Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Menerapkan Amar Ma’ruf Nahi Munkar di Rumah Sendiri

1 Pendapat 05.0 / 5

Tahun demi tahun peristiwa syahidnya Imam Husein as bersama keluarga dan para sahabat setianya selalu kita peringati. Kita mendengar ulang kembali kronologi perjuangan berdarah-darah Imam Husain as dalam menegakkan amar ma’ruf dan nahi munkar.

Secara harfiah amar ma’ruf nahi munkar berarti mengajak saudara muslim kita untuk melakukan hal-hal yang baik (ma’ruf) dalam pandangan Islam dan menjauhi hal-hal yang buruk (munkar) dalam pandangan Islam. Dalam Islam sendiri ma’ruf berarti semua hal yang wajib dan mustahab untuk dilakukan; sementara munkar adalah semua hal yang haram dan makruh untuk dikerjakan. Dengan kata lain saat seorang muslim melakukan amar ma’ruf nahi munkar berarti dia tengah mengajak saudara muslimnya untuk menjalankan ajaran Islam dengan benar dan menjauhi laranganya. Jadi ruang lingkup amar ma’ruf nahi munkar sangat luas, bisa mencakup akidah, fikih sampai akhlak.

Begitu pentingnya amar ma’ruf nahi munkar ini hingga al-Qur’an menyebutnya sebagai faktor yang akan menyelamatkan umat Islam. Dalam surah Ali imron ayat 110 Allah swt berfirman:
“Kalian adalah umat terbaik yang bangkit untuk memperbaiki masyarakat, mengajak pada pekerjaan yang baik dan menjauhkan dari pekerjaan yang buruk.”
Munkar itu sendiri bak virus penyakit yang masuk ke dalam tubuh umat Islam. Menggerogoti perlahan. Jika kemunculan munkar dibiarkan begitu saja maka lambat laun tubuh itu akan hancur. Allah swt mengecam mereka yang cuek bebek pada kemunkaran yang terjadi di sekitar mereka.

Dalam surat al-Maidah ayat 63 dikatakan “Kenapa ulama Nasrani dan ulama Yahudi tidak menjauhkan mereka (umat) dari perkataan mereka yang berbau dosa dan memakan harta yang haram? Sungguh jelek aksi diam yang mereka lakukan itu”

Meskipun ayat diatas berbicara tentang umat Nasrani dan Yahudi tapi umat Islam tentu tidak boleh melupakan pesan asli yang terdapat pada ayat tersebut. apalagi al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang sebagian ayatnya, diceritakan kisah umat terdahulu agar umat Islam mengambil pelajaran dan hikmah dari mereka. Begitu pula dalam hal amar ma’ruf nahi munkar ini maka kita bisa berharap akan terwujud sebuah masyarakat Islam yang sehat dan mencerminkan nilai-nilai Islam dengan sempurna.

Dalam hal ini orangtua sebagai teladan anak-anak harus mampu menjadi pelaku amar ma’ruf nahi munkar yang baik. Contoh ketika suami menyaksikan sang istri tidak memakai kaos kaki di depan para tamu pria (non mahram) yang datang ke rumahnya maka suami harus segera mengingatkan istrinya. Tentu saja dengan lemah lembut dan tidak menjatuhkan harga diri istrinya di depan tamu. Jika suami tidak melakukannya maka besar sekali peluang istri akan kembali mengulanginya dengan anggapan bahwa hal itu bukan masalah. Toh suaminya adem ayem saja. Begitu pula dengan istri. Ketika ia menyaksikan sang suami misalnya bercanda ria dengan wanita non mahram dan tidak menjaga batas-batas pergaulan syar’i, istri juga harus segera mengingatkan suaminya. Jika tidak suami akan terbiasa dengan hal-hal seperti itu dna bisa saja kedekatan itu akan berakhir pada dosa-dosa yang lebih berat.

Lalu bagaimana menerapkan amar maruf nahi munkar pada anak-anak? selain menjadi teladan yang baik, orangtua juga harus terus memperkenalkan hal-hal yang baik (ma’ruf) pada anak-anaknya dan menyediakan sarana agar anak-anak terdorong dan mencintai perilaku ma’ruf.

 Orangtua juga harus memperkenalkan hal-hal yang munkar agaranak-anak mudah mengenali mana perilaku yang ma’ruf dan mana perilaku yang munkar. Tentu saja penjelasannya harus di sesuaikan dengan tingkat nalar dan kedewasaan anak-anak. Dalam tugas berat ini orangtua tak boleh melupakan faktor kelembutan dan cinta kasih. Pakar pendidikan menyebutkan jika anak benar-benar mendapatkan impahan kasih sayang dari orangtuanya maka dia akan lebih mudah mendengarkan perkataan orangtuanya dan dia akan meniru hal-hal ma’ruf seperti yang dicontohkan orangtuanya.

Memang salah satu syarat agar kita bisa melaksanakan amar ma’ruf nahyi munkar adalah kita melihat adanya peluang berubah dalam diri orang yang akan kita ajak berbuat ma’ruf. Jika kita tak melihat peluang itu, sebagian ulama berpendapat bahwa kewajiban anmar ma’ruf terlepas dari kita. Tapi sebagian ulama mengatakan jika kita tidak melihat peluang itu sama sekali maka kita harusnya menyediakan sarana agar peluang itu muncul. Jadi kewajiban amar maruf nahi munkar tidak hilang begitu saja dari kita.

Jadi,mari kita memulai amar ma’ruf nahi munkar di rumah kita. setidaknya kita mencontoh perjuangan Imam usain as meskit dalam skala yang lebih kecil. Jangan sampai kita hanya mencukupkan diri sebagai pendengar sejati kisah heroik Imam Husain as. jangan smapai kita hanya mencukupkan diri sebagai pendengar kisah sejati dan heroik Imam Husian as tanpa mau mengambil hikmah apalagi mengamalkannya