Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Seri Anbiya’: Tawakal Total kepada Allah

1 Pendapat 05.0 / 5

Para nabi telah mencapai derajat tawakal yang sangat tinggi. Semakin dalam kita melihat semakin tampak kepasrahan mereka kepada Allah SWT. Yang ada di mata mereka hanya Allah, selain-Nya tidak memiliki kuasa dan kekuatan sedikit pun.

Seperti kisah Nabi Huud as ketika dicaci dan diberi ancaman oleh kaumnya, beliau hanya menjawab

إِنِّي تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ رَبِّي وَرَبِّكُمْ ۚ مَا مِنْ دَابَّةٍ إِلَّا هُوَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهَا ۚ إِنَّ رَبِّي عَلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

Sesungguhnya aku bertawakkal kepada Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Tidak ada suatu binatang melatapun melainkan Dialah yang memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang lurus”. (QS.Huud:56)

*Kisah lengkapnya dapat dilihat mulai ayat 54-56.

Begitu pula dengan kisah Nabi Ibrahim as. Ketika beliau dilemparkan ke dalam api oleh Namrud, para malaikat berebut menawarkan bantuan. Malaikat pengontrol angin, penurun hujan dan yang lainnya meminta izin untuk memadamkan api itu. Namun apa jawaban dari Nabi Ibrahim as,

حسبي علمه بحالي

“Cukuplah Ilmu-Nya tentang keadaanku.”

Beliau meyakini bahwa Allah mengetahui keadaan dan kondisinya. Cukuplah Allah sebagai pelindung dan penyelamatnya.

Begitu juga dengan Nabi Musa as. Ketika dikejar oleh Fir’aun dan pasukannya, pengikut beliau mulai pesimis dan berkata,

فَلَمَّا تَرَاءَى الْجَمْعَانِ قَالَ أَصْحَابُ مُوسَىٰ إِنَّا لَمُدْرَكُونَ

Maka setelah kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa: “Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul”. (QS.asy-Syuara’:61)

Namun dengan penuh keyakinan dan tawakal beliau menjawab,

قَالَ كَلَّا ۖ إِنَّ مَعِيَ رَبِّي سَيَهْدِينِ

Musa menjawab: “Sekali-kali tidak akan tersusul; sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku”. (QS. Asy-Syuara’:61-62)

Seluruh nabi memiliki tingkat ketenangan dan tawakal yang tak terbayangkan. Seperti Rasulullah saw ketika hendak berhijrah ke Madinah dan dalam keadaan dikejar-kejar untuk dibunuh, beliau tetap tenang dan berusaha menenangkan sahabat yang mendampinginya.

إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا

Ketika dia berkata kepada temannya: “Janganlah kamu bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita”. (QS.at-Taubah:40)

Ketika manusia hanya berharap kepada Allah dan memutus semua harapan dari makhluk maka Allah akan menjadi pelindung dan doa-doanya akan dikabulkan.