Jadilah Teman Diskusi Bagi Anak

Terkadang, beberapa orangtua memberikan jawaban terperinci yang tak perlu kepada anak. Ini juga tidaklah semestinya. Pengalaman membuktikan bahwa anak tidak ingin mendengarkan jawaban yang panjang. Meskipun anak menginginkan jawaban atas pertanyaannya, namun jawaban panjang akan membuatnya lelah.

Orangtua juga harus membiasakan anak untuk berdebat dan berdiskusi saat dirinya tumbuh besar. Ketika diperlukan, mereka harus membantunya bereksperimen. Anak juga manusia berpikir, yang memerlukan dorongan pada proses berpikirnya sehingga dapat memanfaatkan kemampuannya dan mempersiapkan dirinya bagi masa depan kehidupannya.

Imam Ali bin Abi Thalib berkata,
“ Seseorang yang mengajukan pertanyaan-pertanyaan di masa kecilnya, akan cakap dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan ketika dewasa”
Beliau juga berkata, “Hati anak itu seperti tanah yang subur. Apapun yang kalian masukkan kedalamnya akan diterima”

Seorang wanita menulis dalam suratnya:
“suatu malam, ayah pulang dan memberikan sebuah teka-teki kepadaku. Ia juga mengatakan bahwa teman-temannya tak dapat memecahkannya. Semua orang di rumah sudah tertidur, saat aku tetap mencoba memecahkan teka-teki itu. Aku lama memikirkannya, namun akhirnya berhasil memperoleh jawabannya. Aku sangat gembira, sehingga membangunkan ayahku. Ia pun merasa senang atas upayaku memecahkan teka-teki itu. Ia selalu mendorongku menajamkan daya inteletualitasku. Ia telah mempersiapkanku dengan baik untuk menghadapi permasalahan hidup secara bijaksana”