Benarkah Orang-orang Syiah yang Telah Membunuh Imam Husain di Karbala? (3)

Di tulisan sebelumnya, telah kami ulas seputar siapa sesungguhnya pembunuh Imam Husain. Dan kalau Anda sudah membacanya, tentunya sudah jelas bahwa pembunuh Imam Husain bukanlah Syiah-nya sendiri, melainkan Yazid-lah yang menjadi dalang pembantaian cucu tercinta nabi itu.

Tak sedikit para ulama dan ustaz-ustaz yang kontra-Syiah, yang berusaha menutupi keburukan dan kekejaman Yazid bin Muawiyah. Mereka seolah hendak membungkus citra Yazid dengan kain putih, yang melambangkan suci dari keburukan.

Namun, dengan penuh keyakinan, penulis katakan, bahwa usaha mereka untuk menutup-nutupi kebobrokan Yazid, terutama sebagai dalang pembunuhan Imam Husain adalah perbuatan yang sia-sia belaka. Bagaimana tidak, toh semua kekejamannya kepada cucu nabi telah termaktub dengan rapi di dalam beberapa kitab-kitab Sunni, apalagi kitab Syiah.

Syamsyidin Adz-Dzahabi, ulama Ahlusunnah, di dalam kitabnya, Siru A’lami An-Nubala’ ia menulis sesuatu tentang Yazid, di mana tulisan tersebut mengerucutkan sebuah kesimpulan bahwa, dalang di balik pembunuhan Imam Husain tak lain adalah Yazid bin Muawiyah, bukan pengikut Imam Husain itu sendiri. Untuk lebih jelasnya, ia menulis begini.

قلْتُ: کَانَ قَوِیّاً، شُجَاعاً، ذَا رَأْیٍ، وَحَزْمٍ، وَفِطْنَةٍ، وَفَصَاحَةٍ، وَلَهُ شِعْرٌ جَیِّدٌ، وکَانَ نَاصِبِیّاً ، فَظّاً، غَلِیْظاً، جَلْفاً، یتَنَاوَلُ المُسْکِرَ، وَیَفْعَلُ المُنْکَرَ افْتَتَحَ دَوْلَتَهُ بِمَقْتَلِ الشَّهِیْدِ الحُسَیْنِ، وَاخْتَتَمَهَا بِوَاقِعَةِ الحَرَّةِ.

“Yazid adalah pribadi yang perkasa, pemberani, suka berpendapat, cerdas dan fasih, dan bagus dalam bersyair. (Di sisi lain), ia adalah seorang nasibi, kasar. Ia selalu minum minuman keras dan berbuat kemungkaran. Pemerintahannya dimulai dengan pembunuhan terhadap Husain dan berakhir dengan peristiwa Harrah.”[1]

Dari uraian singkat di atas hendak memberikan pesan kepada kita, bahwa pembunuh Imam Husain bukanlah dari pengikutnya, melainkan Yazid-lah yang menjadi dalangnya.

[1] Siru A’lam An-Nubala’, Syamsudin Adz-Dzahabi, hal. 37, juz 4, penerbit: Mu’asasah Ar-Risalah.