Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Cahaya yang Tak Pernah Padam

1 Pendapat 05.0 / 5

Hari ini adalah hari wafatnya Rasulullah Saw, pribadi luar biasa yang pernah ada dalam sejarah umat manusia, dialah sosok yang telah merevolusi kehidupan umat manusia, dan mewariskan ajaran kebahagiaan.
Imam Ali bin Abi Thalib as dalam Khutbah 197 di Kitab Nahjul Balaghah menggambarkan detik-detik akhir kehidupan Rasulullah Saw seperti ini, “Rasulullah mengembuskan nafas terakhir saat kepala beliau berada dalam dadaku, jiwanya pergi saat tubuhnya di tanganku. Kemudian aku mendekapnya. Aku bertugas memandikan beliau dengan bantuan para malaikat. Saat itu dinding seluruh rumah retak. Sekelompok malaikat turun ke bumi, dan sekelompok lainnya terbang ke langit, dan telingaku tak pernah sepi mendengar suara lirih mereka menyalatkan Rasulullah. Sampai akhirnya aku letakkan jenazah beliau di liang lahad.”
 
Nabi-nabi Tuhan adalah para pemimpin hati yang membimbing karavan-karavan besar umat manusia menuju tujuan. Sejarah membuktikan, ketika sebuah masyarakat kehilangan arah atau tertinggal di belakang, salah satu nabi Tuhan akan datang menolong mereka, dan menunjukkan jalan baru. Nabi Muhammad Saw adalah cincin terakhir dari rangkaian nabi-nabi Ilahi yang sejak diangkat, merupakan figur bersih dan luar biasa yang bersinar di dunia.
 
Hari ini setelah ratusan tahun Rasulullah Saw wafat, pengaruh beliau jauh melampuai usianya yang 63 tahun, karena jangkauan tugas beliau meliputi seluruh sejarah manusia, dan upaya umat manusia, dialah yang menggambar peta jalan masa depan umat manusia. Nabi Muhammad adalah pemimpin yang luar biasa. Ajaran-ajarannya seperti fajar yang datang setiap hari dengan sinarnya yang baru, seruan dakwahnya menyegarkan jiwa, dan penuh semangat. Salam atasnya dan atas jiwanya yang suci.
 
Nabi Muhammad Saw sebulan sebelum wafat bersabda, “Perpisahan sudah dekat, dan pulang adalah menuju Tuhan. Tidak lama lagi aku akan dipanggil pulang, dan aku akan menyambut seruan-Nya. Aku meninggalkan dua pusaka berharga untuk kalian sebelum pergi, kitab Allah Swt dan Keluargaku. Tuhan yang Maha Pengasih dan Maha Mengetahui mengabarkan kepadaku bahwa kedua pusaka ini tidak akan terpisah sampai menemuiku di Telaga Kautsar kelak. Oleh karena itu pikirkan dengan baik bagaimana kalian akan memperlakukan keduanya.”
 
Ini adalah pertemuan terakhir dengan Rasulullah Saw, dan beliau senang karena telah menunjukkan jalan masa depan kepada umatnya. Kepada orang-orang yang ada di sekitarnya, Nabi Muhammad Saw berkata, “Wahai umatku, ketahuilah setelah aku, tidak akan ada lagi nabi, dan tidak akan ada Sunnah selain Sunnahku. Siapa pun yang mengaku nabi hanya klaim, dan tempatnya di neraka. Wahai umatku, tegakkanlah kebenaran, jangan terpecah belah, dan tetaplah menjadi Muslim sehingga kalian lestari.”

Salah satu jalan terbaik untuk mengenal hakikat nabi-nabi Ilahi adalah dengan menelaah karakteristik akhlak mereka. Karakter penting Nabi Muhammad Saw adalah akhlak mulia, dan kata-kata bijak penuh welas asih yang menjadi tolok ukur penting bagi kemajuan Islam. Di dalam Al Quran, akhlak Rasulullah menjadi pusat perhatian.
 
Biasanya ketika berbicara tentang Rasulullah Saw akan dikutip ayat 159 Surat Ali Imran. Salah satu penggalan ayat ini menyebutkan, “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu….”
 
Dari ayat ini kita mengetahui bahwa akhlak yang baik adalah anugerah penting dari Allah Swt, dan orang-orang yang berhati keras dan kasar, sampai kapan pun tidak akan pernah sukses meraih perhatian masyarakat, dan menghidayahi mereka. Kasih sayang dan toleransi terhadap masyarakat memainkan peran penting dalam memperkokoh kedudukan sosial.
 
Selama 23 tahun kerja kerasnya dalam menunaikan tugas, Nabi Muhammad Saw meninggalkan warisan penuh berkah bagi masyarakat manusia yaitu akhlak, kemanusiaan, dan keadilan. Masyarakat Arab yang sebelumnya hanya mengenal kebengisan, dan pertumpahan darah, setelah datangnya Islam, mulai mengenal ilmu pengetahuan yang membuka kesempatan kerja sama dan solidaritas di antara mereka.
 
