Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Imam Mahdi ajf

Al-Qunduzi, Ulama Sunni: Imam Mahdi Lahir pada Malam 15 Syakban

Al-Qunduzi, Ulama Sunni: Imam Mahdi Lahir pada Malam 15 Syakban

Di dalam kitab tersebut, salah satu hal yang tak luput dari perhatiannya adalah soal Imam Mahdi. iya, di dalam kitab tersebut, ia mengungkapkan kalau Imam Mahdi sudah lahir di kota Samira’. Untuk membuktikan pernyataan itu, penulis bawakan redaksinya sebagai berikut. Sebuah berita yang sudah di-tahqiq (diteliti) di antara para perawi yang terpercaya, bahwa kelahiran al-Qoim (Imam Mahdi) terjadi pada malam kelima belas dari bulan Syakban, tahun 255 H di kota Samira’ (salah satu kota di Irak).

Baca Yang lain

Pernyataan Ibn Hajar Al-Haitami dan Al-Syabrawi al-Syafii Seputar kelahiran Imam Mahdi As

Pernyataan Ibn Hajar Al-Haitami dan Al-Syabrawi al-Syafii Seputar kelahiran Imam Mahdi As “al-Imam Muhamad al-Hujjah bin al-Imam al-Hasan al-Khalish dilahirkan di Samerra, pada malam pertengahan bulan Sya’ban tahun 265. Ayahnya menyembunyikannya semenjak kelahirannya. Ia merahasiakan hal tersebut karena situasi sulit serta ketakutannya dari para khalifah saat itu. Sebab pada saat itu mereka (khalifah) mencari keturunan Bani Hasyim dan bertujuan untuk memenjarakan atau membunuh mereka.

Baca Yang lain

Shalahuddin Shafadi, Ulama Sunni: Imam Mahdi Sudah Lahir

Shalahuddin Shafadi, Ulama Sunni: Imam Mahdi Sudah Lahir Meski ada sedikit perbedaan dari sisi tahun kelahiran, di mana Syiah meyakini tahun kelahiran Imam Mahdi jatuh pada 255 Hijriah, sementara yang disebutkan di dalam kitab tersebut tahun 55, namun hal itu bukan masalah yang berarti.

Baca Yang lain

Muhyiddin Ibnul Arabi dan Muhammad bin Yusuf Al-Ganji As-Syafi’i Isyaratkan Imam Mahdi Telah Lahir

Muhyiddin Ibnul Arabi dan Muhammad bin Yusuf Al-Ganji As-Syafi’i Isyaratkan Imam Mahdi Telah Lahir Aba Muhammad al-Hasan (Askari) putra al-Hadi As, dia merupakan Imam setelahnya (al-Hadi), dia lahir di Madinah pada bulan Rabiul Akhir tahun 232, dan dia meninggal pada hari Jumat tanggal delapan bulan Rabiul Awwal tahun 260 di usia 28 tahun, dan dia dikuburkan di rumahnya secara rahasia, yaitu rumah yang sama dimana ayahnya dikuburkan. Dan penggantinya ialah putranya al-Imam al-Muntazar As

Baca Yang lain

Imaduddin Al-Isfahani, Fakhrurrazi dan Ibnul Atsir Al-Jazari Catat Kelahiran Al-Mahdi

Imaduddin Al-Isfahani, Fakhrurrazi dan Ibnul Atsir Al-Jazari Catat Kelahiran Al-Mahdi Dari beberapa nukilan di atas meskipun secara rinci terdapat perbedaan dalam penentuan waktu kelahirannya, namun dari sisi yang lain terdapat hubungan dan keterkaitan dimana mereka telah memberikan kesaksian bahwa telah lahir sosok yang bernama Abu al-Qasim Muhammad (nama dan julukannya sama dengan Nabi Saw) putra dari Imam Hasan al-Askari As yang merupakan keturunan Rasulullah Saw.

