Sahabat Nabi yang Terlibat di Dalam Pembantaian Imam Husain (Bag. 3)

Peristiwa sepuluh Muharram seolah tak habis untuk dikaji, sebab kejadian tersebut selain penuh dengan kesedihan dan menyakitkan bagi kaum muslimin, di sisi yang lain juga sudah terkubur dalam waktu yang cukup lama sehingga membuat sebagian aspeknya menjadi pudar dan buram.

Diantara aspek tersebut adalah detail siapa saja yang terlibat dalam peristiwa besar itu. Setelah dicermati lebih dalam, ternyata dari berbagai literatur Islam yang ada, dapat ditemukan bahwa sebagian orang yang terlibat dalam tragedi itu adalah dari generasi yang pernah mengalami masa-masa kehidupan nabi Muhammad saw.

Artinya sebagian dari mereka yang tergabung dalam peristiwa Karbala, dulunya pernah melihat nabi secara langsung. Namun seiringan bergulirnya waktu mereka menutup mata atau pun mungkin lupa dengan hal itu sehingga tidak memperdulikan cucunya, imam Husein as yang begitu jelas dizalimi dan dianiaya.

Adalah Amr bin Huraits, seorang yang bisa disebut dari generasi para sahabat. Sebagaimana yang telah dicatat oleh Ibnul Atsir dalam kitabnya, ia adalah Amr bin Huraits bin Amr bin Utsman bin Abdullah bin Umar bin Makhzum Al-Qurasyi Al-Makhzawi dan memiliki kunyah atau nama panggilan Abu Sa’id.

Ia melihat (mengalami masa) nabi saw. Disebutkan pula bahwa nabi saw pernah mendoakannya dengan keberkahan. Ia kemudian tinggal di Kufah dan pernah berkuasa di tempat itu di bawah payung Bani Umayah.[1]

Hal ini juga diakui dalam literatur Syiah sebagaimana diriwayatkan oleh Sayid Mufid dan Allamah Majlisi, bahwasannya ia diberikan sebuah jabatan tertentu, pemimpin pasukan oleh Ibnu Ziyad, gubernur Kufah saat peristiwa Karbala terjadi.[2]

Tidak hanya itu, bahkan dalam kesempatan yang lain Ibnu ziyad juga pernah menjadikannya sebagai penggantinya sebagai penguasa Kufah. Hal ini dapat kita saksikan dalam kitab Ansabul Asyraf karya imam Ahmad bin Yahya bin Jabir Al-Baladzuri.[3]

Dengan semua ini, secara jelas dapat kita pahami kepada siapa ia berpihak, serta barisan mana yang ia perkuat. Sementara pada waktu itu, imam Husein as adalah musuh terbesar yang menjadi target utama dari teror pemerintahan Bani Umayah yang dipimpin oleh Yazid bin Muawiyah.

[1] Asadul Ghabah, jil: 3, hal: 710, Darul Fikr, Beirut.

[2] Silsilatu Muallifaatis Syaikhul Mufid, hal: 57. Biharul Anwar, jil: 44, hal: 352, Darul Ihya’i Turats Al-Arabi.

[3] Ansabul Asyraf, jil: 3, hal: 387, Darul fikr, Beirut.