Nabi Muhammad Saw mendidik sahabat-sahabatnya yang memiliki pandangan baru terhadap hidup dan eksistensi sedemikian rupa sehingga hati mereka dipenuhi cinta kepada Allah Swt, dan persaudaraan di antara sesama, sarat kasih sayang bukan kebencian atau permusuhan. Pelajaran yang diambil oleh Muslim dalam ajaran Rasulullah Saw adalah jalan menuju kebaikan, kebenaran dan keutamaan. Di madrasah Nabi Muhammad Saw, dididik manusia-manusia paling bersih. Tokoh-tokoh semacam Salman, Abu Dzar, Ammar Yassir, dan yang lainnya adalah contoh manusia-manusia agung.

Salah satu karakteristik unggul nabi-nabi Ilahi adalah memerangi syirik, takhayul dan penindasan. Saat Muhammad diangkat menjadi Nabi Islam, kelalaian dan kebodohan menjadi karakteristik mencolok masyarakat Arab. Nabi Muhammad Saw dengan menyebarkan pemikiran Tauhid, telah menciptakan perubahan besar di tengah masyarakat kala itu. Dengan ajaran-ajarannya yang mencerahkan, Rasulullah berhasil menciptakan sebuah program manajemen hidup luhur bagi sebuah bangsa yang berada di ambang keruntuhan. Al Quran adalah argumen terang benderang bagi masyarakat yang terlelap dalam tidur panjang.
 
Perlahan-lahan akar perpecahan sirna, dan masyarakat satu sama lain menjadi sahabat. Nabi Muhammad Saw dalam membangun fondasi pemerintahan Islam tidak pernah mencari kedudukan, atau jabatan. Tujuan beliau adalah menegakkan sebuah pemerintahan adil yang di dalamnya tidak disembah apa pun kecuali Tuhan Yang Maha Esa, di dalam pemerintahan Islam, non-Muslim sekali pun mendapatkan hak, dan melaksanakan kewajiban sosialnya, mereka hidup tenang dalam lindungan Allah Swt dan Rasul-Nya.
 
Mungkin bisa dikatakan bahwa tugas terberat umat manusia setelah kepergian Nabi Muhammad Saw adalah ketaatan pada jalan dan ajarannya. Allah Swt dalam Al Quran, ayat 64 Surat An Nissa berfirman, “Dan Kami tidak mengutus seseorang rasul melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah…”.
 
Rasulullah Saw mengubah arah jalan umat manusia dari keruntuhan menuju arah kesempurnaan, dan kemuliaan, dan beliau mengubah sebuah kaum jahiliyah dan liar, menjadi masyarakat beradab dan berbudaya. Tidak diragukan lagi, keyakinan sempurna ini tidak terbatas pada rentang waktu tertentu, dan ketaatan kepada Nabi Muhammad Saw tidak terbatas pada masa hidupnya saja.
 
Pribadi agung ini diutus oleh Allah Swt sebagai teladan bagi umat manusia, pemimpin panutan, dan tokoh unggul di berbagai bidang sosial, politik, ekonomi, dan keagamaan. Beliau adalah orang yang suci dari segala bentuk kesombongan, dan tidak pernah berpikir apa pun selain ridha Allah Swt, dan beliau terjaga dari segala kesalahan serta menyayangi masyarakat lebih dari diri mereka sendiri.

Beliau adalah manifestasi akhlak mulia, luhur dan perwujudan kemuliaan Allah Swt. Mengikuti jalan, dan metode beliau dapat menjamin kesempurnaan, dan kebahagiaan umat manusia. Al Quran meminta umat manusia tidak mendahului Nabi Muhammad Saw dalam perkataan, perbuatan, sikap, dan perilaku. Sebagaimana juga semangat ajaran agama sekarang menuntut masyarakat terdampak krisis untuk mengenal dengan baik akhlak luhur Nabi Muhammad Saw, dan menghiasi diri dengan akhlak tersebut.
 
Rasulullah Saw mewariskan ajaran yang hidup, dan penuh daya tarik yang selaras dengan fitrah manusia, dan mampu memenuhi seluruh kebutuhannya di setiap masa. Konsep-konsep seperti kebebasan, kemanusiaan, kasih sayang, dan hak asasi manusia yang dewasa ini menjadi mainan para diktator, kenyataannya terlahir kembali berkat kerja keras Nabi Muhammad Saw.
 
Pesan beliau adalah persahabatan, dan persaudaraan serta penegakan keadilan di tengah umat manusia. Metode ini akan tetap lestari sepanjang masa. Dengan demikian Nabi Muhammad Saw menjadi mata air bagi semua orang yang ingin hidup dalam kesempurnaan, dan kebahagiaan.
 
Ajaran-ajaran mencerahkan dan kokoh yang dibawa Nabi Muhammad Saw meski beliau wafat, bukan saja tidak padam, bahkan semakin menerangi mereka yang haus akan wujud penuh berkah beliau. Terutama sekarang ketika penduduk dunia seolah menjadi bahan olok-olok dengan kata-kata menipu semacam kebebasan, hak asasi manusia, dan kemanusiaan, membutuhkan tokoh seperti Nabi Muhammad Saw, dan ajaran luhur beliau, lebih dari sebelumnya.
 
Nabi Muhammad Saw dengan semangat besar, dan tak kenal lelah, menanggung penderitaan untuk kebahagiaan umat manusia, dan kembali kepada Allah Swt pada usia 63 tahun, akan tetapi cahaya yang dibawanya ke dunia, setiap hari semakin bersinar.