Filsafat & Irfan
Tingkat Tertinggi Makrifat Hakiki (3)
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- ikmalonline
Setelah menerima petunjuk umum agama bagi semua manusia dan menjalin hubungan dengan Allah melalui keyakinan sahih dan amal saleh, diperlukan petunjuk-petunjuk khusus dari Allah dan para wali-Nya agar manusia bisa sampai ke hakikat tauhidi dan penyaksiannya melalui hati. Sebab, jika seorang mukmin belum memiliki potensi dan kapasitas khusus, maka hakikat-hakikat tauhidi tak akan muncul pada dirinya.
Tingkat Tertinggi Makrifat Hakiki (2)
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- ikmalonline
Allah berbicara kepada semua manusia dan menerangkan akibat perbuatan-perbuatan mereka, Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemui-Nya. Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah, dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira.
Tingkat Tertinggi Makrifat Hakiki (1)
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- ikmalonline
Ketiga, hakikat-hakikat ini adalah makrifat tauhidi. Untuk mencapainya, butuh iman yang sahih dengan mengikuti agama Ilahi, setelah meyakini hal-hal berikut ini:
Ketika Surga Menebar Aromanya Melewati Sains (9)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Dr. Dimitri Mahayana
Ayat ini menggambarkan momen kritis kematian dengan presisi yang menakjubkan. Saat nyawa berada di hulqum (kerongkongan/ujung tenggorokan), orang-orang di sekelilingnya hanya bisa “melihat” secara fisik, tetapi tidak dapat menangkap realitas sebenarnya yang terjadi. Allah menyatakan “Kami lebih dekat kepadanya daripada kamu”. Ini sangat selaras dengan pengalaman Out-of-Body Experience (OBE) Dr. Alexander. Ia “melihat” tubuhnya dari atas, sementara para dokter hanya melihat tubuh fisiknya yang sekarat.
Ketika Surga Menebar Aromanya Melewati Sains (8)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Dr. Dimitri Mahayana
Bagaimana Pandangan Al-Qur’an?
Pengalaman transendental Dr. Eben Alexander dan argumen filsafat sepanjang zaman menemukan puncak penjelasannya dalam wahyu Ilahi. Al-Qur’an tidak hanya menyatakan keberadaan kehidupan setelah mati (alam akhirat) sebagai sebuah keyakinan, tetapi juga menyajikan logika, bukti, dan gambaran yang sangat kuat yang beresonansi dengan akal dan fitrah manusia.
Ketika Surga Menebar Aromanya Melewati Sains (7)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Dr. Dimitri Mahayana
Ini adalah argumen yang universal: dunia ini penuh dengan ketidakadilan yang jelas, di mana orang jahat sering makmur dan orang baik menderita. Akal manusia membangunkan bahwa harus ada pengadilan akhir di mana keseimbangan moral dipulihkan. Tanpa kehidupan setelah kematian, alam semesta secara moral tidak masuk akal.
Pikiran kita yang terbatas tidak dapat menerima finalitas kematian sebagai akhir dari sebuah narasi moral yang belum selesai. Pengalaman “tinjauan kehidupan” yang umum dalam NDE, di mana seseorang menilai perbuatannya sendiri, merefleksikan prinsip keadilan ilahi ini.
Ketika Surga Menebar Aromanya Melewati Sains (6)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Dr. Dimitri Mahayana
Menggabungkan Aristoteles dengan teologi Kristen, Aquinas berargumen bahwa jiwa manusia adalah forma substantialis (bentuk substansial) dari tubuh. Namun, karena jiwa manusia memiliki kapasitas untuk memahami realitas universal yang non-materi (seperti Tuhan dan kebenaran abstrak), ia harus bersifat immaterial dan subsisten.
Ketika Surga Menebar Aromanya Melewati Sains (5)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Dr. Dimitri Mahayana
Kelima argumen dari teks Alexander—yang berbasis pada anomali neurologis, kualitas pengalaman, konsistensi empiris, sifat waktu, dan isi transcendental—secara kolektif membangun kasus yang tangguh. Mereka tidak “membuktikan” kehidupan setelah mati dalam istilah sains yang ketat, tetapi mereka secara efektif meruntuhkan keyakinan materialis bahwa bukti itu mustahil.
Ketika Surga Menebar Aromanya Melewati Sains (4)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Dr. Dimitri Mahayana
Alexander mengacu pada karya Bruce Greyson, seorang pionir penelitian NDE, untuk memperkuat klaimnya. Greyson tidak hanya mengumpulkan laporan anekdotal tetapi mengembangkan “Skala Greyson” yang empiris untuk mengukur dan membandingkan NDE. Penelitiannya menunjukkan bahwa NDE bukanlah pengalaman acak, melainkan memiliki “pola konsisten” yang melintas budaya dan latar belakang—seperti perjalanan melalui terowongan, pertemuan dengan makhluk cahaya, tinjauan kehidupan, dan perasaan damai yang mendalam.