Baca Yang lain

Ibn Shabbagh Al-Maliki dan Sibth Ibn Al-Jauzi Akui Imam Mahdi Telah Lahir

Ibn Shabbagh Al-Maliki dan Sibth Ibn Al-Jauzi Akui Imam Mahdi Telah Lahir Tidak hanya sampai disitu, Sibth Ibn al-Jauzi juga melengkapi catatannya dengan hadis Nabi Saw yang mengabarkan berita kedatangan Imam al-Mahdi sebagai penopang apa yang telah ia sebutkan seputar kelahiran Imam Mahdi As. Di mana nama Imam Mahdi disebut sama dengan Rasulullah (sama-sama Muhammad) begitu juga dengan kuniah keduanya (sama-sama Abu al-Qasim).

Baca Yang lain

Syekh Bin Baz: Riwayat Seputar Al-Mahdi Mutawatir

Syekh Bin Baz: Riwayat Seputar Al-Mahdi Mutawatir Di dalam beberapa tulisan sebelumnya, kami telah mengulas dan mengkaji tentang riwayat-riwayat seputar Imam Mahdi yang termaktub di dalam kitab-kitab Ahlusunnah. Semua dari kitab yang kami jadikan rujukan mengiyakan akan ke-mutawatir-an riwayat tentang al-Mahdi tersebut. dengan kata lain, Riwayat tersebut sahih dan dapat diterima.

Baca Yang lain

Pernyataan Al-Mas’udi dan Al-Fariqi Mengenai Al-Mahdi yang Sudah Lahir

Pernyataan Al-Mas’udi dan Al-Fariqi Mengenai Al-Mahdi yang Sudah Lahir Di kesempatan kali ini, kita akan paparkan beberapa ulama Ahlussunnah yang memberikan pernyataan dan pengakuan tersebut. Diantara mereka ialah Ali bin al-Husain bin Ali al-Mas’udi as-Syafi’i dan Ibnul Azraq al-Fariqi. Al-Mas’udi yang merupakan ulama kenamaan Mazhab Syafi’i, dalam kitabnya Muruj ad–Dzahab menuliskan bahwa Imam Hasan Askari adalah ayah dari Imam Mahdi Al-Muntazar. Hal tersebut menunjukkan bahwa Imam Mahdi As telah lahir.

Baca Yang lain

Muhammad Al-Kattani, Syekh Al-Adzim Abadi dan Pernyataan Kemutawatiran Hadis Al-Mahdi

Muhammad Al-Kattani, Syekh Al-Adzim Abadi dan Pernyataan Kemutawatiran Hadis Al-Mahdi Terlihat dengan jelas dalam penggalan tulisannya tersebut, bahwa riwayat-riwayat tentang al-Mahdi dengan jumlah periwatannnya yang banyak serta kemasyhurannya dalam setiap generasi muslim, membuat riwayat tersebut diyakini sebagai mutawatir, meskipun secara terpisah setiap riwayat memiliki derajat yang berbeda seperti yang telah disebutkan tadi, namun satu dengan lainnya saling menguatkan, inilah pandangan dari jumhur ulama.

Baca Yang lain

Imam Al-Safaraini: Hadits-hadits tentang Al-Mahdi Mutawatir Ma’nawi

Imam Al-Safaraini: Hadits-hadits tentang Al-Mahdi Mutawatir Ma’nawi Di dalam pernyataan di atas al-Safaraini tidak hanya menyatakan bahwa hadits tentang Imam Mahdi sebagai hadits mutawatir ma’nawi, tapi lebih dari itu beliau juga menyatakan bahwa ia tidak sendirian dalam hal ini. Hal ini dengan menyatakan bahwa  Ahlussunnah juga mengamini hal tersebut dan bahkan telah menyebar secara luas dikalangan para ulama.

