Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Imam Husein as

Arti Kesaksian Dalam Ziarah Imam Al Husein as. (2)

Arti Kesaksian Dalam Ziarah Imam Al Husein as. (2)

Jadi ketika seorang peziarah  melantunkan paragraf Ziarah, seperti Ziarah Arba’in untuk Imam Al Husein as.:  السَّلامُ عَلَى وَلِيِّ اللَّهِ وَ حَبِيبِهِ السَّلامُ عَلَى خَلِيلِ اللَّهِ وَ نَجِيبِهِ السَّلامُ عَلَى صَفِيِّ اللَّهِ وَ ابْنِ صَفِيِّهِ السَّلامُ عَلَى الْحُسَيْنِ الْمَظْلُومِ الشَّهِيدِ السَّلامُ عَلَى أَسِيرِ الْكُرُبَاتِ وَ قَتِيلِ الْعَبَرَاتِ  اللَّهُمَّ إِنِّي أَشْهَدُ أَنَّهُ وَلِيُّكَ وَ ابْنُ وَلِيِّكَ وَ صَفِيُّكَ وَ ابْنُ صَفِيِّكَ

Baca Yang lain

Arti Kesaksian Dalam Ziarah Imam Al Husein as. (1)

Arti Kesaksian Dalam Ziarah Imam Al Husein as.  (1) Dengan Ikrar Kesaksian ini, seorang peziarah telah menanamkan akidah mendasar dalam Islam dan memperkokohnya. Ia telah mendoktrinkan sebuah Prinsip Islam yang akan menjaga keimanannya. Sehingga ia tetap dapat berjalan tegak dan seimbang di Jalan Allah.

Baca Yang lain

Bait-bait Sedih Asy Syâfi’l Meratapi Imam Al Husain as.

Bait-bait Sedih Asy Syâfi’l Meratapi Imam Al Husain as. Mereka adalah pemberi syafaat untukku di Hari Mahsyar nanti dan ketika aku diberdirikan * di saat bencana besar tampak bagi para penyaksi.  (Manâqib; Ibnu Syahr Âsyûb, 2/232-233. Baca juga Dîwân Imam Syafi’i) 

Baca Yang lain

Keindahan yang Mengguncang Istana Yazid (2)

Keindahan yang Mengguncang Istana Yazid (2) Keindahan Zainab bukan sekadar pernyataan kemenangan rohani. Ia adalah cerminan harmoni filosofis antara femininitas dan maskulinitas, dua kutub yang saling melengkapi dalam revolusi Karbala. Femininitas Zainab—yang lembut namun tak pernah lemah, penuh kasih namun teguh—adalah pasangan setara maskulinitas Al-Husain, yang gagah berani dan rela berkorban.  

Baca Yang lain

Keindahan yang Mengguncang Istana Yazid (1)

Keindahan yang Mengguncang Istana Yazid (1) “Keindahan Semata!” adalah ledakan cahaya di istana gelap Yazid, deklarasi kemenangan abadi. Kata-kata itu mengoyak topeng sang tiran, menyingkap kebobrokan di balik kemilau emas. Di panggung duniawi yang penuh gemerlap, seorang wanita berbelenggu menyatakan keindahan tertinggi: keindahan yang lahir dari api pengorbanan, bersinar di atas puing tirani, dan mengguncang zaman.

Baca Yang lain

Dampak dari Kebangkitan Imam Husein as bagi Islam

Dampak dari Kebangkitan Imam Husein as bagi Islam Dampak dari Kebangkitan Imam Husein as bagi Islam Di antara dampak jangka panjang kebangkitan Imam Husein as dalam masyarakat Islam, berikut ini dapat disebutkan:

Baca Yang lain

Ciri-ciri Kebangkitan Imam Husein as

Ciri-ciri Kebangkitan Imam Husein as Imam Husein as berkata tentang memilih kehidupan yang bahagia di akhirat dan menolak menerima kehinaan di dunia ini, sebagai tujuan lain dari kebangkitan, sebagai tanggapan atas saran Ubaydullah bin Ziyad yang menawarkan Imam pilihan antara dibunuh atau bersumpah setia kepada Yazid, “Oh, betapa besarnya kehinaan! Ya Allah, ini bukan untuk kami, Rasul-Nya, dan orang-orang beriman… Oh, betapa besarnya kehinaan dan rasa malu yang harus kami terima. 

