Kedudukan Anshor, Muhajirin, dan Bani Hasyim bagi Nabi Muhammad saw.

Sejumlah kaum Muhajirin dan kaum Anshar berkumpul bersama beberapa orang dari Bani Hasyim. Setiap kelompok itu menyebutkan keutamaan mereka seraya merasa paling dekat di hati Rasulullah Saw dari selain mereka.

Seorang dari kaum Anshar berkata, “Bagaimana mungkin kami bukan yang paling dekat dengan Nabi Saw? Kami telah beriman kepadanya di saat beliau dimusuhi manusia. Kami mempercayainya di saat orang-orang mendustainya. Kami menolong dan menjaganya di saat kaumnya justru mengusirnya.”

Kaum Anshar menyebut-nyebut keutamaan mereka dan merasa terdepan dalam Islam.

Seseorang dari kaum Muhajirin berkata, “Tunggu dulu saudara kami! Kamilah yang berhijrah bersamanya. Kami meninggalkan keluarga kami, kampung halaman dan harta kami. Kami memusuhi saudara-saudara dan orang-orang tua kami, maka Rasulullah Saw lebih kami cintai dari segala sesuatu. Bukankah kami lebih dekat di sisi Rasulullah Saw dari kalian?”

Lalu semua memandang kepada Bani Hasyim. Salah satu di antara Bani Hasyim berkata, “Segala yang kalian sampaikan itu, maka kami terlibat bersama kalian dalam hal itu semua. Setelah itu, kami juga keluarga dan kerabatnya sekaligus saudaranya. Dagingnya adalah daging kami. Darahnya adalah darah kami. Apakah ada yang lebih baik dari itu wahai kaum Muhajirun dan Anshar?”

Tiba-tiba Rasulullah Saw datang sambil tersenyum.

Dia bersabda kepada semuanya, “Kalian semua benar! Kalian semua benar! Siapa yang memungkiri hal itu atau menolak kalian?”

“Adapun kalian, wahai masyarakat Anshar, kalian hanyalah saudara dan sahabatku.” Sumringah wajah kaum Anshar karena senang mendengarnya.

Mereka berkata, “Alangkah beruntungnya kami, demi Tuhan Pemilik Ka’bah! Kamilah saudara dan sahabatnya sekaligus.”

Kemudian Rasulullah Saw bersabda, “Adapun kalian, wahai kaum Muhajirun. Sungguh kita adalah dari kaum Muhajirun.”

Salah satu kaum Muhajirun berteriak, “Allahu Akbar! Allahu Akbar! Kita telah memperoleh kebaikan seluruhnya, demi Tuhan Pemilik Ka’bah. Sang Nabi hanyalah seorang dari kami.”

Kemudian Nabi Saw menoleh kepada Bani Hasyim seraya berkata, “Adapun kalian, wahai Bani Hasyim. Kalian dariku, dan aku dari kalian.”

Seseorang dari Bani Hasyim berteriak, “Berbanggalah dengan hal itu selamanya, wahai Bani Hasyim! Demi Allah, tidak ada seorang pun yang memperolehnya selain kalian!”

Demikianlah, maka semua orang berkumpul di hadapan Rasulullah Saw dan berbahagia dengan yang mereka peroleh. Lalu, Nabi Saw mengangkat suaranya berkata, “Sesungguhnya yang termulia di sisi Allah adalah yang paling bertakwa di antara kalian0.” (QS. Al-Hujurat [49]: 13) [*]