Baca Yang lain

Siapa Al-Mahdi dalam Kitab-kitab Hadis Ahlu Sunnah (3)

Siapa Al-Mahdi dalam Kitab-kitab Hadis Ahlu Sunnah (3) Abdul Aziz bin al-Bazaz dari bin Amar mengabarkan kepada kita, “Rasulullah Saw., berkata, ‘Akan muncul di akhir zaman seorang lelaki dari keturunanku, namanya seperti namaku, julukannya seperti julukanku. Ia akan memenuhi muka bumi ini dengan keadilan, sebagaimana (bumi) dipenuhi dengan ketidakadilan. Dialah Mahdi, dan ini adalah hadis yang masyhur.

Baca Yang lain

Allamah As-Syaukani: Hadis-hadis tentang Al-Mahdi Capai Derajat Mutawatir Tanpa Keraguan

Allamah As-Syaukani: Hadis-hadis tentang Al-Mahdi Capai Derajat Mutawatir Tanpa Keraguan Dan qadhi/hakim Allamah Muhammad bin Ali As-Syaukani Al-Yamani Ra memiliki risalah yang bernama At-Taudhih fi tawatur ma jaa fil Muntadhar wad Dajjal wal Masih. Dalam risalah tersebut ia berkata: dan Hadis-hadis yang datang mengenai Al-Mahdi, diantaranya dapat ditemukan ada lima puluh hadis. Ada yang Shahih, Hasan, dan Dhaif Munjabir. Tanpa ragu dan syubhat, hadis-hadis tersebut Mutawatir. Bahkan hadis-hadis yang derajatnya lebih rendah darinya dapat diterapkan sifat tawatur berdasarkan istilah-istilah atau landasan dalam ilmu Ushul. Adapun riwayat-riwayat dari Sahabat yang menjelaskan tentang Al-Mahdi juga banyak, dan memiliki hukum Rafa’, karena tidak ada tempat untuk ijtihad dalam contoh yang seperti itu.

Baca Yang lain

Siapa Al-Mahdi dalam Kitab-Kitab Hadits Ahlu Sunnah [2]

Siapa Al-Mahdi dalam Kitab-Kitab Hadits Ahlu Sunnah [2] Di dalam dua riwayat di atas selain dinyatakan bahwa Imam Mahdi merupakan Ahlulbait Nabi Saw, disebutkan juga bahwa Imam Mahdi memiliki nama yang sama dengan nama Rasulullah Saw. Dengan menggabungkan tulisan sebelumnya sejauh ini telah disebutkan tiga karakter yang menjadi ciri Imam Mahdi As yaitu: dari Ahlulbait Nabi, keturunan Fathimah dan memiliki nama yang sama dengan Nabi Saw.

Baca Yang lain

Abu Al-Hasan Al-Aburi: Hadis-Hadis Tentang Al-Mahdi Diriwayatkan Secara Mutawatir

Abu Al-Hasan Al-Aburi: Hadis-Hadis Tentang Al-Mahdi Diriwayatkan Secara Mutawatir Dari beberapa penjelasan panjang di atas dapat kita pahami bahwa sebagian ulama melihat riwayat-riwayat mahdawiyah ini (al-Mahdi dari keturunan Nabi Saw) sebagai riwayat yang mu’tabar dan diterima bahkan lebih dari itu. Kita melihat di sini bagaimana Abu al-Hasan al-Aburi yang memberikan kesaksian bahwa riwayat-riwayat tersebut dinukil atau diriwayatkan dan disebarluaskan dalam jumlah yang banyak hingga ia pun menggunakan istilah Mutawatir. Yang kemudian hal ini pun didukung oleh al-Qurtubi serta dinukil dalam beberapa kitabnya seperti yang telah kita saksikan di atas.

Baca Yang lain

Siapa Al-Mahdi dalam Kitab-Kitab Hadis Ahlu Sunnah

Siapa Al-Mahdi dalam Kitab-Kitab Hadis Ahlu Sunnah Berdasarkan beberapa riwayat di atas secara gamblang menjelaskan bahwa sosok juru selamat yang kelak akan muncul dan mengemban tugas menciptakan keadilan di seluruh muka bumi ini adalah sosok yang lahir dari keturunan Rasulullah Saw melalui putrinya Fatimah az-Zahra As.

