Artikel
-
Al Qur'an Al Karim
Artikel: 566, Kategori: 4 -
Akidah
Artikel: 44, Kategori: 5 -
Rasulullah & Ahlulbait
Artikel: 346, Kategori: 15 -
Hadits & Ilmu Hadits
Artikel: 7, Kategori: 4 -
Fiqih & Ushul Fiqih
Artikel: 19, Kategori: 2 -
Sejarah & Biografi
Artikel: 98, Kategori: 3 -
Bahasa & Sastra
Artikel: 12, Kategori: 2 -
Keluarga & Masyarakat
Artikel: 1783, Kategori: 3 -
Akhlak & Doa
Artikel: 244, Kategori: 3 -
Filsafat & Irfan
Artikel: 303
Dunia sebagai Sumber Tipu Daya dan Fitnah
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Mohammad Adlany Ph. D.
Namun, di sisi lain, Al-Qur’an dan riwayat juga menggambarkan dunia dengan nada peringatan dan kehati-hatian. Dalam riwayat disebutkan bahwa dunia dapat menjadi ladang keburukan [42], dan bahwa manusia diuji dengannya sebagai bentuk fitnah [43]. Al-Qur’an bahkan menegaskan:
Tentang Dunia
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Mohammad Adlany Ph. D.
Dengan demikian, dunia dalam pandangan Islam tidak dapat dinilai secara hitam-putih. Ia adalah ruang pengabdian bagi orang yang mengenal Allah, dan jebakan bagi mereka yang melupakannya. Dunia bukan untuk dicela, tetapi untuk dimanfaatkan secara arif dan proporsional. Ia adalah madrasah jiwa tempat manusia mengasah akalnya, memperhalus moralnya, dan mendekatkan dirinya kepada Tuhan.
Kisah Keislaman Abu Dzar al-Ghifari: Pencari Kebenaran yang Tak Pernah Mundur (2)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Syahid Muthahhari
Pagi harinya, Imam Ali membawa Abu Dzar menemui Rasulullah ﷺ. Begitu mendengar langsung sabda Nabi, tanpa ragu sedikit pun Abu Dzar mengucapkan syahadat dan masuk Islam. Itulah karakter Abu Dzar—teguh, lugas, dan jujur.
Kisah Keislaman Abu Dzar al-Ghifari: Pencari Kebenaran yang Tak Pernah Mundur (1)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Syahid Muthahhari
Dalam sejarah Islam, nama Abu Dzar al-Ghifari selalu bergema sebagai simbol keberanian moral, keteguhan hati, dan ketulusan dalam mencari kebenaran. Kisah keislamannya bukan sekadar catatan biografis, melainkan sebuah perjalanan spiritual yang memperlihatkan teguhnya seorang manusia yang menolak berhenti sebelum menemukan hakikat.
Menuju Peradaban Ilmu yang Berakar: Catatan Reflektif dari Konferensi Filsafat dan Islamisasi Pengetahuan(2)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Prof.Dr. Hossein Mottaghi
Untuk menghindari stagnasi dan fragmentasi konsep, Prof. Mottaghi mengusulkan tujuh langkah strategis bagi integrasi ilmu dan Islam. Langkah pertama adalah menyepakati definisi. Selama kita berbeda dalam memahami apa itu ilmu, Islamisasi, dan integrasi keilmuan, maka seluruh wacana hanya akan berakhir pada perdebatan terminologi. Langkah kedua adalah menyepakati kosakata keilmuan. Istilah yang kabur hanya melahirkan pemikiran yang kabur.
Menuju Peradaban Ilmu yang Berakar: Catatan Reflektif dari Konferensi Filsafat dan Islamisasi Pengetahuan(1)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Prof.Dr. Hossein Mottaghi
Dalam wacana keilmuan Islam kontemporer, kita sering mendengar istilah seperti filsafat ilmu, epistemologi Islam, dan Islamisasi pengetahuan. Namun sebagaimana disampaikan Prof. Hossein Mottaghi dalam Konferensi Filsafat & Islamisasi Ilmu Pengetahuan, sesungguhnya apa yang kita diskusikan hari ini bukanlah sesuatu yang sepenuhnya baru. Peradaban manusia telah lama berbicara tentang asal-usul ilmu, tujuan ilmu, validitas pengetahuan, serta hubungan antara wahyu dan akal.
Imam Mahdi dan Membangun Kembali Sistem Keluarga
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- soleh lapadi
Keluarga, sebagai sel fundamental masyarakat, di bawah bimbingan Imam Zaman af, menjadi pusat pertumbuhan iman, moralitas, dan pencerahan, dan inilah utopia yang dijanjikan oleh tradisi monoteistik.
Imam Al Hasan Al ‘Askari as : Kami Adalah Gua Pelindung Bagi Orang Yang Berlindung Kepada Kami
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Habib Ali Umar Al-Habsyi
Berbahagialah orang yang menjadikan cinta kepada Ahlulbait Suci as sebagai pondasi Agamanya dan menjadikan loyalitas dalam ber-wilayah kepada mereka sebagai Jalannya. Ahlulbait Suci as adalah Bahtera Penyelamat dan Kunci Surga.
Meraih Ridha Ilahi dan Kebahagiaan (2)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Mohammad Adlany Ph. D.
Al-Qur’an dan hadis menegaskan bahwa perbuatan manusia menjadi penentu utama apakah ia akan masuk surga atau neraka. Dalam surah Al-A‘raf, Allah menggambarkan keadaan penghuni surga yang penuh syukur, seraya menegaskan bahwa surga diwariskan sesuai amal yang mereka kerjakan:
Meraih Ridha Ilahi dan Kebahagiaan (1)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Mohammad Adlany Ph. D.
Walhasil, kebahagiaan sejati dalam Islam bersumber dari ridha Allah, diperoleh melalui iman, amal saleh, takwa, dan penyucian jiwa. Amal manusia adalah tolok ukur yang menentukan akhir hidupnya, bukan bintang atau takdir buta. Islam menolak determinisme kosmik dan menegaskan kebebasan serta tanggung jawab manusia.