Imam Husein as
Para Wanita yang Menyertai Imam Husain a.s. dari Madinah ke Karbala
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Syekh Ibnu Rais Kermani
- Sumber:
- buku Mega Tragedi
Imam Husain a.s. bersama pengikut dan keluarga setianya meninggalkan Madinah menuju Irak bersama rombongannya yang terdiri dari 222 orang, meliputi saudara-saudara beliau, sepupu, anak-anak beliau dan anak-anak Imam Hasan a.s., para istri dan anak perempuan Amirul Mukminin a.s., istri-istri Imam Husain a.s., istri-istri Imam Hasan a.s., budak-budak perempuan, dan banyak dari kaum kerabat yang membawa serta anak-anak mereka yang masih menyusui.
Mengenang Al-Husain dan Peristiwa Karbala
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- ust. sutiawan
Pembantaian keluarga Nabi ini berakhir, ketika ribuan tentara mengeroyok seorang Husain. Syimr melepaskan kepala Imam Husain dan ribuan kuda mencabik-cabik dan menginjak-injak jenazahnya. Kepalanya bersama kepala-kepala para syuhada lainnya ditancapkan di ujung tombak dan diarak sepanjang 965 Km. di samping dan di belakang mereka, perempuan-perempuan dan anak-anak diseret dalam belenggu. Sebuah prosesi yang paling mengharukan dalam sejarah umat manusia. Sebuah prosesi yang melambangkan perlawanan tanpa henti terhadap kepongahan para tiran. Bagi setiap mukmin, setiap hari adalah ASYURA dan setiap bumi adalah KARBALA.
Mengapa Perlu Menghidupkan Majelis Asyura?
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- ust. Ismail amin
Majelis Asyura adalah majelis yang dibuat oleh pecintapecinta Imam Husain as di malam-malam pertama bulan Muharram untuk mengenang peristiwa tragis dalam dunia Islam, terbantainya keluarga Nabi Muhammad saw di Padang Karbala tahun 61 H silam. Majelis ini dimulai dari 1 Muharram sampai pada puncaknya 10 Muharram yang dikenal dengan sebutan Hari Asyura. Pada sebagian tempat tetap dilanjutkan untuk malam ke 11 dan 12. Untuk di Iran, majelis ini terselenggara di masjidmasjid dan husainiyah-husainiyah seusai salat Isya. Diantara agenda terpenting dari majelis asyura adalah penyampaian ceramah.
Tradisi Peringatan Asyura Berasal dari Para Imam Ahlulbait a.s.
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Syekh Abdul Wahab al-Kasyi
- Sumber:
- buku Asyura dalam Perspektif Islam
Jadi, tradisi peringatan dan ritus-ritus Asyura ini telah lama diadakan di kalangan orang-orang Syiah, semenjak terjadinya tragedi itu sendiri; Ahlulbait dan Syiahnya tidak henti-hentinya mengabadikan tradisi unik tersebut semenjak periode syahidnya hingga hari ini. Dalam memperingati Asyura setidak-tidaknya (orang Syiah) mempunyai dua tujuan. Pertama, membangkitkan rasa cinta dan jiwa yang loyal kepada kepemimpinan Imam Husain. Kedua, melestarikan agama dan dakwah pada kebenaran serta memusatkan pergerakan menusia ke arah kebangkitan tersebut.
Husein, Tokoh Kebebasan terbesar di Sejarah
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- parstoday
Peran Imam Husein as yang tak tergantikan dalam menghidupkan kembali budaya kebebasan telah membuatnya disebut "penguasa kebebasan", karena Husein as adalah hamba Allah yang setia yang memisahkan diri dari hal-hal lain dan bergabung dengan Tuhan. Mudah-mudahan, kita juga akan mengikuti Imam besar ini dan berdiri melawan para penindas zaman kita dan tidak menyerah pada tuntutan rendah mereka bahkan dalam kondisi yang paling sulit sekalipun.
Upaya Bani Umayah Mencegah Imam Husain a.s. Menuju Kufah
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Sayid Mundzir al-Hakim
- Sumber:
- dari buku Biografi Imam Husain Sang Syahid Karbala
Sebagian rombongan beliau bertanya tentang siapa yang beliau maksud. Beliau menjawab: “Mereka adalah pusaka keluarga Muhammad Saw.” (Yanabi’ al-Mawaddah, hal. 406) Imam Husain a.s. lalu mengambil segenggam tanah di tempat itu dan menciumnya sembari berkata: “Demi Allah! Inilah tanah yang kakekku, Rasulullah Saw, diberitahu oleh Jibril bahwa aku akan dibunuh di tempat ini. Ummu Salamahlah yang memberitahukan berita ini kepadaku.” (Tadzkirah al-Khawash, hal. 260)
Mengapa Imam Husain Mempercayai Penduduk Kufah dan Memenuhi Undangannya?
