Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Cincin Surgawi, Canda dan Kemurahan Hati Nabi saw(2)

1 Pendapat 05.0 / 5

2) Canda Nabi saw.

Suatu saat seorang nenek tua renta mendatangi Nabi Muhammad saw. dan berkata, “Aku sangat berharap bisa masuk surga.”

“Perempuan tua renta tidak akan masuk ke surga,” jawab Nabi saw.

Mendengar jawaban Nabi saw., nenek tua renta itu pergi dari hadapan Nabi saw. sambil menangis sejadi-jadinya karena sedih. Bilal Habasyi yang melihat sang nenek dalam keadaan menangis dahsyat terheran-heran dan bertanya, “Kenapa Anda menangis, Nek?”

“Aku menangis karena sabda Nabi saw. yang menyatakan bahwa perempuan tua renta tidak akan masuk ke surga,” jawab nenek tersebut.

Lalu Bilal menemui Nabi saw. dan menjelaskan kondisi nenek tua renta itu. Nabi saw. bersabda, “Orang kulit hitam juga tidak akan masuk surga.”

Bilal pun bersedih mendengar jawaban Nabi saw. Ia menghampiri sang nenek dan duduk bersama sambil menangis sedih.

Abbas, paman Nabi yang sudah berusia lanjut, berlalu di tempat itu dan melihat mereka berdua sedang menangis. “Kenapa kalian berdua menangis sedemikian rupa?” tanya Abbas.

Kedua orang itu menjawab dengan menukil sabda Nabi saw. yang mereka dengar langsung dari beliau.

Kemudian Abbas pun menghadap Nabi saw. dan menceritakan apa yang dilihatnya. Nabi saw. bersabda kepada Abbas, “Orang tua lanjut usia juga tidak akan masuk surga.”

Abbas bin Abdul Muthalib pun bersedih setalah mendengar sabda Nabi saw. tadi.

Kemudian Nabi saw. meminta ketiga orang tersebut menghadap. Lalu beliau saw. bersabda, “Allah swt. memasukkan penduduk surga ke surga-Nya dengan paras bersinar penuh cahaya dalam usia belia sambil mengenakan mahkota di kepala, bukan dalam bentuk seorang nenek atau kakek tua renta berwajah hitam dan buruk rupa.”

3) Kemurahan Hati Nabi saw.

Sahal bin Saad Sa’idi bertutur: “Aku menjahit sebuah jubah dari bahan kain wol berwarna hitam putih dan bermaksud menghadiahkan kepada Nabi Muhammad saw. Saat selesai, aku menghadap Nabi saw. dan memberikan kepada beliau.

Saat melihat jubah itu, Nabi saw. menunjukkan kegembiraannya. Beliau mengusapnya dengan tangan sucinya dan mengenakannya sambil memberikan pujian, “Alangkah bagusnya jubah ini!”

Seorang lelaki Arab Badui yang pada saat itu juga berada di sana berkata, “Berikanlah jubah ini kepadaku, wahai Rasulallah!”

Nabi Muhammad saw. langsung melepaskan jubah yang baru saja dipakainya dan memberikan kepada orang Arab Badui itu.”