Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Cara Turunnya Al-Quran

1 Pendapat 05.0 / 5

Cara turunnya Al-Quran berbeda dengan kitab-kitab suci samawi lainnya. Kalau kitab lain itu turun secara sekaligus kepada para nabi dan langsung disampaikan kepada ummatnya, Al-Quran turun secara berangsur-angsur. Perbedaan cara turunnya ini sempat dijadikan alasan oleh kaum Yahudi di masa Nabi untuk mempertanyakan kebenaran Al-Quran.

“Kenapa Al-Quran tidak turun sekaligus?”, tanya mereka. Allah lalu menjawab, “Demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (teratur dan benar) (Al-Furqan: 32). Kemudian, di ayat lainnya, Allah juga berfirman, “Dan Al-Quran itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian (Al-Isra: 106).

Jadi, tujuan penurunan Al-Quran secara bertahap adalah agar ayat-ayat tersebut masuk secara kuat ke dalam hati dan otak kaum Muslimin. Setiap ayat menjadi sangat kontekstual karena diturunkan dalam situasi yang relevan. Setiap kali muncul problem yang berkaitan dengan umat Islam, maka untuk menyelesaikannya, ayat atau surah diturunkan. Peristiwa itu disebut dengan asbabun nuzul atau sya’nun nuzul.

Tujuan lain dari penurunan secara bertahap adalah agar Al-Quran bisa dihapal dengan mudah. Ini terkait erat dengan upaya penjagaan Al-Quran sebagai kitab suci abadi. Nabi Muhammad adalah rasul terakhir. Al-Quran juga adalah kitab suci terakhir. Setelah Al-Quran turun, Allah tak akan menurunkan kitab suci apapun. Karena itu, Allah SWT merancang secara rapi cara-cara agar Al-Quran bisa disampaikan dari generasi ke generasi. Generasi pertama penerima kita ini (yaitu para sahabat), tentulah menghadapi masalah yang cukup besar dalam tugas mereka menghapal Al-Quran. Untuk mempermudah pekerjaan menghapal tersebut, maka Allah menurunkan 6.236 ayat Al-Quran ini (bukan 6.666) secara bertahap.

Hikmah penurunan Al-Quran secara bertahap adalah agar Rasulullah dan kaum Muslimin merasa bahwa mereka selalu berada dalam inayah Ilahi. Ada jalinan yang tidak pernah terputus antara mereka dengan Tuhan. “Dan bersabarlah dalam (menyampaikan) hukum Tuhanmu karena sesungguhnya engkau berada di bawah perlindungan (pantauan) Kami …  (QS. Ath-Thur: 48).

Akan tetapi, pada dasarnya, Al-Quran memang tidak mungkin diturunkan secara sekaligus. Ada beberapa alasan yang akan dibahas pada kesempatan berikutnya.