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Syekh Abdul Wahab al-Kasyi
- Sumber:
- buku Asyura dalam Perspektif Islam
Walhasil, sekiranya Imam Husain tidak berangkat menuju Irak menuruti paksaan dan ajakan mereka, lalu ke mana kiranya beliau akan mengarahkan tujuannya setelah kehidupannya di Mekah menghadapi ancaman bahaya? Adakah di wilayah lain yang akan menerima dakwahnya selain di Irak? Apakah beliau akan tetap tinggal di Mekah sampai tertangkap dan menyerah kepada Yazid sebagai tawanan atau menjadi korban tipu daya dan terbunuh, karena pengkhianatan sehingga darahnya tumpah dengan sia-sia?
Menangisi Imam Husain a.s. adalah Sunah Rasulullah Saw
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Ayatullah Sayyid Muhammad al-Musawi
- Sumber:
- dari buku Mazhab Sang Pecinta
Majelis-majelis Imam Husain adalah sebuah madrasah Ahlulbait dan keluarganya yang mendapat petunjuk. Mereka yang mencintai Imam Ali dan Husain a.s. demi agama, karena keduanya syahid dan terbunuh demi lestarinya Islam dan Alquran, bangkitnya risalah Muhammad Saw dari langit maka ia berhak atas surga.
Asyura, Mengukir Semangat Juang dan Cinta
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- abna
Imam Husein telah gugur. Akan tetapi berkat semburan darah-darah suci di Karbala ini, mentari Islam tetap bersinar dengan terangnya. Salam atas Husein, cucu rasul. Salam atas Husein putra Ali dan Fatimah. Salam atas Husein, penghulu pemuda ahli surga. Salam atas Husein, dan atas putra-putra Husein, dan sahabat-sahabat Husein.
Memaknai Risalah Budaya Perlawanan Imam Husein
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- ikmalonline.com
Perlawananan revolusi Husainiyah di nusantara menemukam momentumnya pada abad ke 17-19 M. Dari perang Ternate pada awal abad ke 17, hingga perang Aceh, akhir abad 19. Para tokoh Husainah itu diantaranya para pangeran, kapitan, guru, tarekat sufi, raja, dan ulama. Mereka umumnya para pelaku jalan revolusi Husein. Mereka para sufi ksatria langit, satrio lelono (pangeran terasing). Pembaca dan pecinta sastra epos Indonesia klasik; sastra Jawa, Madura, Bugis, Makasar, Minangkabau, Sasak, Sunda, Banjar, diilhami epos Islam seperti Hikayat Amir Hamzah, Hikayat Sayyidina Husein, Hikayat Iskandar Zulkarnaen, dan Hikayat Muhammad Ali Hanafiah.
Kebangkitan Imam Husein Menurut Ayatullah Ali Kahamanei
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- parstoday
Peristiwa Asyura terjadi dalam beberapa jam, di bumi terik Karbala dan di perang tak seimbang antara dua front kebenaran dan kebatilan. Peristiwa ini telah berlalu selama 1400 tahun, tapi sampai saat ini kebangkitan Asyura masih menjadi sumber perlawanan, kebebasan, keadilan dan resistensi melawan kebatilan. Kebangkita Asyura bak mentari yang bersinar menjadi manifestasi cahaya, makrifat dan kebangkitan.
Kebangkitan Imam Husein Menurut Imam Khomeini
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- parstoday.com
Imam Khomeini yang memiliki kecintaan besar terhadap para imam maksum as, khususnya Imam Husein as, di pidato serta tulisannya berulang kali menekankan kepribadian Imam Husein, urgensi kebangkitannya di hari Asyura, pengaruh kebangkitan Huseini dan urgensi menjaga nama serta memori Imam Husein as. Imam Khomeini berkata, tetaplah jaga nama Imam Husein tetap hidup, di mana dengan terjaganya nama Imam Husein, Islam akan tetap terjaga.
Keberangkatan Kafilah Imam Husain a.s. dari Madinah ke Karbala
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Syekh Ibnu Rais Kermani
- Sumber:
- buku Mega Tragedi
Pada tanggal lima Syawal, Muslim bin Aqil tiba di Kufah. Muslim pergi ke rumah Mukhtar bin Abu Ubaid ats-Tsaqafi. Sebanyak 18.000 orang berbaiat kepada Muslim. Dalam suratnya, Muslim melaporkan hal itu kepada Imam Husain a.s. (Syekh Mufid, al-Irsyad, 2/41) Dari Kufah Muslim bin Aqil menulis surat kepada Imam Husain a.s. Kemudian surat itu diantar melalui Abbas bin Syubaib. Dalam surat itu, Muslim menulis supaya Imam Husain a.s. segera datang ke Kufah. 27 hari setelah menulis surat ini, Muslim bin Aqil gugur sebagai syahid karena warga Kufah berkhianat dan ingkar atas baiatnya kepada Imam Husain. Imam Husain mengurungkan niatnya ke Kufah, hingga akhirnya menjadikan Karbala sebagai tujuan Akhirnya.
