Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Pesan Ukhuwah Rasulullah saw di Saat Haji Wada’(2)

2 Pendapat 05.0 / 5

Pesan Ukhuwah

Pada hari kedelapan Dzulhijjah, Rasulullah saw berniat ke Arafah melalui jalan Mina untuk wuquf di sana sampai mentari terbit pada sembilan Dzulhijjah. Dengan menaiki ontanya berangkat menuju Arafah, lalu singgah di kemah yang telah disediakan untuknya. Nabi saw di atas ontanya menyampaikan ceramah di hadapan hadirin yang berjumlah mencapai seratus ribu orang. Beliau bersabda:

“Dengarkan dan jaga perkataanku! Bahwa sepertinya aku sesudah tahun ini tidak akan bertemu lagi dengan kalian di tempat ini untuk selamanya. Hai orang-orang, sesungguhnya darah dan harta bendamu adalah haram bagi kamu (merampas hak milik) sampai diri kamu menemui Tuhanmu kelak, seperti keharaman (kehormatan dan kesucian) bulan ini, seperti keharaman tanah ini dan seperti keharaman hari ini..”

Rasulullah saw di dalam khotbahnya ini menyinggung soal kebiasaan-kebiasaan jahiliyah yang buruk, seperti dendam, khianat, riba dan lainnya, juga berpesan agar berlaku baik terhadap kaum wanita. Beliau juga bersabda: “Telah aku tinggalkan di tengah kalian sesuatu yang apabila kalian berpegang teguh kepadanya niscaya kalian tidak akan sesat untuk selamanya. Ialah perkara yang terang; Kitab Allah dan Sunnah Nabi-Nya.

Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya. Muslimin itu bersaudara. Tiada nabi sesudahku dan tiada umat sesudah kalian. Bukankah segala yang merupakan jahiliyah telah jatuh di bawah kakiku!?”

Setelah matahari terbenam Rasulullah saw berangkat menuju Muzdalifah. Di sana beliau menetap dari fajar sampai mentari terbit. Pada hari kesepuluh beliau bertolak ke Mina dan melaksanakan manasik. Kemudian melangkah menuju Mekah untuk menuntaskan manasik yang tersisa.

Imam Ali ketika itu berada di Yaman. Mengetahui Rasulullah saw pergi ke Mekah, maka ia berangkat (menyusul) bersama pasukannya untuk bergabung di musim haji. Ia membawa beberapa kain dan sutra yang diambil sebagai jizyah dari penduduk Najran. Setelah melaksanakan manasik umrah, ia kembali ke pasukannya sebagaimana yang Rasulullah perintahkan. Saat ia mendapati wakilnya telah membagi kain kepada tiap orang dari mereka, ia ingin menyerahkannya kepada Rasulullah saw, maka ia meminta kepada mereka untuk mengembalikan kain-kain itu.

 

Referensi:

As-Sirah al-Muhammadiyah/Ayatollah Syaikh Subhani