Benarkah Orang-orang Syiah yang Telah Membunuh Imam Husain as di Karbala?

Peristiwa Asyura tercatat dalam sejarah sebagai musibah agung yang menimpa keluarga Rasulullah Saw. Tragedi -yang membuat cucu Rasulullah Saw imam Husain as Syahid- itu, telah menyedot perhatian dunia Islam. Tak ayal peristiwa Asyura bagaikan magnet yang menarik sejumlah ulama-ulama Islam untuk mengkaji sejarah kelam tersebut dalam berbagai sisinya.

Pada pembahasan sebelumnya telah kita kaji satu topik menarik tentang tokoh utama yang membunuh Imam Husain as. Tak bisa kita pungkiri bahwa Yazid beserta sekutunya lah yang telah membunuh Imam Husain as beserta keluarga dan para sahabatnya. Hal tersebut tercatat jelas baik dalam catatan-catatan sejarah maupun dalam riwayat-riwayat.

Namun terdapat isu yang menarik sekaitan dengan pembunuh imam Husain as. Dikatakan bahwa yang membunuh imam Husain as adalah orang-orang Syiah yang pada saat itu berada pada pasukan Umar bin Saad atau Ubaidillah ibnu Ziyad. Alasannya ialah bahwa Iraq atau khusunya kota kufah dikenal sebagai kota orang-orang Syiah karena banyak dari penduduk kufah adalah orang Syiah, dan saat itu yang menjadi pasukan pembantai dan pembunuh Imam Husain as ialah orang-orang kufah yang berarti adalah orang-orang Syiah.

Dalam menjawab isu tersebut, perlu ditekankan bahwa pernyataan yang menyebutkan pembunuh imam Husain as adalah orang-orang Syiah bertolak belakang atau terjadi kontrdiksi dengan definisi atau pengertian Syiah itu sendiri. Dalam kajian Shiaologi pada pembahasan sebelumnya telah kita kupas bahwa yang dimaksud dengan Syiah ialah mereka yang mengikuti, mencintai atau menjadi penolong Imam Ali as beserta keturunannya. Lantas bagaimana mungkin orang-orang yang berani menghadapi imam Husain dan hendak membunuhnya dikatakan sebagai Syiah? Mungkinkah seseorang yang dikatakan sebagai pengikut atau pecinta Imam Husain as berada pada pasukan yang justru ingin membunuh imam Husain as? Tentu tidak mungkin.

Untuk itu Sayyid Muhsin Amin dalam kitabnya A’yan As-Syiah mengatakan bahwa yang membunuh imam Husain bukanlah Syiah, melainkan orang yang tamak, tidak beragama, penjahat dan lain sebagainya.

“Amit-amit bahwa orang-orang yang membunuhnya (imam Husain) adalah syiahnya, sebaliknya, sebagian mereka yang membunuhnya adalah orang-orang serakah, tidak beragama, penjahat kasar, dan pengikut para pemimpin yang cinta dunia. Tidak ada satupun diantara mereka sebagai syiahnya dan pecintanya. Adapun Syiahnya yang ‘Mukhlis’ telah menjadi penolongnya, dan tidak ragu untuk dibunuh dijalannya, dan mereka menolongnya dengan sekuat tenaga sampai saat terakhir hidupnya…”

Selain itu perlu kita ketahui, memang benar bahwa orang-orang yang datang ke Karbala dan hendak membunuh imam Husain as banyaknya adalah orang-orang Kufah. Tapi pada saat itu orang-orang Kufah tidak dikenal sebagai penduduk Syiah, hal itu karena pada saat Muawiyah berkuasa ia menjadikan Ziyad bin Abiih atau Ziyad bin Sumayyah sebagai pemimpin Kufah dan Bashrah, dan ditangan Ziyad lah orang-orang Syiah Kufah dibunuh, dipenjara, diteror, diasingkan, sampai tidak ada lagi orang yang dikenal sebagai Syiah di Kufah.

Ibnu Abi Al-Hadid dalam kitabnya Syarhu Nahjil Balaghah menulis peristiwa kelam yang menimpa orang-orang Syiah di Kufah pada saat Muawiyah berkuasa.

“…Setelah tahun kemarau, Muawiyah menulis surat pada rekannya yang menyatakan bahwa tidak ada pertanggungjawaban bagi orang yang meriwayatkan keutamaan Abu Turab (Imam Ali) dan Ahlul Baitnya. Sehingga para Khatib bangkit di setiap wilayah dan di setiap mimbar, mereka melaknat Ali dan berlepas diri darinya, mereka melakukan terhadapnya juga pada Ahlul Baitnya. Dan orang-orang yang paling menderita saat itu adalah penduduk Kufah, karena banyaknya mereka adalah Syiah Ali as, maka (oleh Muawiyah) dijadikanlah Ziyad bin Sumayyah sebagai pemimpin (Kufah) sekaligus Bashrah, ia (Ziyad) mengejar orang-orang Syiah, dan ia tahu mereka karena ia sebelumnya merupakan bagian dari pendukung Ali as, sehingga ia akan menemukan dan membunuh mereka sekalipun mereka dibawah batu. Ziyad menteror mereka, memotong tangan dan kaki mereka, membutakan mata mereka, menyalib mereka di pohon kurma, mengusir mereka dari Iraq, sehingga tidak ada yang tetap tinggal disana yang ma’ruf dari mereka..”

At-Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir juga meriwayatkan tetang Ziyad yang mengejar orang-orang Syiah dan membunuh mereka.

“…Dari Hasan ia berkata: Ziyad telah mengejar Syiah Ali Ra dan membunuh mereka. Dan ketika sampai berita itu kepada Hasan bin Ali Ra, maka ia berkata: Ya Allah asingkanlah dengan kematiannya, karena membunuh adalah ‘Kafarah’”

Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam kitabnya Lisanul Mizan juga menegaskan bahwa Ziyad adalah orang yang paling keras terhadap keluarga dan Syiah Ali ketika Muawiyah berkuasa.

“…dan ia (Ziyad) dulu termasuk Syiah Ali yang diberikan kuasa terhadap Al-Quds, lalu ketika kekuasaan digantikan Muawiyah, ia menjadi orang yang paling keras terhadap keluarga Ali dan Syiahnya. Dan ia yang berusaha membunuh Hujr bin Adi dan yang bersamanya..”

Catatan-catatan diatas menunjukkan bahwa tuduhan yang menyatakan pembunuh imam Husain as adalah orang-orang Syiah tidaklah benar. Selain hal itu bertentangan dengan pengertian Syiah sebagai pengikut serta penolong Ali as dan keluarganya, juga diketahui bahwa orang-orang Syiah pada saat Muawiyah berkuasa, banyak yang dibunuh, diteror, diasingkan dan diusir dari Iraq, sampai-sampai tidak ada orang yang dikenal sebagai Syiah di sana khususnya di Kufah. Sehingga mereka yang datang dengan jumlah puluhan bahkan ratusan ribu sebagai pasukan pembunuh imam Husain as di Karbala, dipastikan bukanlah bagian dari Syiah.

Wallahu A’lam