Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Fathimah az Zahra as

Sayyidah Fathimah as sebagai Model Manajemen Krisis Modern (1)

Sayyidah Fathimah as sebagai Model Manajemen Krisis Modern (1)

Di tengah kompleksitas kehidupan modern mulai dari tekanan mental, kerentanan keluarga, goyahnya nilai moral, hingga krisis ekonomi dan kemanusiaan manusia membutuhkan figur teladan yang bukan hanya memiliki kesempurnaan spiritual, tetapi juga relevan secara praktis dalam menghadapi tantangan. Dalam konteks ini, Sayyidah Fathimah az-Zahra as adalah figur yang sangat layak dijadikan model manajemen krisis modern. Meskipun beliau hidup di abad ketujuh, pola hidup, sikap mental, serta kecerdasan sosialnya menunjukkan prinsip-prinsip yang sangat selaras dengan pendekatan psikologi, manajemen keluarga, pendidikan generasi, dan strategi sosial kontemporer. Dengan mengamati perjalanan hidupnya, kita dapat menemukan panduan yang utuh tentang bagaimana menghadapi guncangan zaman dengan keteguhan hati, kejernihan jiwa, dan ketangguhan moral.  

Baca Yang lain

Wasiat Terakhir Sayyidah Zahra sa: Tentang Masa Depan

Wasiat Terakhir Sayyidah Zahra sa: Tentang Masa Depan Sayidah Fatimah memandang langit-langit rumah yang ia cintai — rumah kecil yang menjadi saksi kasih, perjuangan, dan luka. “Ali, setelah aku tidak ada… jangan tinggalkan jalan ayahku. Jangan tinggalkan orang-orang lemah yang membutuhkanmu. Jangan biarkan kekuasaan membuatmu diam.” Tangannya meraih tangan Ali.

Baca Yang lain

Wasiat Ketiga Sayyidah Zahra sa: Tentang Dirinya

Wasiat Ketiga Sayyidah Zahra sa: Tentang Dirinya Fatimah menutup mata sebentar, seakan berbicara kepada dirinya sendiri. Ketika ia membukanya kembali, sorot matanya tenang. “Ali… aku ingin sesuatu darimu, tapi mungkin inilah bagian tersulit.”

Baca Yang lain

Wasiat Kedua Sayyidah Zahra sa: Tentang Zainab

Wasiat Kedua Sayyidah Zahra sa: Tentang Zainab Fatimah menatap putrinya yang berdiri dekat pintu. Senyum kecil muncul di bibirnya. “Ali… Zainab adalah bagian dari jiwaku.” Air mata Zainab pecah untuk pertama kalinya. “Tolong, jangan biarkan dia hidup tanpa tujuan. Ajarkan dia untuk berdiri ketika dunia runtuh. Ajarkan dia untuk menjadi suara ketika semua suara dibungkam.”

Baca Yang lain

Wasiat Pertama Sayyidah Zahra sa: Tentang Anak-Anak

Wasiat Pertama Sayyidah Zahra sa: Tentang Anak-Anak Sayidah Fatimah menarik napas, seperti memanggil kekuatan terakhir dari langit. “Ali… jagalah Hasan dan Husain. Mereka bukan sekadar anak kita. Mereka adalah cahaya Nabi, amanah terakhir yang beliau titipkan kepadaku.”

Baca Yang lain

Wasiat Paling Pedih dari Putri Rasulullah dalam Narasi Ali Syariati (2)

Wasiat Paling Pedih dari Putri Rasulullah dalam Narasi Ali Syariati (2) Sayidah Fatimah membuka mata. “Ali,” panggilnya pelan. Suaranya serupa bisikan daun yang hendak rontok. Imam Ali mendekat. “Ya, wahai sayidati.” “Aku tidak ingin anak-anak mendekat dulu,” katanya lembut. “Ada hal yang ingin kusampaikan kepadamu—bukan tentang luka, bukan tentang diriku. Tapi tentang jalan setelah aku tiada.”

Baca Yang lain

Wasiat Paling Pedih dari Putri Rasulullah dalam Narasi Ali Syariati (1)

Wasiat Paling Pedih dari Putri Rasulullah dalam Narasi Ali Syariati (1) Sayidah Fatimah tidak pergi dengan ratapan. Tidak pergi dengan kemarahan. Ia pergi dengan kesadaran sejarah, meninggalkan pesan yang hingga kini tetap menyala: Bahwa kebenaran harus dijaga, anak-anak harus dididik dengan nilai, dan ketidakadilan harus dilawan — bahkan dengan kepergian yang sunyi.

Baca Yang lain

Kedudukan Pengetahuan Putri Nabi Muhammad Saw

Kedudukan Pengetahuan Putri Nabi Muhammad Saw - Seorang mukmin tidak mengganggu tetangganya. - Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah berkata baik atau diam. - Allah mencintai orang yang sabar, berbuat baik, dan menjaga kehormatan. - Malu adalah bagian dari iman, dan iman tempatnya di surga.

Baca Yang lain

Fatimah Menjaga Cahaya di Hati

Fatimah Menjaga Cahaya di Hati Sayyid Ali Khamenei menutup pesannya dengan seruan lembut namun dalam: syukurilah nikmat ini. Syukur karena kita mengenal Zahra, karena kita menaruh cinta kepadanya, karena kita menjadikan hidupnya sebagai pedoman dalam kegelapan zaman.  