Baca Yang lain

Makna Kehidupan Menurut Nahjul Balaghah (Part 6)

Makna Kehidupan Menurut Nahjul Balaghah (Part 6) Pengertian mengenai kehidupan mempunyai kisah yang panjang dalam Ilmu Filsafat. Kira dimulai dari abad ke dua yang mana hal ini dihasilkan dari perkembangan pemikirian mengenai alam semesta sehingga ia masuk dalam ranah ilmu psikologi.

Baca Yang lain

Mahdawiyah dalam Kitab-Kitab Hadis Ahlu Sunnah

Mahdawiyah dalam Kitab-Kitab Hadis Ahlu Sunnah Dari beberapa hadis di atas dapat kita lihat bahwa riwayat tersebut secara jelas menggambarkan kemunculan sosok juru selamat yang akan memenuhi bumi ini dengan keadilan di akhir masa, bahkan hal itu ditegaskan dengan berbagai pernyataan yang menyebutkan bahwa bumi ini atau masa ini tidak akan berakhir sampai kemunculan sosok tersebut, jika tersisa satu hari maka akan dipanjangkan… dst, hal ini seolah menyampaikan pesan pada Mukhatab-nya (orang yang diajak bicara) bahwa kemunculan itu adalah sesuatu yang pasti terjadi dan tidak akan terlewatkan.

Baca Yang lain

Juru Selamat Akhir Zaman dalam Perjanjian Lama

Juru Selamat Akhir Zaman dalam Perjanjian Lama Pada tulisan sebelumnya telah dimuat kajian seputar juru selamat akhir zaman atau dalam istilah Islam imam Mahdi menurut tinjauan injil, yang merupakan bagian dari Perjanjian Baru. Melanjutkan kajian tersebut, pada seri kali ini akan disebutkan sebagian dari ulasan Perjanjian Lama terkait dengan sosok akhir zaman ini.

Baca Yang lain

Mahdawiyah dalam Al-Quran

Mahdawiyah dalam Al-Quran …Diriwayatkan dari Al-‘ayasyi yang bersumber dari Ali bin al-Husain As, bahwasannya ia membaca ayat tersebut, dan ia berkata, Demi Allah mereka yang dimaksud adalah Syiah kami, dan itu akan terealisasi berkat seorang laki-laki dari kami, Dia adalah Mahdi umat ini. Dialah yang Rasulullah Saw bersabda, jika usia dunia sudah tidak tersisa lagi kecuali satu hari, Allah SWT akan memanjangkan hari tersebut sampai seseorang dari keluarga ku muncul, namanya seperti namaku, dia akan memenuhi bumi dengan keadilan sebagaimana telah dipenuhi oleh kezaliman.

Baca Yang lain

Sederet Poin Penting Terkait Mahdawiyah (Bagian 2)

Sederet Poin Penting Terkait Mahdawiyah (Bagian 2) Di tengah keghaiban Imam Mahdi, ada beberapa budaya yang perlu ditanamkan di dalam diri seorang penanti. Pertama, menjelaskan pentingnya makna dari penantian. Penantian berarti menyiapkan diri untuk menyambut kemunculan Imam Zaman. Bukan hanya menyiapkan diri, lebih dari itu, sudah selazimnya bagi seorang penanti menyiapkan segala hal yang berkaitan dengan kemunculan Imam Mahdi. Kedua, mengenal bahaya dan musuh. Iya, di masa keghaibannya, sudah selayakanya bagi penanti untuk mengenal dan mencegah segala hal yang dapat menyelewengkan konsep mahdawiyah dengan beragam cara, seperti aliran-aliran yang mengaku Imam Mahdi, seperti Ahmad Hasan al-Bashri dan yang lainnya.

Baca Yang lain