Ketika Surga Menebar Aromanya Melewati Sains (3)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Dr. Dimitri Mahayana
Narasi Dr. Eben Alexander dalam “Ketika Surga Menebar Aromanya Melewati Sains” bukan sekadar kisah personal; ia adalah sebuah batu uji yang dilemparkan ke kolam tenang materialisme saintifik. Pengalaman Mendekati Kematian (Near-Death Experience/NDE) yang dialaminya, yang diklaim terjadi saat neokorteksnya sepenuhnya non-aktif, memicu perdebatan mendalam yang menjembatani raniah ilmu saraf, filsafat, dan teologi.
Ketika Surga Menebar Aromanya Melewati Sains (2)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Dr. Dimitri Mahayana
Dalam buku saya, Proof of Heaven: A Neurosurgeon’s Journey into the Afterlife, saya menjelaskan bahwa kondisi meningitis saya membuat neokorteks saya benar-benar tidak aktif—bukan sekadar koma medis yang diinduksi, tapi kegagalan total yang seharusnya menghapus kesadaran.
Ketika Surga Menebar Aromanya Melewati Sains (1)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Dr. Dimitri Mahayana
Setiap jiwa akan merasakan mati. Maka belumkah tiba waktunya bagi kita untuk menyambut kematian dengan hidup seindah mungkin, mengisinya dengan perkhidmatan dan kasih pada sesama manusia sembari merasakan KehadiranNya Yang Penuh Kasih dan menyambut kematian dengan kepasrahan yang autentik? Yaa Allah, jadikan kematian sebagai kabar gembira bak aroma mewangi surga bagi kami. Dan bimbing kami agar tersenyum indah dan mencapai puncak kebahagiaan, ketika saat itu tiba.
Pentingnya Amal untuk Mencapai Irfan (2)
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- ikmalonline
Pada akhirnya, perjalanan menuju Allah adalah keniscayaan bagi setiap manusia. Namun, pertemuan dengan-Nya hanya akan bermakna jika ditempuh dengan iman yang benar dan amal yang saleh. Inilah jalan untuk mencapai irfan sejati: kesatuan pengetahuan, iman, dan amal yang menghantarkan manusia pada kebahagiaan hakiki di dunia dan akhirat.
Pentingnya Amal untuk Mencapai Irfan (1)
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- ikmalonline
Pada akhirnya, perjalanan menuju Allah adalah keniscayaan bagi setiap manusia. Namun, pertemuan dengan-Nya hanya akan bermakna jika ditempuh dengan iman yang benar dan amal yang saleh. Inilah jalan untuk mencapai irfan sejati: kesatuan pengetahuan, iman, dan amal yang menghantarkan manusia pada kebahagiaan hakiki di dunia dan akhirat.
PATUH LOGIKA
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- muhsin labib
diri mendisiplinkan akal berpikir logis (sistematis dan kritis), akal niscaya terdorong untuk mencari dan merespon konsep-konsep serius dan fundamental sebagai menu dan objeknya, misalnya, kebenaran, keadilan, atau prinsip matematika.
Filosofi Kehidupan: Antara Pencarian Makna dan Tujuan Keberadaan
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Mohammad Adlany Ph. D.
Dalam tradisi Barat, kita belajar keberanian memberi makna. Dalam tradisi Islam, kita diingatkan bahwa hidup adalah amanah menuju kesempurnaan. Dalam keduanya, kita menemukan bahwa hidup adalah proses yang layak dijalani dengan sadar, jujur, dan bijak.
Filosofi Akal: Jalan Terang Menuju Kebenaran
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Mohammad Adlany, Ph. D
Filosofi akal mengajarkan bahwa kekuatan terbesar manusia bukan di ototnya, bukan pula pada hartanya, melainkan pada kemampuannya untuk merenung, memahami, dan mencari kebenaran. Akal adalah cermin diri, dan juga jembatan menuju kesadaran spiritual yang lebih tinggi.
Irfan dalam Perspektif Bahasa dan Istilah: Antara Ilmu, Makrifat, dan Hudhuri (2)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- mustofa
Dengan memerhatikan makna-makna bahasa dan istilah kata irfan dan makrifat, diketahui bahwa disebabkan penggunaannya, kata ini memiliki dua makna terkait pengenalan Allah:
Irfan dalam Perspektif Bahasa dan Istilah: Antara Ilmu, Makrifat, dan Hudhuri (1)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Mustofa
Jalan yang ditempuh untuk sampai kepada makrifat hudhuri ini disebut dengan sair wa suluk. Tentu saja, jalan tersebut hanya bisa ditempuh setelah manusia memiliki pengetahuan tentang hal itu. Dari sisi ini, tiap manusia atau makhluk sebenarnya memiliki makrifat hudhuri fitri tentang Allah. Hanya saja, sadar atau tidak, dia tidak mengetahui keberadaan makrifat ini.
MEMANDANG DUNIA DIGITAL DENGAN TEROPONG TRANSENDENTALISME-SADRA
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- muhsin labib
Di tengah gemerlap era digital yang bergerak cepat, kita menciptakan dunia paralel melalui kode—metaverse yang memikat, deepfake yang nyaris tak terdeteksi, dan algoritma yang membentuk cara kita memandang dunia. Namun, di balik semua itu, sebuah pertanyaan mendasar menggema:

