Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Agama & Aliran

SATU AGAMA, SATU ATAU BANYAK.AJARAN? (Bagian 2)

SATU AGAMA, SATU ATAU BANYAK.AJARAN? (Bagian 2)

Bagi umat Muslim yang mungkin merasa berada di antara tuntutan modernitas dan interpretasi agama yang konvensional, menelusuri khazanah mazhab Syiah sebagai perspektif komplementer dapat memberikan jawaban dan solusi yang berharga. Islam, dengan keragaman perspektif di dalamnya, laksana burung rajawali yang terbang dengan kokoh menggunakan kedua sayapnya. Sebagaimana pernah diungkapkan oleh Imam Sadiq, "Agama bukanlah sesuatu yang engkau paksakan kepada manusia, tetapi sesuatu yang engkau hidupkan bersama mereka."

Baca Yang lain

SATU AGAMA, SATU ATAU BANYAK AJARAN? (Bagian 1)

SATU AGAMA, SATU ATAU BANYAK AJARAN? (Bagian 1) Pertanyaan ini bukan tentang sinonim/homonim dalam linguistik, melainkan metafora filosofis untuk menyoroti kompleksitas identitas Islam. Jika dipahami sebagai "sinonim", keragaman adalah kekayaan. Jika dianggap sebagai "homonim", perpecahan tak terelakkan.

Baca Yang lain

OVER ACTING TOLERANSI

OVER ACTING TOLERANSI Menjadi Penganut yang Menghormati Diri Sendiri Menghina keyakinan sendiri—entah lewat canda, stigmatisasi, atau kompromi nilai—adalah pengkhianatan intelektual dan spiritual. Jika tak sanggup menghormati diri sendiri, jangan harap dihormati pihak lain. Moderasi sejati lahir dari keteguhan, bukan pencitraan. Sebab, seperti kata pepatah Arab: "Siapa yang tak mencintai penghuni bumi, akan dicintai oleh penghuni langit."  

Baca Yang lain

AGAMA-AGAMA DAN TEMPAT KELAHIRANNYA (3)

AGAMA-AGAMA DAN TEMPAT KELAHIRANNYA (3) Karena mungkin ingin terlihat nasionalis agar menjadi credit point baginya di tengah kompetisi perebutan panggung, alih-alih memberikan penjelasan yang rasional tentang relasi antara agama sakral sebagai wahyu dan agama profan sebagai budaya lokal yang menyertai kelahitannya dan budaya di tempat lain yang berdaptasi dengannya, malah rajin memproduksi pernyataan paradoksal menghina budaya Arab yang sebagian darinya secara faktual telah menjadi bagian integral Islam.  

Baca Yang lain

AGAMA-AGAMA DAN TEMPAT KELAHIRANNYA (2)

AGAMA-AGAMA DAN TEMPAT KELAHIRANNYA (2) Pada akhirnya, menghormati budaya lain bukanlah tanda kelemahan, melainkan bukti kedewasaan berpikir. Mestinya tidak menjadikan Nusantara  sebagai benteng eksklusivisme, melainkan taman tempat ratusan kembang budaya bermekaran—saling memperkaya, saling menginspirasi, dan bersama-sama merajut peradaban yang manusiawi.  

Baca Yang lain

Imamah Menurut Mazhab Syiah dan Ahlusunah Bag.2

Imamah Menurut Mazhab Syiah dan Ahlusunah Bag.2 Dari uraian singkat di atas, kita bisa memetik beberapa kesimpulan berikut: pertama, imamah adalah kedudukan yang ditetapkan oleh Allah dengan nas dan bukan hasil pilihan dari suatu musyawarah, sebagaimana nubuwah juga langsung ditetapkan oleh Allah Swt; kedua, berbeda dengan khalifah, imam harus maksum (ma’shum) dan suci; ketiga, imam belum tentu mendapatkan kekuasaan dan legitimasi politik. Mungkin saja ada seorang imam yang tidak “diakui” sebagai penguasa politik, meskipun status imamah tidak mungkin dicabut oleh masyarakat lantaran status itu adalah pemberian Allah SWT dan konsekuensi dari ketinggian kedudukannya di sisi-Nya; dan keempat, kebutuhan manusia kepada imamah bersifat permanen sebagaimana kebutuhan manusia kepada nubuwah.