Baca Yang lain

Arba‘īn: Diplomasi Budaya di Jalan Najaf–Karbala

Arba‘īn: Diplomasi Budaya di Jalan Najaf–Karbala “Di antara lautan manusia ini, aku kehilangan namaku, namun menemukan diriku di dalam hatimu.” Arba‘īn adalah lautan itu — tempat di mana identitas pribadi larut dalam persaudaraan universal, dan di mana diplomasi budaya menemukan bentuknya yang paling murni.

Baca Yang lain

Arba‘īn: Diplomasi Budaya di Jalan Najaf–Karbala (2)

Arba‘īn: Diplomasi Budaya di Jalan Najaf–Karbala (2) Arba‘īn juga berperan sebagai ruang belajar sosial yang unik. Peziarah dari negara yang memiliki sejarah ketegangan politik dapat bertemu, berdialog, dan menemukan titik temu melalui nilai-nilai bersama. Seorang peziarah Eropa, misalnya, yang sebelumnya mengenal Timur Tengah hanya dari berita konflik, pulang dengan cerita tentang keramahan penduduk Irak.

Baca Yang lain

Arba‘īn: Diplomasi Budaya di Jalan Najaf–Karbala (1)

Arba‘īn: Diplomasi Budaya di Jalan Najaf–Karbala (1) Arba‘īn 2025 bukan hanya akan menjadi peristiwa keagamaan terbesar tahun ini, tetapi juga momen diplomasi budaya global yang akan tercatat dalam sejarah. Dari Najaf ke Karbala, dari langkah pertama hingga langkah terakhir, jutaan peziarah membuktikan bahwa meski dunia sering dipisahkan oleh batas negara dan ideologi, selalu ada ruang di mana semua manusia bisa berjalan bersama — dalam satu tujuan, satu doa, dan satu cinta kepada Imam Husain as.

Baca Yang lain

Mengapa Cucu Nabi Imam Husein Bangkit Melawan Yazid bin Muawiyah? Apa Prestasi yang Dicapai Gerakan Ini Bagi Umat Islam? (3)

Mengapa Cucu Nabi Imam Husein Bangkit Melawan Yazid bin Muawiyah? Apa Prestasi yang Dicapai Gerakan Ini Bagi Umat Islam? (3) Imam Husein as berbicara tentang tujuan dan motif kebangkitan Asyura pada berbagai kesempatan dalam khotbah-khotbahnya yang menggugah, surat-suratnya, pidato-pidatonya yang menyentuh hati, dan wasiatnya. Imam menganggap diam dalam menghadapi kejahatan para penguasa Umayah dan berkompromi dengan mereka sebagai dosa yang tidak terampuni.    

Baca Yang lain

Mengapa Cucu Nabi Imam Husein Bangkit Melawan Yazid bin Muawiyah? Apa Prestasi yang Dicapai Gerakan Ini Bagi Umat Islam? (2)

Mengapa Cucu Nabi Imam Husein Bangkit Melawan Yazid bin Muawiyah? Apa Prestasi yang Dicapai Gerakan Ini Bagi Umat Islam? (2) Imam Husein as pada masa-masa ketika ia berada di bawah tekanan di Madinah untuk diambil baiat dari gubernur kota itu, menanggapinya dengan berkata, Sekarang umat Islam telah dijebak oleh penguasa seperti Yazid, maka mereka harus membaca Al-Fatihah bagi kehancuran Islam.  

Baca Yang lain

Mengapa Cucu Nabi Imam Husein Bangkit Melawan Yazid bin Muawiyah? Apa Prestasi yang Dicapai Gerakan Ini Bagi Umat Islam? (1)

Mengapa Cucu Nabi Imam Husein Bangkit Melawan Yazid bin Muawiyah? Apa Prestasi yang Dicapai Gerakan Ini Bagi Umat Islam? (1) Akhirnya, jika kita ingin mengungkapkan tujuan Imam Husein as, kita harus mengatakan bahwa tujuan orang besar itu adalah untuk memenuhi kewajiban agama yang besar yang belum pernah dipenuhi oleh seorang pun sebelum Imam Husain, bahkan Nabi sendiri. Baik Nabi, maupun Amirul Mukminin, maupun Imam Hassan Mujtaba tidak pernah memenuhi kewajiban ini. Karena krisis ini belum pernah terjadi pada masa mereka. Akan tetapi, kewajiban itu adalah tugas kebangkitan untuk mengembalikan masyarakat Islam ke jalan tauhid dan Al-Qur'an yang benar. Sebuah tugas yang berada di pundak umat Islam.

