Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Hadis-hadis Perihal Penghormatan untuk Rasulullah Saw

1 Pendapat 05.0 / 5

Imam Jafar Shadiq a.s. mengatakan: “Jika disebutkan nama Nabi Saw, maka perbanyaklah menyampaikan salawat. Karena barang siapa yang menyampaikan salawat satu kali kepadanya, maka Allah akan membalas dengan salawat seribu shaf malaikat (Hanya Allah saja yang tahu berapa jumlah malaikat tiap shafnya). Karena seluruh eksistensi adalah tentara-tentaranya. Allah-lah Pemilik tentara langit dan bumi.’”

Jika Allah mengirimkan salawat seribu malaikat, maka seluruh entitas juga akan mengikuti untuk menyampaikan salawat. Dan hanya si pandir yang tidak mau meraih keutamaan besar ini.

Imam Shadiq a.s. menukil dari Rasulullah Saw: “Jika namaku disebutkan di sisi seseorang, namun orang itu lupa untuk mengucapkan salawat kepadaku, maka Allah akan membuatnya tersesat di tengah jalan menuju surga.” Kecuali kalau tidak karena meremehkannya sebab lupa, maka seperti itu dimaafkan. Orang yang tersesat di tengah jalan menuju surga, mungkin saja akan menemukan kembali setelah menanggung kepayahan.

Diriwayatkan bahwa setiap kali Rasulullah Saw berwudhu, sisa air itu diperebutkan oleh para sahabat untuk diambil berkahnya. Penghormatan seperti ini juga dilakukan terhadap Amirul Mukminin a.s. (Bihar al-Anwar, juz 38, hal. 17)

Usamah bin Syarik meriwayatkan: “Aku menemui Rasulullah Saw dan sahabat-sahabatnya seperti orang-orang yang kepala mereka dijadikan tempat istirahat burung.” Ketika burung yang ingin ditangkap hinggap di kepala seseorang, maka orang itu tidak akan menggerakkan kepalanya sedikit pun karena pasti burung itu akan terbang. Frase ini mengungkapkan alangkah hebatnya rasa hormat mereka kepada Rasulullah Saw sehingga mereka diam tidak mau bergerak dan tidak bersuara sedikit pun.

Urwah bin Mas’ud seorang tokoh Quraisy ketika menemui Rasulullah Saw, melihat sahabat-sahabatnya mengambil berkah dari air wudhu dan rambut Rasulullah Saw. Ketika kembali pada masyarakatnya, ia mengatakan: “Wahai masyarakat Quraisy, aku pernah berjumpa dengan Kisra dan Kaisar di istana-istana mereka dan juga Raja Najasyi (Negus), tapi demi Allah, itu tidak ada artinya dengan kecemerlangan Muhammad yang kulihat di tengah-tengah sahabat-sahabatnya.” (Bihar al-Anwar, juz 17, hal. 32)

Anas bin Malik juga mengatakan: “Saat Rasulullah Saw sedang menggunting rambutnya kulihat sahabat-sahabatnya mengelilingi beliau untuk mengambil setiap helai rambut yang jatuh ke tanah sebagai berkah.” (Bihar al-Anwar, juz 17, hal. 32)

Mughirah meriwayatkan: “Para sahabat mengetuk-ngetuk daun pintu Rasulullah Saw dengan kuku jari.”

Manusia-manusia yang berteriak-teriak memanggil Rasulullah Saw seperti yang disinggung oleh Alquran: “Sesungguhnya orang-orang yang memanggil engkau (Muhammad) dari luar kamar(mu) kebanyakan mereka tidak mengerti.” (QS. al-Hujurat: 4). Setelah mendapatkan pendidikan Alquran dan binaan dari Rasulullah Saw mereka berubah menjadi manusia-manusia malaikat. Sehingga sewaktu mau menemui Rasul Saw mereka mengetuk pintu dengan kuku jari-jarinya.

Diriwayatkan oleh sebagian sahabat bahwa karena hebatnya wibawa Rasul Saw sehingga para sahabat enggan untuk bertanya. Mereka juga tidak berani menatap mata beliau secara langsung.

Ketika Mansur Dawaniqi berdebat dengan Imam Malik di Masjid Rasulullah Saw, Imam Malik mengatakan kepadanya: “Allah Swt telah mengajarkan adab (tata krama) kepada kaum Muslim, janganlah kalian mengeraskan suara kalian melebihi suara Rasulullah Saw. Siapa saja yang melembutkan suaranya itulah manusia terpuji dan siapa yang mengeraskan suaranya dari luar kamar patut mendapatkan celaan.”

Artinya, sikap hormat terhadap Rasulullah Saw harus dijaga, baik ketika beliau masih hidup atau sudah meninggalkan dunia ini. Sebagian para ulama Ahlusunah Waljamaah seperti Imam Malik dan Abu Hanifah dikaruniai pemahaman yang benar tentang ayat adab di atas berkat pergaulan mereka dengan imam-imam Ahlulbait a.s.

Alhasil, menaruh rasa hormat terhadap Rasulullah Saw adalah bagian yang tidak terpisahkan dari ajaran-ajaran Islam. Setiap orang Islam wajib menempatkan Rasulullah Saw dalam posisi yang terhormat. Alquran  sendiri menggandengkan sikap penghormatan kepada Rasulullah Saw sejajar dengan keimanan dan perbuatan menyucikan Allah Swt. “Sungguh, Kami mengutus engkau (Muhammad) sebagai saksi (atas kalian), pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Agar kamu semua beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, menguatkan (agama)-Nya, membesarkan-Nya dan bertasbih kepada-Nya pagi dan petang.” (QS. al-Fath: 8-9)

Jadi, sangatlah pantas ketika nama Muhammad terdengar di telinga Imam Jafar Shadiq a.s, wajah beliau langsung pucat pasi. Seorang periwayat melaporkan bahwa sepanjang hidupnya Imam Jafar Shadiq a.s. tidak pernah meriwayatkan hadis dari Rasulullah Saw tanpa wudu. (Bihar al-Anwar, juz 17, hal. 32)

*Dikutip dari buku karya Ayatullah Jawadi Amuli, Nabi Muhammad Saw dalam Alquran