Baca Yang lain

Fatimah, Teladan Bagi Seluruh Umat

Fatimah, Teladan Bagi Seluruh Umat Dalam pandangan Sayyid Ali Khamenei, Sayidah Zahra adalah teladan bagi semua manusia—bukan hanya bagi perempuan. Beliau berkata: “Kita terlalu kecil untuk menggambarkan kedudukan beliau. Namun dari perilakunya, kita bisa belajar bagaimana menjadi manusia sejati. Dalam Al-Qur’an, Allah menyebut dua perempuan sebagai teladan bagi seluruh orang beriman—istri Firaun dan Maryam binti Imran. Maka Fatimah Zahra sa adalah Siddiqat al-Kubra di antara para siddiqin dan siddiqat.”

Baca Yang lain

Cinta yang Menuntun

Cinta yang Menuntun “Cinta kepada Fatimah Zahra, Siddiqah al-Kubra, adalah karunia agung bagi kita. Segala puji bagi Allah yang memperkenalkan kita kepadanya, yang menjadikan kita bersandar pada kasih sayangnya dan menjadikan kita mencintainya.”  

Baca Yang lain

Fatimah,Cahaya yang Tak Terlukiskan

Fatimah,Cahaya yang Tak Terlukiskan “Tidak ada kata yang dapat melukiskan beliau. Dimensi keberadaannya yang luhur dan jiwanya yang suci melampaui batas pemahaman manusia. Beliau adalah inti pancaran kenabian dan wilayah, pancaran cahaya yang menakjubkan.”  

Baca Yang lain

Fatimah Zahra sa adalah Mukjizat Islam

Fatimah Zahra sa adalah Mukjizat Islam Ada saat-saat ketika kata-kata kehilangan maknanya. Setiap upaya untuk menggambarkan kemuliaan seseorang terasa terlalu kecil, terlalu terbatas. Begitulah ketika lidah mencoba menyebut nama Sayyidah Fatimah Zahra sa. Dalam pandangan Ayatullah Sayyid Ali Khamenei, beliau bukan sekadar putri Rasulullah, bukan pula hanya seorang ibu bagi para Imam suci. Sayyidah Fatimah Zahraadalah samudra kebijaksanaan, kesucian, dan kedalaman spiritual yang tak bertepi.  

Baca Yang lain

Kautsar dan Abtar: Dua Jalan Sejarah

Kautsar dan Abtar: Dua Jalan Sejarah Kisah ‘Ash bin Wā’il dan Surah al-Kautsar bukan sekadar peristiwa historis. Ia adalah pembeda abadi antara dua jalan: jalan kebaikan yang terus mengalir, dan jalan kebencian yang terputus.  

Baca Yang lain

Fatimah: Hadiah Ilahi bagi Rasulullah

Fatimah: Hadiah Ilahi bagi Rasulullah Fatimah az-Zahra sa adalah jawaban Ilahi atas ejekan dan luka yang ditorehkan kaum musyrik. Ia bukan hanya seorang anak perempuan yang lahir dari Khadijah al-Kubra, tetapi peneguh risalah yang diwariskan melalui darah dan cahaya.  

Baca Yang lain

Sayyidah Fatimah sa, Penjelmaan Kautsar dan Kemuliaan Nabi Muhammad saw

Sayyidah Fatimah sa, Penjelmaan Kautsar dan Kemuliaan Nabi Muhammad saw Pada suatu hari di Mekah, ketika matahari menebarkan panasnya di atas pasir tandus, seorang lelaki bernama ‘Ash bin Wā’il berjalan melewati salah satu jalan utama. Di sana, ia berpapasan dengan seorang lelaki yang wajahnya bersinar penuh ketenangan — Muhammad bin ‘Abdullah ﷺ, sang Nabi akhir zaman.  

Baca Yang lain

Penghulu Wanita Sepanjang Masa: Sayyidah Fatimah Az-Zahra (2)

Penghulu Wanita Sepanjang Masa: Sayyidah Fatimah Az-Zahra (2) Iman yang Tak Tergoyahkan: Fatimah Az-Zahra menunjukkan iman yang luar biasa. Beliau meyakini bahwa segala sesuatu berada dalam pengawasan Allah SWT. Iman adalah kunci utama, sebagaimana firman Allah: “Jika kamu menolong agama Allah, maka Dia akan menolongmu.” (QS. Muhammad: 7). Dalam perjuangan, iman menjadi dasar kemenangan.

Baca Yang lain

Penghulu Wanita Sepanjang Masa: Sayyidah Fatimah Az-Zahra (1)

Penghulu Wanita Sepanjang Masa: Sayyidah Fatimah Az-Zahra (1) Rasulullah SAW pernah bersabda: “Wahai Fatimah, barang siapa yang bershalawat kepadamu, Allah akan mengampuninya.” Fatimah Az-Zahra bukanlah sekadar putri Rasulullah SAW, tetapi beliau adalah sosok insan kamil yang menjadi panutan bagi umat manusia, baik laki-laki maupun perempuan.

Baca Yang lain

Fatimah adalah pencipta sejarah

Fatimah adalah pencipta sejarah Syariati melihat keterhubungan langsung antara Fatimah dan gerak sejarah yang akhirnya memuncak di Karbala. Baginya, Fatimah adalah awal dari garis kesyahidan yang ditutup oleh Husain. Apa yang diperjuangkan Fatimah dalam rumah kecil itu ditumpahkan Husain di padang Karbala dengan darah.

Baca Yang lain

Sayyidah Fatimah dan Kesyahidan yang Tidak Berdarah

Sayyidah Fatimah dan Kesyahidan yang Tidak Berdarah Ali Syariati membedakan dua jenis kesyahidan: 1. Syahadah dalam perang – kematian dalam medan fisik. 2. Syahadah dalam kehidupan – ketika seseorang hidup dalam penderitaan demi mempertahankan kebenaran.

Baca Yang lain