Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Kedudukan Isa al-Masih dalam Budaya Islam

1 Pendapat 05.0 / 5

Dalam budaya Islam, bukan hanya Isa bin Maryam alaihi salam, bahkan seluruh nabi memiliki kesempurnaan akhlak yang tinggi dan mereka suci dari segala bentuk kekotoran dan kehinaan moral.

Al-Masih adalah Nabi yang lahir ke dunia dengan mukjizat dan mendapat perhatian khusus Allah Swt. Allah ‘Azza wa Jalla memuliakan beliau dalam Al-Qur’an al-Karim dengan firman-Nya:

وَ السَّلامُ عَلَیَّ یَوْمَ وُلِدْتُ وَ یَوْمَ أَمُوتُ وَ یَوْمَ أُبْعَثُ حَیًّا

“Dan keselamatan semoga dilimpahkan kepadaku (Isa ‘alaihissalam), pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali” (QS. Maryam: 33).

Interaksi Islam dengan Agama-Agama Monoteis dan Para Pengikut al-Masih

Agama Islam pada hakikatnya–berbeda dengan propoganda negatif yang dikampanyekan oleh musuh-musuh Islam. Islam adalah agama persahabatan dan kasih sayang. Islam bukan datang untuk bertujuan melakukan kezaliman dan melanggar hak-hak orang lain serta mengobarkan peperangan dengan para pengikut agama-agama tauhid.

Sebagaimand hal ini ditegaskan oleh Allah Swt dalam firman-Nya:

لَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ

Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.  (QS: al Mumtahanah: 8)

Kedudukan Istimewa Al-Masih dalam Budaya Islam

Pandangan Islam terhadap Al-Masih adalah pandangan yang berharga dan akhlaki (bermuatan akhlak), sehingga diskripsi dan kedudukan seperti ini tidak ditemukan meskipun dalam ajaran Kristen. Allamah Fakih Kasyiful Ghitha mengemukakan bahwa bila tidak ada pengenalan dan penghormatan yang diberikan Al-Qur’an al-Karim kepada al-Masih dan ibunya yang mulia maka masyarakat dunia tidak akan memahami keagungan dan kesucian al-Masih.

Allah Swt memuji al-Masih dengan pelbagai ungkapan yang indah dan baik serta menyebut beliau dengan penuh kebesaran dan beliau diperkenalkan sebagai wujud yang membawa keberkahan dan kebaikan sebagaimana firman-Nya:

قالَ إِنِّی عَبْدُ اللَّهِ آتانِیَ الْكِتابَ وَ جَعَلَنی نَبِیًّا وَ جَعَلَنی مُبارَكاً أَیْنَ ما كُنْتُ وَ أَوْصانی بِالصَّلاةِ وَ الزَّكاةِ ما دُمْتُ حَیًّا

Berkata Isa: “Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi, dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup. (QS. Maryam: 30-31).

Kriteria-Kriteria Luar Biasa al-Masih dalam Al-Qur’an

1. Isa bin Maryam adalah Teladan dalam Menghormati Kedua orang Tua dan Menjauhi Kezaliman.

Allah Swt dalam Al-Qur’an al-Karim memperkenalkan al-Masih dengan penjelasan dan deskripsi yang berharga dan beliau dikemukakan sebagai teladan terbaik dalam akhlak sehingga setiap orang yang bertauhid dan merdeka berhak untuk meneladani beliau dalam keindahan akhlaknya. Salah satu kriteria dan karakter yang menonjol yang Allah perkenalkan kepada hamba-hamba-Nya adalah penghormatan terhadap kedua orangtua dan penjauhan kezaliman dan kelaliman dalam kehidupan. Ini adalah kriteria dan karakter penting moral yang diperlukan oleh semua manusia dalam kehidupan individual dan sosial. Dalam hal ini Al-Quran menjelaskan:

وَبَرًّا بِوَالِدَتِي وَلَمْ يَجْعَلْنِي جَبَّارًا شَقِيًّا

dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.(QS. Maryam: 32).

2. Ajakan kepada Penyembahan Allah Swt dan Tauhid

Seruan kepada penyembahan Allah (monoteisme) dan penjauhan dari syirik merupakan program utama seluruh utusan Tuhan. Dan Isa al-Masih pun telah melaksanakan tugas dan tanggung jawab Ilahiahnya di bidang ini dengan sebaik-baiknya. Al-Masih sangat menekankan perihal tauhid dan penyembahan Allah Swt dan beliau tidak menerima maqam uluhiyyah (kedudukan ketuhanan) bagi dirinya, bahkan beliau senantiasa membimbing masyarakat untuk mengikuti ajaran tauhid:

وَ إِنَّ اللَّهَ رَبِّی وَ رَبُّكُمْ فَاعْبُدُوهُ هذا صِراطٌ مُسْتَقیم

Sesungguhnya Allah adalah Tuhanku dan Tuhanmu, maka sembahIah Dia oleh kamu sekalian. Ini adalah jalan yang lurus. (QS. Maryam: 36).

Ada riwayat yang dinisbahkah kepada Isa al-Masih bahwa beliau berkata tentang penghambaan Allah Swt:

طُوبی لِلَّذینَ یَتهَجَّدونَ مِن اللَّیلِ ، اُولئكَ الّذینَ یَرِثونَ النُّورَ الدّائِمَ

Sungguh beruntung  orang-orang yang melakukan shalat tahajud di tengah malam. Mereka adalah orang-orang yang mewarisi cahaya yang abadi.

3. Kejelasan dalam Mengemukakan Kebenaran

Salah satu sifat dan kriteria istimewa yang hanya Allah sebutkan untuk Isa al-Masih adalah beliau orang yang terhormat dan diterima di dunia dan akhirat sebagaimana dinyatakan dalam ayat:

يَا مَرْيَمُ إِنَّ اللَّهَ يُبَشِّرُكِ بِكَلِمَةٍ مِّنْهُ اسْمُهُ الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ وَجِيهًا فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَمِنَ الْمُقَرَّبِينَ

(Ingatlah), ketika Malaikat berkata: “Hai Maryam, seungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah), (QS.Ali Imran: 45).

Dengan sedikit perenungan dan pengamatan dalam ayat-ayat yang berbicara tentang kriteria dan karakter mulia Isa al-Masih maka dapat dipahami dengan baik bahwa takzim dan apresiasi Al-Qur’an terhadap al-Masih begitu luar biasa dan dalam, sehingga sulit ditemukan kitab suci lain yang mampu menandingi Al-Qur’an dalam sanjungan dan penghargaannya terhadap al-Masih.