Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Agama & Aliran

Setelah Bermazhab, What’s Next?

Setelah Bermazhab, What’s Next?

Ketika seseorang merasa cukup alasan berupa interpretasi, inferensi dan konklusi untuk menjadi penganut sebuah agama, maka secara niscaya dia juga, disadarinya atau tidak, mempersepsi agama apapun yang tak dianutnya meski secara umum, tidak rinci dan mendalam. Hal ini juga dilakukan oleh penganut agama terhadap aneka aliran atau ragam info yang berlainan bahkan sebagian bertolak belakang dalam satu agama yang dianutnya.

Baca Yang lain

Kitab Bukhari dan Muslim Muat Riwayat yang Menentang Pemikiran Takfir

Kitab Bukhari dan Muslim Muat Riwayat yang Menentang Pemikiran Takfir Dapat disaksikan dalam riwayat ini bahwa hanya dengan mengucapkan kalimat “la ilaha illallah” jiwa seseorang telah mendapat perlindungan. Padahal jika diperhatikan kondisi yang ada, sangat memungkinkan ucapan tersebut hanya bentuk dari upaya perlindungan diri. Sebagaimana Usmah juga menganggap tindakan lelaki yang ada dalam hadis di atas seperti itu. Namun, Rasulullah Saw telah memberikan pernyataan yang tegas bahwa yang menjadi tolok ukur adalah lahiriah seseorang. Dan ucapan “la ilaha illallah” secara lahiriah sudah cukup untuk menjadikan seseorang masuk ke dalam perlindungan Allah Swt.

Baca Yang lain

Hadis Nabi Larang Pelabelan Kafir dan Syirik Terhadap Sesama Muslim

Hadis Nabi Larang Pelabelan Kafir dan Syirik Terhadap Sesama Muslim Artinya, dengan mengucapkan syahadat, seseorang telah masuk kedalam lingkup Islam. Dengan masuk kedalam lingkaran ini, seseorang akan menjadi terlindungi baik jiwa, harta maupun harga dirinya. Dan salah satu hak pengucap syahadat yang mesti dilindungi sesuai dengan riwayat di atas adalah terbebas dari tuduhan kafir maupun fasik.

Baca Yang lain

Pandangan Takfiri Bertentangan dengan Al-Quran Surat An-Nisa Ayat 94

Pandangan Takfiri Bertentangan dengan Al-Quran Surat An-Nisa Ayat 94 Kesimpulannya bahwa seseorang yang mengucapkan Syahadat telah menjadi seorang muslim dan berhak memperoleh keamanan serta haram darah dan hartanya. Untuk itu pandangan takfiri dengan mengkafirkan mereka yang bersyahadat mentauhidkan Allah Swt, bertentangan dengan Al-Quran, terlebih lagi sampai membunuh dan merampas hartanya.

Baca Yang lain

Raghib Ishfahani dan Zamakhsyari: Al-Quran Tentang Pelabelan Kafir Sesama Muslim

Raghib Ishfahani dan Zamakhsyari: Al-Quran Tentang Pelabelan Kafir Sesama Muslim Lebih dari itu, kedua pakar ini juga menyatakan bahwa berislam dengan menyatakan syahadat telah menjadikan seseorang terlindungi darahnya, sehingga tidak ada yang berhak untuk kemudian mencapnya sebagai kafir atau musyrik yang halal darahnya. Pelabelan kafir atau musyrik berdasarkan dengan ayat di atas yang dibarengi dengan penjelasan kedua tokoh tersebut, merupakan tindakan yang tidak mendapat legimitasi dari al-Quran, atau lebih tepatnya ditetapkan sebagai perbuatan yang salah dan tercela.

Baca Yang lain

Jesus, Roh Tuhan

Jesus, Roh Tuhan Perayaan Natal setiap tahun mengunjungi kalender kita, bangsa Indonesia. Setiap orang senang, baik karena ia adalah hari besar bagi orang Kristen maupun hari libur tanggal merah bagi non Kristen.

Baca Yang lain

Syekh Ibnu Jibrin Kafirkan Rafidhah dengan Empat Alasan

Syekh Ibnu Jibrin Kafirkan Rafidhah dengan Empat Alasan Catatan: Dari beberapa keterangan serta argumentasi yang telah disebutkan di atas, tentunya perlu kajian secara lebih luas dan mendalam untuk menakar kebenarannya. Dan sebagian besar tema-tema dari masalah yang disebutkan tadi telah kami bahas dan akan terus dikaji secara berangkaian dalam situs ini, sehingga dapat dirujuk langsung oleh para pembaca yang budiman seperti dalam tema shialogi, keadilan sahabat, tahrif al-Quran dsb.

