenuhi syarat, sedangkan jika memenuhi syarat maka yang terjadi adalah sebaliknya, menyebabkan tawadhu’ dan khusyuk.

Baca Yang lain

Tawadhu (3)

Tawadhu (3) Takabur atau kibir juga bisa disebabkan oleh perasaan yang justru kerdil dan hina. Orang yang berperasaan demikian akan cenderung berusaha untuk menebusnya dan membalas orang lain yang dinilainya telah menganggap dirinya hina. 

Baca Yang lain

Tawadhu (2)

Tawadhu (2) Ujub merupakan salah satu penyebab kibir. Orang yang takjub pada dirinya praktis merasa unggul atas orang lain. Banyak riwayat yang mencela ujub, antara lain sebagai berikut;

Baca Yang lain

Tawadhu (1)

Tawadhu (1) “Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.”

Baca Yang lain

Akhlak Mulia (3/Selesai)

Akhlak Mulia (3/Selesai) “Wahai Ali, ambillah uang dirham ini lalu belikan aku baju untuk aku pakai.”

Baca Yang lain

Akhlak Mulia (2)

Akhlak Mulia (2) “Urusanku yang diletakkan dalam timbangan pada hari kiamat tidak ada yang lebih baik daripada akhlak mulia.”

Baca Yang lain

Akhlak Mulia (1)

Akhlak Mulia (1) Akhlak mulia yang dimaksud dalam artikel ini ialah pengertiannya yang pertama dan spesifik, yakni perlakuan dan pergaulan yang baik dengan sesama.

Baca Yang lain

Ketika Kesombongan Telah Menyatu Didalam Hati

Ketika Kesombongan Telah Menyatu Didalam Hati Kesombongan termasuk sifat yang paling keji menurut Al-Qur’an. Dari kesombongan itu akan lahir kekejian dan kebiadaban yang lainnya.  

Baca Yang lain

Pengorbanan (4/Selesai)

Pengorbanan (4/Selesai) Telah disebutkan sebelumnya bahwa firman Allah “…dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. ….”

Baca Yang lain

Pengorbanan (3)

Pengorbanan (3) Mereka menunaikan nazar dan takut akan suatu hari yang azabnya merata di mana-mana. Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan.

Baca Yang lain

Pengorbanan (2)

Pengorbanan (2) Ada pula yang menyebutkan bahwa salah seorang sahabat mendapat hadiah berupa kepala hewan panggang  karena dia telah bersusah payah untuk mendapatkannya. Tapi ternyata dia berkeliling menyilakan para tetangganya untuk ikut menikmatinya terlebih dahulu. Sebanyak sembilan orang ikut menikmatinya sehingga dia hanya mendapatkan sisanya, lalu turunlah ayat tersebut.

Baca Yang lain

Pengorbanan (1)

Pengorbanan (1) “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.”

Baca Yang lain

Kejujuran (5/Selesai)

Kejujuran (5/Selesai) Penjelasan beserta nash atau teks-teks suci yang telah disebutkan di bagian-bagian sebelumnya bahwa cinta merupakan esensi dan ruh iman tentu tidak berarti kita cukup dengan hanya merasa mencintai Ahlul Bait as lalu mengabaikan berbagai kewajiban dan mengentengkan larangan sebagaimana yang difahami oleh banyak kalangan awam.

Baca Yang lain

MANUSIA YANG MAMPU MENGALAHKAN DIRINYA

MANUSIA YANG MAMPU MENGALAHKAN DIRINYA  Sederhana sekali kata-kata itu, tetapi dalam maknanya. Karena mengalahkan diri sendiri adalah pertarungan terbesar dalam sejarah manusia..

Baca Yang lain

Kejujuran (4)

Kejujuran (4) Iman yang “jujur” adalah iman yang membekas dalam kepekaan dan emosionalitas. Hal ini antara lain dikukuhkan dalam berbagai riwayat yang menjadikan cinta sebagai bagian dari iman atau agama, antara lain sebagai berikut

Baca Yang lain

Kejujuran (3)

Kejujuran (3) Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib telah memberikan ungkapan yang sangat indah mengenai kejujuran atau kebenaran dalam beriman, yaitu ketika beliau menyifati keadaan orang-orang yang bertakwa.

Baca Yang lain

Kejujuran (2)

Kejujuran (2) jujur sebagai lawan pelanggaran, yaitu jujur dalam berjanji. Jika seseorang berjanji tapi dia mengetahui bahwa dia akan melanggarnya maka dustanya akan kembali kepada dusta dengan tipe dan makna yang pertama.

Baca Yang lain

Kejujuran

Kejujuran Ta’at dan mengucapkan perkataan yang baik (adalah lebih baik bagi mereka). Apabila telah tetap perintah perang (mereka tidak menyukainya). Tetapi jikalau mereka benar (imannya) terhadap Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka.

Baca Yang lain

Hakikat syukur

Hakikat syukur Ketahuilah bahwa arti bersyukur adalah menghargai ni’mah (karunia, nikmat, pemberian, anugerah) yang diberikan oleh sang Maha Pemurah (Mun’im), dan terlihatnya pengaruh-pengaruh pernghargaan ini di hati, di lidah, dan dalam tindakan serta gerakan tubuh.

Baca Yang lain