Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Keadilan Al-Qur’an dalam Menilai dan Memilih Kata

2 Pendapat 05.0 / 5

Pilihan kata dalam ayat-ayat Al-Qur’an begitu indah, detail dan realistis. Ayat-ayat suci itu tidak pernah mengada-ngada atau melebih-lebihkan sesuatu. Kata yang digunakan pun begitu adil dan sesuai dengan apa yang terjadi sebenarnya.

Mari kita simak contoh-contoh ayat berikut ini,

1. Ketika berbicara tentang ahlul kitab, Al-Qur’an tidak pernah menggeneralisir bahwa mereka semua baik atau buruk. Allah swt Berfirman,

لَيْسُواْ سَوَاء مِّنْ أَهْلِ الْكِتَابِ أُمَّةٌ قَآئِمَةٌ يَتْلُونَ آيَاتِ اللّهِ آنَاء اللَّيْلِ وَهُمْ يَسْجُدُونَ

“Mereka itu tidak (seluruhnya) sama. Di antara ahli kitab ada golongan yang jujur, mereka membaca ayat-ayat Allah pada malam hari, dan mereka (juga) bersujud (shalat).” (QS.Ali Imran:113)

وَمِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ مَنْ إِن تَأْمَنْهُ بِقِنطَارٍ يُؤَدِّهِ إِلَيْكَ وَمِنْهُم مَّنْ إِن تَأْمَنْهُ بِدِينَارٍ لاَّ يُؤَدِّهِ إِلَيْكَ إِلاَّ مَا دُمْتَ عَلَيْهِ قَآئِماً

“Dan di antara ahli kitab ada yang jika engkau percayakan kepadanya harta yang banyak, niscaya dia mengembalikannya kepadamu. Tetapi ada (pula) di antara mereka yang jika engkau percayakan kepadanya satu dinar, dia tidak mengembalikannya kepadamu, kecuali jika engkau selalu menagihnya.” (QS.Ali Imran:75)

Jika kita perhatikan, ayat-ayat diatas selalu menggunakan kata min yang bermakna sebagian. Dan memang kenyataannya sebagian dari mereka memiliki niatan buruk dan sebagian yang lain adalah orang-orang yang baik. Dan pada ayat yang lain, Al-Qur’an terkadang menggunakan kata sebagian besar dari mereka.

 

2. Ketika berbicara tentang prasangka, Al-Qur’an juga menggunakan kata sebagian dari prasangka manusia itu buruk. Karenanya kita diajarkan untuk menghindari banyak prasangka.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيراً مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ

“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa.” (QS.al-Hujurat:12)

Pilihan kata yang begitu indah dan tepat dan memiliki makna yang dalam. Karena memang tidak semua prasangka itu buruk dan berdosa.

 

3. Ketika berbicara tentang orang-orang yang bertakwa, Al-Qur’an juga tidak menutup kemungkinan bahwa terkadang mereka bisa melakukan maksiat.

وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُواْ فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُواْ أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُواْ اللّهَ فَاسْتَغْفَرُواْ لِذُنُوبِهِمْ وَمَن يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ اللّهُ وَلَمْ يُصِرُّواْ عَلَى مَا فَعَلُواْ وَهُمْ يَعْلَمُونَ

“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri (berbuat dosa), mereka (segera) mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya, dan siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui.” (QS.Ali Imran:135)

إِنَّ الَّذِينَ اتَّقَواْ إِذَا مَسَّهُمْ طَائِفٌ مِّنَ الشَّيْطَانِ تَذَكَّرُواْ فَإِذَا هُم مُّبْصِرُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa apabila mereka dibayang-bayangi pikiran jahat (berbuat dosa) dari setan, mereka pun segera ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat (kesalahan-kesalahannya).” (QS.al-A’raf:201)

Ini membuktikan bahwa perbuatan dosa mereka tidak serta merta mengeluarkan mereka dari sifat orang yang bertakwa. Karena ketika berbuat salah, mereka segera ingat Allah dan memohon ampunan kepadanya.

Dari tiga contoh diatas. kita dapat melihat bagaimana Al-Qur’an begitu adil dalam menyampaikan informasi dan berita. Firman Allah tidak pernah melebihkan atau mengada-ngada. Semua sesuai dengan kejadian yang sebenarnya.

Maka ayat-ayat ini mengajarkan kita untuk lebih hati-hati dan lebih teliti dalam menilai sesuatu. Jangan mudah menggeneralisir dan menghukumi sama rata. Usahakan untuk selalu adil dalam menilai.

Sungguh pelajaran yang amat berharga, semoga kita dapat terus menyelami samudera petunjuk dari Firman-Firman Allah swt.