Baca Yang lain

Merdekalah, Lawan Penindasan! (2)

Merdekalah, Lawan Penindasan! (2) Meskipun berlalu lebih dari 1400 tahun sejak perlawanan Imam Husein dan peristiwa Asyura, tapi kita terus menyaksikan ratusan juta orang di seluruh dunia memperingati momentum besar bersejarah ini setiap tahun dan berkabung serta menggelar acara duka untuk mengenang perlawanan Imam Husein yang bersejarah dan menghancurkan musuh.  

Baca Yang lain

Merdekalah, Lawan Penindasan! (1)

Merdekalah, Lawan Penindasan! (1) Perlawanan Imam Husein dikenal saat ini sebagai simbol kebebasan, keadilan, dan anti-penindasan di dunia. Imam Husein yang dikenal dengan sebutan Abu Abdullah dan Sayid al-Syuhada, adalah cucu Nabi Muhammad Saw yang lahir di Madinah pada tahun 4 H.

Baca Yang lain

Ketika Dahi Menyentuh Tanah Karbala (2)

Ketika Dahi Menyentuh Tanah Karbala (2) Inilah makna terdalam dari sujud yang diwariskan oleh Imam Ali Zainal Abidin as. Sebuah sujud yang bukan sekadar gerakan, tetapi sebuah pernyataan iman, perlawanan dan cinta kepada keadilan. Saat kita bersujud di atas tanah itu, kita seakan mendengar suara Imam Husain yang berkata: “Jangan pernah tunduk kecuali kepada Tuhanmu.”  

Baca Yang lain

Ketika Dahi Menyentuh Tanah Karbala (1)

Ketika Dahi Menyentuh Tanah Karbala (1) Inilah makna terdalam dari sujud yang diwariskan oleh Imam Ali Zainal Abidin as. Sebuah sujud yang bukan sekadar gerakan, tetapi sebuah pernyataan iman, perlawanan dan cinta kepada keadilan. Saat kita bersujud di atas tanah itu, kita seakan mendengar suara Imam Husain yang berkata: “Jangan pernah tunduk kecuali kepada Tuhanmu.”

Baca Yang lain

Para Tawanan Ahlulbait di Damaskus: Ketika Kebenaran Menembus Kegelapan (2)

Para Tawanan Ahlulbait di Damaskus: Ketika Kebenaran Menembus Kegelapan (2) Kisah lain yang tak kalah menggugah terjadi tak lama setelah kafilah Ahlulbait memasuki Syam. Seorang pria bernama Ibrahim bin Thalhah bin Ubaidillah menghampiri Imam Ali Zainal Abidin as dan bertanya dengan nada penuh kemenangan, “Wahai Ali bin Husain, siapakah yang menang?”  

Baca Yang lain

Para Tawanan Ahlulbait di Damaskus: Ketika Kebenaran Menembus Kegelapan (1)

Para Tawanan Ahlulbait di Damaskus: Ketika Kebenaran Menembus Kegelapan (1) Dialog Imam Sajjad as dengan lelaki Syam terdapat dalam berbagai riwayat sejarah, seperti al-Irshad karya Syaikh Mufid dan Maqtal al-Husain karya al-Khwarizmi. Diriwayatkan juga oleh sejarawan Sunni seperti Abu Mikhnaf dan al-Tabari.  

Baca Yang lain

Geopolitik Arbain: Manusia, Makna, dan Perlawanan (2)

Geopolitik Arbain: Manusia, Makna, dan Perlawanan (2) Karena Arbain adalah geopolitik spiritual. Di jalan Karbala, tiga unsur utama geopolitik berpadu: geografi, politik, dan kekuatan umat. Geografi perlawanan membentang dari Najaf ke Karbala. Politik tercermin dari kesetiaan umat kepada garis Imamah dan Wilayah. Dan kekuatan nyata terlihat dari kemampuan mobilisasi jutaan jiwa tanpa instruksi negara, tanpa propaganda korporat, tanpa iming-iming duniawi.  

Baca Yang lain