Seri Anbiya’ : Para Nabi adalah Manusia Paling Jujur Dizamannya.

Masih dalam nuansa bulan maulid nabi Muhammad saw. Kali ini kita akan sedikit mendalami sifat para nabi didalam Al-Qur’an.
Para nabi adalah utusan Tuhan yang mengemban tugas berat. Mereka adalah duta-duta Allah yang berkewajiban untuk membimbing manusia menuju jalan kesempurnaan. Mereka adalah cahaya yang memberi petunjuk ditengah gelapnya dunia.
Karena tugas yang berat ini, para nabi yang terpilih bukanlah orang sembarangan. Mereka harus dipersiapkan secara fisik, mental dan spiritualnya. Bahkan dari sejak lahir pun mereka berada dibawah penjagaan Allah secara langsung.
Seperti ketika Al-Qur’an menceritakan tentang bayi Musa yang sejak lahir telah terjaga dan berada dalam pengawasan Allah SWT,
وَلِتُصْنَعَ عَلَىٰ عَيْنِي
“Dan supaya kamu diasuh di bawah pengawasan-Ku.” (QS.Thaha:39)

Para nabi bukanlah orang biasa. Sebelum memproklamirkan diri sebagai nabi, mereka adalah orang yang terpandang dan disegani oleh masyarakat. Seperti firman Allah,
قَالُوا يَا صَالِحُ قَدْ كُنْتَ فِينَا مَرْجُوًّا قَبْلَ هَٰذَا
Kaum Tsamud berkata: “Hai Shaleh, sesungguhnya kamu sebelum ini adalah seorang di antara kami yang kami harapkan. ” (QS.Huud:62)

Oleh karena itu Al-Qur’an menyebut setidaknya 10 sifat penting yang dimiliki oleh para nabi. Sifat-sifat ini menjelaskan betapa mereka adalah orang-orang mulia sejak sebelum menjadi nabi.
Sifat pertama yang akan kita sebutkan adalah Sidqul Hadist. Setiap nabi adalah orang-orang jujur yang tak pernah ternodai dengan dusta. Segala perilakunya pun sejalan dengan apa yang mereka katakan.

Sifat ini tercermin dalam firman Allah,
وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ إِبْرَاهِيمَ  إِنَّهُ كَانَ صِدِّيقًا نَبِيًّا
Ceritakanlah (Hai Muhammad) kisah Ibrahim di dalam Al Kitab (Al Quran) ini. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan lagi seorang Nabi.” (QS.Maryam:41)
وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ إِدْرِيسَ  إِنَّهُ كَانَ صِدِّيقًا نَبِيًّا
“Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris (yang tersebut) di dalam Al Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang nabi.” (QS.Maryam:56)
يُوسُفُ أَيُّهَا الصِّدِّيقُ
(Setelah pelayan itu berjumpa dengan Yusuf dia berseru): “Yusuf, hai orang yang amat dipercaya.” (QS.Yusuf:46)
Terlebih lagi dengan nabi Muhammad saw. Bukankah kita telah mendengar bahwa beliau sampai mendapatkan gelar As-Shodiqul Amin, yang selalu jujur dan terpercaya?

Ingatkah kita ketika awal nabi Muhammad ingin menyampaikan kenabiannya. Beliau mengumpulkan umat di bukit Shafa, lalu beliau berkata, “Andai kukatan bahwa dibelakang gunung ini ada musuh yang siap menyerang kalian, apakah kalian percaya?”
Semua orang-orang kuffar saat itu sepakat menjawab,
مَا جَرَّبْنَا عَلَيْكَ كَذِبًا
“Kami tidak pernah menemukan engkau berdusta.”

Karena Nabi Muhammad saw beserta seluruh Anbiya’ adalah orang-orang yang paling jujur dizamannya. Sejak awal mereka adalah orang-orang terpandang yang dimuliakan oleh masyarakat sekitarnya.
Nantikan sifat-sifat selanjutnya pada seri Anbiya’ berikutnya. Semoga bermanfaat.