Baca Yang lain

AGAMA-AGAMA DAN TEMPAT KELAHIRANNYA (1)

AGAMA-AGAMA DAN TEMPAT KELAHIRANNYA (1) Kesimpulan: Agama sebagai Wahyu yang Membumi Agama adalah fenomena "pralangit" (transenden) yang turun ke dunia "profan" melalui bahasa dan budaya manusia. Penolakan terhadap keterkaitan ini adalah pengingkaran terhadap hakikat agama sebagai wahyu yang kontekstual. Sebagaimana manusia tidak bisa lahir di luar rahim, agama tidak bisa lahir di luar budaya.

Baca Yang lain

Tafsir Misoginis (1): Memahami Teks-Teks Agama yang Berkonotasi Negatif (bagian1)

Tafsir Misoginis (1): Memahami Teks-Teks Agama yang Berkonotasi Negatif (bagian1) Keenam, kondisi saat hadis disampaikan. Imam Ali as menyatakan hal tersebut pada Ummul Mukminin Aisyah setelah Perang Jamal yang memakan banyak korban. Ini mengisyaratkan bahwa setiap perempuan yang melakukan hal sama seperti yang dilakukan oleh Ummul Mukminin Aisyah dalam Perang Jamal (mudah diprovokasi dan dihasut hingga terjadi fitnah besar di kalangan umat Islam) maka dia akan masuk dalam kategori hadis tadi.

Baca Yang lain

"AGAMA TANPA MANUSIA"

Kajian agama dan teologi yang kritis dan kontekstual dapat membantu merumuskan pandangan yang lebih holistik dan berkesinambungan tentang peran agama dalam memberikan arah dan makna bagi kehidupan manusia. Bila tidak, agama hanya bagian dari kebiasaan dan ketelanjuran tanpa esensi dan fungsi yang nyata.

Baca Yang lain

6 Kebohongan dan Tuduhan Terbesar tentang Syiah di Dunia Sunni (2)

6 Kebohongan dan Tuduhan Terbesar tentang Syiah di Dunia Sunni (2) Mazhab Syiah menjadikan Nabi Muhammad SAW dan para Imam maksum as serta para wali Allah yang saleh sebagai perantara dan wasilah untuk mendekatkan diri kepada Allah. Pengikut Syiah percaya bahwa tawasul kepada Ahlu Bait as tidak berarti menyembah mereka, tetapi meminta syafaat dan permohonan dari orang-orang yang dekat dengan Tuhan.  

Baca Yang lain

6 Kebohongan dan Tuduhan Terbesar tentang Syiah di Dunia Sunni (1)

6 Kebohongan dan Tuduhan Terbesar tentang Syiah di Dunia Sunni (1) Dalam dua abad terakhir, khususnya di era pemberdayaan media, kolonialisme menjadi pemain kunci dalam hal ini dan mampu menyulut rasa kebencian terhadap Syiah di masyarakat Sunni dengan banyak melontarkan rumor. Hal ini meningkat dengan munculnya arus Takfiri.

Baca Yang lain

Nasruddin Hoja Beli Celana

Nasruddin Hoja Beli Celana Seperti orang pada umumnya, Nasruddin Hoja juga ingin punya celana baru, biar tampak modis, karena dirinya sadar suka menjadi perhatian banyak orang. Suatu ketika, untuk memenuhi keinginannya itu, Nasruddin pergi ke toko untuk membeli celana panjang. Dia pilih dan ambil satu celana panjang yang menurutnya paling keren.  

Baca Yang lain

Apa Itu Rafidhah?

Apa Itu Rafidhah? Alhasil dari semua penyataan yang menyebutkan istilah Rafidhah atau Rafidhi, hal ini bukanlah sebuah penyebutan yang berasal dari syariat Islam, melainkan hanya sebutan atau julukan terhadap sebuah kelompok yang diberikan oleh kelompok lainnya karena memiliki perbedaan pandangan. InsyaAllah dalam seri-seri berikutnya akan dibahas secara lebih jelas lagi.