Imam Husein as dalam Karya Pemikir Ahli Sunnah
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- parstoday
Para sejarawan telah menulis bahwa peristiwa ini unik, bahwa Imam Husein as berjuang dengan penuh keberanian dan ketabahan meskipun terluka parah dan haus. Setiap kali Imam Husein menyerang satu sisi musuh, mereka langsung melarikan diri. Ketika Syimr melihat bahwa masing-masing dari mereka menolak untuk menggugursyahidkan Imam Husein, dia berkata, “Kalian semua menyerangnya sekaligus dan menghancurkannya.” Mereka akhirnya menyerangnya dari semua sisi dan putra Rasulullah, salah satu hamba terbaik Allah gugur syahid. Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Rajiun.
Imam Husein as, Sang Reformis
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- parstoday.com
Pada dasarnya, untuk mempertahankan prinsip-prinsip aliran yang benar dan samawi, para pendiri aliran sesat harus diperangi, dan seorang Muslim bebas tidak berkompromi dengan para pendiri tradisi negatif dalam mempertahankan alirannya. Imam Husein as percaya bahwa nilai-nilai Islam harus didukung dengan sekuat tenaga. Kepribadian Imam Husein as mengekspresikan semangat perlawanan dan manifestasi kebebasan. Dia memulai kampanye di Karbala dengan pola pikir seperti itu untuk memberi pelajaran kepada umat manusia tentang kebebasan dan untuk membuktikan bahwa dia tidak akan menyerah pada penindasan dalam keadaan apa pun.
Imam Husein as Menurut Cendekiawan Kristen
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- parstoday.com
“Pada hakikatnya, prinsip-prinsip kemanusiaan dibangkitkan dalam revolusi Asyura. Ini yang mendorong saya terus untuk menulis buku yang telah melelahkan dan menimbulkan masalah buat saya, tanpa ada keuntungan pribadi lain bagi saya kecuali berkah dari Imam Husein as. Berkah yang saya maksud di sini adalah fakta bahwa buku tersebut telah diceak lebih dari 20 kali, tiga di antaranya oleh saya. Banyak pihak yang telah mencetak buku tersebut tanpa ijin akan tetapi saya tidak mempermasalahkannya, karena saya tidak menilai buku itu sebagai milik pribadi, sebaliknya buku itu adalah milik seluruh umat manusia sama seperti Imam Husein as adalah milik seluruh umat manusia.
Pesan Muslim bin Aqil dan Madrasah Karbala pada Kita
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Ustaz Muhammad Suripto
- Sumber:
- hpiiran.org
Karbala Madrasah Besar * Karbala mengajarkan kesababaran Ketika sayyidah Zainab berkata “Aku tidak melihat ini selain keindahan.” * Karbala mengajarkan cinta syahid Ketika Ali Akbar bertanya kepada Imam Husain “Apakah kita berada di jalan kebenaran?” “Benar” jawab Imam Husian, Ali Akbar pun berkata “… Jika aku berada di dalam kebenaran, maka aku tidak lagi mempedulikan kematian.”
Muharram dan Imam Husein bin Ali as
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- parstoday.com
Jenis berkabung ini berlanjut sampai periode Pahlavi. Tapi selama era Reza Khan, pembatasan secara bertahap dipertimbangkan untuk pelayat; Hingga pada tahun 1314 (1935 M), penguasa berbagai daerah diperintahkan untuk melarang pembentukan prosesi berkabung di bulan Muharram dan Safar. Sedikit demi sedikit, pembatasan penyelenggaraan upacara keagamaan semakin meningkat, dan akhirnya dikeluarkanlah perintah larangan berkabung di masjid-masjid dan Huseiniyah, bahkan di beberapa kota, penyelenggara acara berkabung untuk Imam Husein as pun dipenjara.
Kemanusiaan dan Keberanian, Manifestasi Imam Husein as
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- parstoday
Syahid Muthahari dalam hal ini menulis, “Jika ada yang mengaku telah berhasil meraih kunci kepribadian seperti Husein as, sebenarnya dia tengah membual. Saya tidak berani untuk berbicara seperti ini. Namun saya sekedar dapat mengklaim bahwa saya hanya mengenal sekelumit tentang Husein dan membaca sejarah hidupnya serta perkataannya. Saya hanya mempelajari sekelumit tentang sejarah Asyura, khutbah, nasehat dan syair-syair Husein. Saya juga bisa mengatakan bahwa menurut Saya kunci kepribadian Husein adalah semangat, hasrat, keagungan, kekuatan, dan resistensi.”
Kisah-kisah Kedermawanan Imam Husain a.s.
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- Disadur dari buku Para Pemipin Teladan, karya Ayatullah Ibrahim Amini
Suatu hari seorang hamba makan bersama dengan seekor anjing. Satu suapan untuk dirinya dan satu suapan lainnya dilemparkannya ke hadapan anjing itu. Imam Husain menanyakan sebab perbuatannya itu. Hamba itu berkata: “Wahai putra Rasulullah! Aku sangat berduka dan aku ingin menyenangkan anjing ini dengan harapan Allah Swt menyenangkanku. Tuanku adalah seorang Yahudi dan aku ingin berpisah darinya.”