Baca Yang lain

Muhammad bin Abdul Wahhab Anggap Ilmu Fikih Sebagai Syirik

Muhammad bin Abdul Wahhab Anggap Ilmu Fikih Sebagai Syirik Pernyataan di atas menunjukkan bahwa Muhammad bin Abdul Wahhab menilai ilmu Fikih sebagai sebuah kesyirikan. Hal ini melazimkan bahwa pemimpin kelompok ini menganggap para ulama yang mengajarkan ilmu Fikih pada kaum muslimin sama seperti mengajarkan kesyirikan, dan kitab-kitab Fikih yang ada di kalangan kaum muslimin dianggap kitab yang berisi kesyirikan. Tentu ini merupakan pandangan yang ekstrim, sebab mayoritas kaum muslimin menjalankan aktifitas syariat agama dengan belajar ilmu Fikih yang diajarkan oleh para ulama.

Baca Yang lain

Islam Jawa dan Budaya Indonesia yang Melekat

Islam Jawa dan Budaya Indonesia yang Melekat Islam yang terus tumbuh di kalangan masyarakat Indonesia memiliki ciri khas tersendiri. Perpaduan budaya dan Islam tidak bisa dipisahkan antara keduanya. Hal demikianlah dalam buku ini menjadikan unik atas penyajiannya. Dalam Islam lokal, setiap masalah hidup atau penyakit yang menimpa masyarakat memiliki cara penyembuhan dengan menggunakan keyakinal Islam lokal. Itulah Mark menyebutnya dengan komponen integral dalam Islam lokal yang berkembang di Jawa.

Baca Yang lain

Islam, Sains dan Teknologi (1)

Islam, Sains dan Teknologi (1) Tulisan ini akan mengambil pendekatan kelima. Di bagian pertama, akan digambarkan singakat mengenai kemajuan sains dan teknologi, semacam “kaleidoskop”. Tentu saja hanya akan memilih beberapa hal yang berkaitan dengan kehidupan kita sebagai kaum Muslim. Di bagian kedua, akan ditawarkan apa yang harus dilakukan umat Islam dalam menghadapi perkembangan sains dan teknologi dewasa ini.

Baca Yang lain

Muhammad bin Abdul Wahab: Tidak Ada yang Paham Makna Islam dan Tauhid Sebelumku

Muhammad bin Abdul Wahab: Tidak Ada yang Paham Makna Islam dan Tauhid Sebelumku Konsekuensi dari pernyataan ini, tentunya sama saja dengan mengkafirkan serta menganggap musyrik semua orang sebelum Muhammad bin Abdul Wahab. Sebab sebelum kemunculannya, semua orang salah dalam mempersepsikan Islam dan tauhid.

Baca Yang lain

Muhammad bin Abdul Wahhab Anggap Fakhruddin Ar-Razi telah Murtad

Muhammad bin Abdul Wahhab Anggap Fakhruddin Ar-Razi telah Murtad Dari catatan di atas kita bisa melihat bahwa Fakhruddin Ar-Razi diklasifikasikan sebagai penyembah bintang-bintang. Sehingga Muhammad bin Abdul Wahhab berpandangan dan menganggap Fakhruddin Ar-Razi telah murtad atau keluar dari Islam.  

Baca Yang lain

Ulama Wahabi Sebut Negeri-Negeri Islam Dipenuhi Kemusyrikan, Terlebih Irak dan Mesir

Ulama Wahabi Sebut Negeri-Negeri Islam Dipenuhi Kemusyrikan, Terlebih Irak dan Mesir Dari pernyataan di atas dapat dipahami bahwa penulis kitab tadi memiliki pandangan bahwa negeri-negeri Islam telah dilanda musibah kemusyrikan, bid’ah, keburukan serta kerusakan. Yang mana hal tersebut berarti dinisbahkan kepada kebanyakan kaum muslimin yang ada di wilayah tersebut meskipun dalam hal ini ia juga menafikannya dari segelintir orang yang dianggapnya sebagai muslim sejati. Dan seperti yang sudah jelas pada tulisan-tulisan sebelumnya, bahwa kelompok ini berkeyakinan bahwa kebenaran hanya berada di pihaknya bukan selainnya.

Baca Yang lain

Kelompok Wahabi Anggap Pengikut Asy’ari dan Al-Maturidi Sesat dan Bukan Bagian dari Ahlussunnah wal Jamaah

Kelompok Wahabi Anggap Pengikut Asy’ari dan Al-Maturidi Sesat dan Bukan Bagian dari Ahlussunnah wal Jamaah Di tulisan sebelumnya, kita melihat kelompok ini (Wahabi) telah menganggap sesat para pengikut Asy’ari karena menganggap ajaran pengikut ini bersumber dari Yahudi atau filosof. Tak berbeda jauh dengan tulisan sebelumnya, kali ini kita akan melihat di literatur kitab mereka (Wahabi) lainnya, bahwa kelompok Wahabi menganggap para pengikut Asy’ari dan Al-Maturidi sebagai kelompok yang sesat. Mereka juga menganggap para pengikut Asy’ari dan al-Maturidi bukanlah bagian dari Ahlussunnah wal Jamaah.