Baca Yang lain

Kitab Suci, Biografi, dan Matahari

Kitab Suci, Biografi, dan Matahari Sore, setelah obrolan bersama teman-teman bertema “Kita dan Pertemuan Huruf”. Obrolan sambil menikmati celotehan orang-orang berbahasa Inggris. Ocehan terdengar daun-daun. Seharian itu bahasa Inggris berhuruf Latin termiliki puluhan orang. Obrolanku dengan teman-teman mengenai huruf Arab, Latin, dan Jawa cuma selingan agar Sabtu (5 Februari 2022) tak berlalu meninggalkan rupa-rupa malu. Obrolan berbahasa Indonesia tapi imajinasi huruf melulu Latin.

Baca Yang lain

Tumpuan Agama Islam yang Abadi

Tumpuan Agama Islam yang Abadi Kita mempunyai mazhab suci para nabi yang diilhami oleh cahaya wahyu dan bergantung pada pengetahuan Ilahi yang tak terbatas. Hukum-hukum ini tidak lapuk oleh pasang surutnya masa, perubahan, atau peralihan. Karena pemahamannya tentang realitas kehidupan dan keberadaan, mazhab kenabian memberikan kepada umat manusia sistem yang paling tepat untuk mencapai kesempurnaan dan kemuliaan moral, dan menyeru manusia untuk mengarahkan jiwanya pada kebesaran.

Baca Yang lain

Dokter Beragama Nasrani Masuk Islam di Tangan Syekh As-Syibli

Dokter Beragama Nasrani Masuk Islam di Tangan Syekh As-Syibli Dikisahkan Syekh As-Syibli berteman dengan empat puluh orang fakir, Syekh As-Syibli berkata di depan mereka: “Allah telah menjamin rizki hamba-Nya. Allah berfirman: ”Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya dia akan membukakan jalan keluar baginya dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.” ( QS. Ath Thalaq: 2,3)

Baca Yang lain

Agama Memberi Makna Pada Manusia

Agama Memberi Makna Pada Manusia Kurangnya pemahaman mendalam terhadap agama dan mungkin perbedaan yang ada di antara beberapa agama menyebabkan sebagian orang mengabaikan fenomena agama dan mengganti pembahasan etika dengan agama.

Baca Yang lain

Mazhab Ja’fariyyah

Mazhab Ja’fariyyah Mazhab Ahlulbait as berkembang pada masa Imam Ja’far Shadiq as dan pengikutnya terus bertambah pesat, sehingga masyarakat lebih mengenal mazhab Syiah dengan mazhab Ja’fariyyah, yaitu nama yang diambil dari Imam Ja’far Shadiq as.

Baca Yang lain

Mendiskreditkan Ulama, Upaya Setan Besar Melemahkan Islam

Mendiskreditkan Ulama, Upaya Setan Besar Melemahkan Islam Kita memahami bahwa faktor penyebab utama di balik serangan yang dilancarkan musuh terhadap kaum ulama adalah perannya terhadap masa depan revolusi. Karena itu, musuh mencanangkan pertama kali untuk menyerang kaum ulama dengan tujuan melemahkan dan mengenyahkan revolusi. Termasuk dalam konteks ini adalah penentangan terhadap ulama, sebagaimana yang kini dilakukan sekelompok penulis bayaran yang bertujuan melemahkan aset spiritual milik Revolusi Islam di hadapan bangsa muslim.  

Baca Yang lain

Karakteristik Utama Ajaran Syiah: Rasionalitas, Ketaatan Agama, Spiritualitas, dan Semangat Jihad

Karakteristik Utama Ajaran Syiah: Rasionalitas, Ketaatan Agama, Spiritualitas, dan Semangat Jihad Dalam kesimpulan, karakteristik utama ajaran Syiah mencakup rasionalitas, ketaatan agama, spiritualitas, dan semangat jihad. Ini adalah fondasi yang kuat bagi pengikut Syiah dalam menghadapi cobaan dan penindasan, serta dalam mengejar kebenaran dan keadilan.

Baca Yang lain