Imam Husein as
Imam Husain Terhadap Baiat Yazid
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Allamah MH. Thabathabai
Bersandar pada khalifah sejati sebelumnya, Imam Husain as tidak siap membaiat Yazid. Baiat yang berakibat fatal dan akan menginjak-injak agama dan ajaran sucinya. Baginya, tidak ada lagi taklif (kewajiban agama) selain menolak baiat. Sikap inilah yang hanya direstui oleh Tuhan.
Kepribadian Murni Imam Husain
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- parstoday
Rahbar yang memiliki telaah mendalam sejarah meyakini bahwa Imam Husain as sebelum revolusi besarnya, telah melakukan segenap upaya dan cara untuk menjaga agama Islam dan mencegah penyimpangan serta bid’ah, tapi ketika melihat hanya satu jalan yang tersisa, yakni perlawanan hingga titik darah penghabisan, maka beliau tetap melakukannya.
Kecintaan terhadap Imam Husein Berakar pada Lapisan Terdalam Eksistensi Pencinta Ahlul Bait
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- purkon hidayat
Kepala Lembaga Penerangan Islam Iran dalam acara peluncuran buku "Musim Hujan" mengatakan bahwa keterikatan pada Imam Husein, Cucu Nabi Muhammad saw berakar pada lapisan terdalam dari keberadaan pencinta Ahlul Bait.
Munajat Imam Husain
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Bagir Syarif Qurasyi
Pada detik-detik akhir kehidupannya itu, Imam Husain as berkesempatan untuk bemunajat kepada Allah Swt. Dengan hati yang luruh, beliau bermunajat, pasrah diri, dan mengadukan kepada-Nya segala bencana yang menimpa dirinya.
Arbain, Puncak Kesempurnaan Asyura
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Parstoday
Arbain atau 40 hari kesyahidan Imam Husain as adalah hari meraih kesempurnaan. Kesempurnaan Asyura adalah Arbain. Puncak kesempurnaan dari seluruh perjalanan, perjuangan dan kerja keras.
Universalitas Arbain
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Dr. Muhsin Labib
Angka 40 sangat termasyhur sebagai durasi kedukaan atas kesyahidan Imam Husain di Karbala pada 61 H. Disebutkan bahwa Imam Ali Zainal Abidin as menangisi ayahandanya selama 40 tahun seraya berpuasa di siang harinya dan bermunajat di malam harinya.
Imam Husain Rendah Hati
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Syaikh Ibn Ra’is Kermani
Suatu ketika, Imam Husain as lewat di hadapan sekelompok orang miskin yang sedang membentangkan mantelnya ke tanah dan makan roti kering. Orang-orang miskin itu mengajak Imam Husain as untuk makan roti kering bersama mereka. Imam Husain as turun dari kudanya seraya melantunkan ayat: Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang sombong. (QS. an-Nahl: 23)
Gaza, medan Karbala masa kini
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- ikmalonline
Selain itu, penderitaan yang dialami oleh keluarga Imam Husain dan para pengikutnya yang setia juga tercermin dalam kehidupan warga Palestina di Gaza yang terus-menerus berada di bawah pengepungan dan serangan.
Gaza, medan Karbala masa kini (1)
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- ikmalonline
Penting juga untuk menyadari bahwa dukungan terhadap warga Gaza bukan hanya masalah politik atau kemanusiaan, tetapi juga merupakan tanggung jawab moral dan spiritual sebagai umat Muslim.
Karbala kita saat ini (2)
- Dipublikasi pada
Kita melihat penguasa tiran di sekeliling kita hari ini. Kita melihat ketidakadilan dan penindasan di sekeliling kita hari ini. Saya tidak menyarankan kita untuk terbunuh dalam memerangi penindasan atau penguasa tiran, tetapi kita perlu keluar dari zona nyaman kita dan bertanya apakah kita sudah melakukan bagian kita. Tetap diam di hadapan penindasan dan ketidakadilan sama artinya dengan mendukung para tiran dan penindas.
Karbala kita saat ini (1)
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- ikmalonline
Ketika kita memperingati pengorbanan Imam Hussain, mari kita juga ingat rakyat Gaza dan semua yang menderita di bawah penindasan saat ini. Marilah kita bersuara menentang ketidakadilan dan mendukung mereka yang dengan berani melawan penindasan, seperti yang dilakukan Imam Hussain.
ASYURA DI LANGIT DAN DI BUMI
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- muhsin labib
Setiap individu pelintas Jalan Kesucian di Tanah Air Indonesia seharusnya memegang teguh sebagai "harga mati" dua paradigma kepatuhan ini; kepatuhan lintas ruang dan waktu sebagai umat, dan kepatuhan dalam teriotori Tanah dan Air sebagai bagian integral dari sebuah bangsa dengan jatidiri yang khas dan komitmen kebangsaannya yang dijunjung tinggi.
REVOLUSI KARBALA DAN KAUM PINGGIRAN
- Dipublikasi pada
Laga logika kebenaran versus logika keuntungan terus berlangsung dalam ragam episode, baik dulu, kini, maupun dan akan datang. Inilah kemenangan kekuatan kualitatif atas kekuatan kuantitatif. Inilah logika darah mengalahkan pedang. Lihat Lebih Sedikit
FEMININITAS DI KARBALA
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- muhsin labib
Para wanita canggug dan ringkih menuntut pengakuan kesetaraan. Zainab dan para wanita Karbala membuktikan bahwa kesetaraan dihadirkan dalam sikap dan pilihan jalan hidup.
"PERSETAN DENGAN MATI!"
- Dipublikasi pada
"Idzan la nubali bil maut" ("Kalau begitu, persetan dengan mati") mengabadi dan terus membahana dalam relung jiwa setiap pemuda pengikut Ahlulbait..
FAKTA-FAKTA ABADI ASYURA
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- muhsin labib
Al Husain menjual murah tubuhnya juga keluarganya bahkan putranya yang bayi demi membuktikan bahwa Muhammad SAW menganjurkan keluarganya yang pertama menderita dan yang terakhir berbahagia.
TRAGEDI KARBALA DALAM KONTEKS KINI DAN SINI
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- muhsin labib
Asyura mesti membuat para pengingatnya makin tangguh, rendah hati, lapang dada, tak mudah tersinggung, tak menanti apresiasi dalam interaksi sesama, tak membesarkan hal-hal kecil, melek prioritas dan rajin evaluasi.
DIALEKTIKA ASYURA
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- muhsin labib
Al-Husain menyambut syahadah itu dengan hati berbunga dan mata berbinar, sebagaimana sesumbarnya “Jika kematianku adalah tumbal dan syarat bagi tegaknya agama Muhammad, maka, hai pedang-pedang, ambillah aku!”.
Hitam Karbala
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Ust. M. Ilyas
Hitamnya Karbala bukan sekadar warna, melainkan simbol dari kezaliman yang luar biasa. Tragedi ini mengingatkan kita pada pembantaian manusia yang bahkan lebih pekat dibandingkan dengan kengerian yang dilakukan Eropa pada Perang Salib dan di Andalusia, di mana seratus ribu orang, termasuk laki-laki, perempuan, dan anak-anak, menjadi korban.
JEJAK ASYURA DI NUSANTARA
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- muhsin labib
Kata "Sura", yang dipahami sebagai Bulan Muharram dalam Bahasa Jawa, diambil dari Bahasa Arab 'Asyura, yang berarti sepuluh, dan merujuk kepada hari ke-sepuluh di Bulan Muharram yang memiliki makna penting bagi umat Islam.