Baca Yang lain

Islam Agama Pembebasan Kaum Tertindas Bag 1

Islam Agama Pembebasan Kaum Tertindas Bag 1 Nabi-Nabi Ibrahimiah sebalikya, mereka berasal dari lingkungan rakyat jelata, berdakwah bermula dari kalangan rakyat jelata, dan pengikut-pengikut pertama mereka juga datang dari kalangan rakyat jelata. Mislanya histori Nabi Ibrahim as yang menentang Raja Namrud. Nabi Musa as lahir dari rakyat jelata, membela kelompok yang tertindas – saat itu orang-orang Israel yang dianiaya dan ditindas – dan selalu menentang kerajaan. Bahkan dalam Al Quran diceritakan Nabi Nuh as diejek: “pengikutmu hanyalah aradziluna (orang-orang gembel diantara kami).” Kemudia Al Quran juga menegaskan, “Setiap Kami menurunkan pemberi peringatan kepada suatu kaum, maka yang paling pertama menentangnya ialah orang-orang mutraf (kaya) yang berkata, “Kami yang paling banyak memiliki kekayaan dan pasukan. Dan kami kafir terhadap apa yang diwahyukan kepadamu” (QS 34: 34-35).

Baca Yang lain

Kitab Fatawa Al-Aimmah Al-Najdiyah: Pengikut Asyari Sesat Karena Miliki Pemikiran Ta’thil yang Bersumber dari Yahudi, Musyrikin dan Para Filosof

Kitab Fatawa Al-Aimmah Al-Najdiyah: Pengikut Asyari Sesat Karena Miliki Pemikiran Ta’thil yang Bersumber dari Yahudi, Musyrikin dan Para Filosof Catatan ini menempatkan pengikut Mu’tazilah dan Asyari sebagai mazhab sesat karena dianggap memiliki pemikiran Ta’thil (meniadakan sifat Ilahi yang telah di tetapkan Allah dan RasulNya) yang bersumber dari Yahudi, musyrikin, Shabiin dan para filosof.

Baca Yang lain

Muhammad bin Abdul Wahhab dan Sosok yang Dikafirkan

Muhammad bin Abdul Wahhab dan Sosok yang Dikafirkan Perbuatan ini terekam dengan jelas di dala kitab Ad-Duddurarul As-Shanniyah fi Ajwibah an-Najdiyah yang ditulis oleh sederet ulama, lalu dikumpulkan dan disusun oleh Ibn Qasem Abdurrahman. Kitab tersebut berisi tentang perkumpulan ulama-ulama Najd dari zaman Muhammad Abdul Wahhab hingga zaman sang penulis.

Baca Yang lain

Muhammad bin Abdul Wahhab Pernah Mengkafirkan Kuam Muslim?

Muhammad bin Abdul Wahhab Pernah Mengkafirkan Kuam Muslim? Dengan membaca pernyataan dari saudara Muhammad bin Abdul Wahhab, hal ini memberikan fakta lain tentang Muhammad bin Abdul Wahhab. Mungkin, bagi sebagian orang, susah untuk percaya, namun bukan sebuah kemustahilan dia mengkafirkan orang, apalagi hal ini diceritakan oleh saudaranya sendiri, yang tahu betul siapa dia.

Baca Yang lain

Syarat Mengikuti Ajaran Wahabi dengan Bersyahadat Mengkafirkan Muslim Lainnya

Syarat Mengikuti Ajaran Wahabi dengan Bersyahadat Mengkafirkan Muslim Lainnya Dalam catatan di atas pula, kita melihat bahwa mereka yang hendak mengikuti kelompok ini disyaratkan untuk bersyahadat terlebih dahulu, kemudian bersaksi bahwa dirinya sebelumnya adalah kafir dan bersaksi untuk mengkafirkan yang lainnya termasuk orangtuanya dan para ulama terdahulu. Jika hal itu dilakukan maka mereka akan diterima, jika tidak, mereka akan dibunuh.

Baca Yang lain

Abdul Aziz bin Baz Pernah Kafirkan Kelompok Islam Ini

Abdul Aziz bin Baz Pernah Kafirkan Kelompok Islam Ini Pernyataan di atas melengkapi apa yang diutarakan oleh Sulaiman bin Abdul Wahhab tentang saudaranya, yang mengkafirkan kaum Muslim. Artinya, data ini menjadi awal dari pembuktian kalau Wahabi adalah ajaran yang tidak sulit untuk mencap ‘kafir’ orang lain, sekalipun mereka adalah orang yang mengimani Allah Swt. dan Rasul-Nya.

Baca Yang lain