Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Menilik Makna Tangisan dalam Ayat Quran

1 Pendapat 05.0 / 5

At taubah :82

Maka hendaklah mereka tertawa sedikit dan menangis banyak, sebagai pembalasan dari apa yang selalu mereka kerjakan.

Menangis dan Tertawa menjadi bumbu kehidupan. Dua hal ini adalah keadaan ruhani seseorang. Pertama adalah gambaran duka dan yang kedua adalah kebahagiaan harapan semua, dua rasa yang sudah ada sejak seseorang manusia dilahirkan kedunia. Sebagian orang tidak pernah menghitung jerih payah yang mereka lakukan. Mereka rela membanting tulang dari pagi sampai malam. Mereka melakukan semua itu agar keluarganya bisa bahagia atau bahkan hanya agar tidak tertinggal dari yang lain.

Dalam ayat ini tangisan dan tawa dikorelasikan dengan apa saja yang dikerjakan manusia, dalam hal ini tindakan meninggalkan Nabi sendirian dengan tidak turut serta dalam perang berjihad di jalan Allah. Arahan yang ada menyuruh manusia agar tidak terlalu banyak tertawa. Apakah ini bermakna manusia dilarang bahagia?, Allah swt menyiapkan berbagai fasilitas dalam kehidupan termasuk mengirim para Nabi dan Rasul, mengirimkan kitab-kitab suci sebagai petunjuk adalah agar manusia berbahagia. Jadi jelas bahwa perintah untuk banyak menangis dan sedikit tertawa adalah di dunia ini. Tujuan utama adalah demi kebahagiaan hakiki di akhirat nanti. Menangis dalam rangka menyesali dan bertaubat kepada Allah swt.

Apakah hal ini berarti dilarang berbahagia di dunia ini. Ketika kita melihat kehidupan Nabi Muhammad saw beliau juga berbahagia bersama keluarga. Beliau bermain dengan cucu-cucu beliau tercinta Hasan dan Husain. Tapi kebahagian itu hanya sedikit saja, beliau lebih banyak bersedih dan bertaubat. Beliau melakukan istighfar setidaknya 70 kali sehari. Beliau menangis ketika satu pertiga malam, dalam tahajud yang beliau lakukan, beliau lakukan dengan tangisan dan penyesalan.

Poin penting dari ayat diatas adalah adanya ketidaktaatan dari umat Islam di jaman Nabi. Mereka yang menolak untuk ikut berperang lebih khawatir terhadap kehidupan duniawi dan jasadi. Lebih memilih harta dan kekayaan, lebih dari itu adalah lebih memilih nyawa daripada kehidupan mulia di alam akhirat. Kehidupan yang akan didapatkan ketika mentaati Allah swt melalui ketaatan pada Nabinya.

Dalam ayat ini disebut apa yang selalu mereka kerjakan. Kebanyakan manusia melakukan perbuatan dosa itu berulang kali. Bahkan sebagian orang ada yang berkata telah bertaubat namun kembali lagi melakukan dosa. Berbuat dosa karena merasa telah biasa berdosa.

Yusuf : 16

Kemudian mereka datang kepada ayah mereka di sore hari sambil menangis

Saudara-saudara Nabi Yusuf pun sama, mereka menangis tapi masih dengan kebohongan yang mereka lakukan. Mereka menuduh anjing liar telah membunuh saudara mereka. Berulang-ulang mereka berbohong untuk menutupi keburukan akibat iri dengki yang mereka miliki. Tangisan dalam rangka kebohongan semacam ini tentu tidak ada artinya. Tangisan berharga adalah tangisan dalam rangka bertaubat, merasa malu kepada Allah swt atas kesalahan yang telah diperbuat. Nabi yang suci saja mengajari kita untuk takut dan malu dan menyesali atas ketidakmaskimalan diri. Padahal semua mengakui bahwa beliau adalah manusia paling sempurna dan terbaik. Beliau adalah khairul bariyah.

Isra : 109

Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu’

Seperti inilah hamba-hamba yang dikasihi dan mengasihi Allah swt. Bersujud dan menangis karena Allah swt. Mereka takut dan cinta kepada-Nya dan berada dalam tangisan ditengah-tengah kekhusyuan dengan memanjangkan sujud di saat tahajud.

Mereka adalah sosok pemberani tidak pernah melarikan diri dari medan perang. Dengan tangisan ini mereka sama sekali tidak memiliki keberanian dihadapan Allah swt. Mereka tunduk secara total dihadapan Allah swt.

Maryam: 58

Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi dari keturunan Adam, dan dari orang-orang yang Kami angkat bersama Nuh, dan dari keturunan Ibrahim dan Israil, dan dari orang-orang yang telah Kami beri petunjuk dan telah Kami pilih. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis

Ayat-ayat Allah swt adalah ucapan dari kekasih sejati. Ucapan dari yang sangat dirindukan. Contoh nyata orang-orang yang seperti ini adalah para anbiya wal mursalin. Para Nabi dan juga para rasul. Selain mereka ada juga para wasyi Nabi. Wasyi dari Nabi Isa as, wasyi dari Nabi Muhammad saw yaitu para Imam Maksum as dan ahlul bait as.

An Najm: 43

dan bahwasanya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis

Ayat ini lebih kepada bahwa Allah swt sebagai sebab paripurna. Segala hal yakni terwujudnya benda dan kejadian adalah berasal dari Allah swt. Tertawa dan menangis didasarkan dari perbuatan manusia, perbuatan ini berasal dari kekuatan yang dititipkan Allah kepada manusia. Manusia untuk tertawa (berbahagia) dan untuk menangis (bersedih) sangat bergantung kepada-Nya. Bergantung kepada waktu, kesehatan, kekuatan, dan umur yang dititipkan Allah swt.

An Najm: 60

Dan kamu mentertawakan dan tidak menangis

Beberapa orang menertawakan berita akan datangnya hari kiamat. Sebagian dari mereka mengatakan bahwa kiamat tidak pernah ada. Kehidupan hanya di alam dunia itu. Setelah itu kehidupan akan berhenti. Akan hilang dan tidak akan terjadi apa-apa. Ungkapan yang tidak berdasar, bertolakbelakang dengan fitrah manusia. Sebagian manusia sangat banyak menangis karena mereka sangat menyadari bahwa bekal mereka sangat sedikit dan tidak cukup untuk perjalanan panjang setelah kematian.

Jumlah orang yang menertawakan (tidak peduli dengan hari kiamat) lebih banyak dibanding yang menangis (peduli dan menyiapkan bekal diri menghadapi hari kiamat kelak.

Kesimpulan:

Menangis itu penting dalam rangka menyadarkan diri dan menasihati untuk tidak berbangga atas capaian duniawi. Ada hal yang lebih besar dan patut menjadi perhatian utama yakni persiapan untuk memasuk alam akhirat. Sebelum tiba hari kiamat.

Wallahua’lam.