Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Kisah Mengharukan : Dua Apel Ditangan Seorang Anak Kecil

1 Pendapat 05.0 / 5

Seorang anak memiliki dua buah apel. Satu apel digenggam ditangan kanannya dan satu lagi ditangan kirinya.

Tak lama kemudian ibunya datang dan meminta satu apel darinya. Anak itu memandangi ibunya lalu menggigit salah satu apel dan kemudian dengan cepat menggigit apel yang kedua.

Sang ibu memandangi anaknya dengan perasaan sedih dan menyesal melihat kelakuan anak yang ia cintai sepenuh hati.

“Tidakkah kau berikan satu untuk ibu yang telah memberikan semuanya padamu ?” gumamnya dalam hati.

Sebelum ibunya melamun lebih jauh, tiba-tiba sang anak memberi satu buah apel sambil berkata,

“Bu, yang ini lebih manis…”

Mendengar kalimat ini sang ibu segera memeluk anaknya dan menangis.

Kisah ini memberi pelajaran yang luar biasa agar kita tidak mudah menghukumi sesuatu. Hendaknya kita tidak tergesa-gesa untuk menilai apapun yang kita lihat dan apapun yang kita dengar dari orang lain.

Berilah kesempatan bagi orang lain untuk menjelaskan maksud mereka. Biasakan diri kita untuk memahami sebelum kita menuntut untuk dimengerti.

Kisah ini mengingatkan kita pada kisah Nabi Sulaiman as dan burung Hudhud ketika burung ini menghilang tanpa kabar, Al-Qur’an mengabadikan sikap bijak Nabi Sulaiman yang mengatakan,

لَأُعَذِّبَنَّهُ عَذَابًا شَدِيدًا أَوْ لَأَذْبَحَنَّهُ أَوْ لَيَأْتِيَنِّي بِسُلْطَانٍ مُبِينٍ

“Pasti akan kuhukum ia dengan hukuman yang berat atau kusembelih ia, kecuali jika ia datang kepadaku dengan alasan yang jelas.” (QS.An-Naml:21)

Bagaimanapun Nabi Sulaiman as tetap memberikan kesempatan kepada Hudhud untuk menjelaskan ketidak hadirannya.

Jika burung saja diberi kesempatan untuk menjelaskan kesalahan yang ia lakukan, kenapa kita mudah menghukumi saudara kita sesama manusia sebelum mendengar apa maksud dan alasannya?