Hikmah Hijrahnya Imam Ali Ar Ridha as
Imam Ali Ridha as adalah seorang Imam yang hidup dalam tekanan politik. Penguasa kekhalifahan berusaha menutup berbagai peluang kebebasan untuk berdakwah bagi beliau. Namun walau demikian beliau senantiasa memanfaatkan setiap momen untuk menguraikan dan menjelaskan ajaran suci islam. Beliau juga mendidik masyarakat bagaimana menanggapi pemikiran barat dari berbagai terjemah yang membanjiri. Pemikiran yang tidak sedikit membuat masyarakat di ambang kebingungan. Subhat-subhat itu diulas dan dijawab Imam Ridha as sehingga masyarakat tidak berlarut-larut dalam ketidakjelasan. Beliau mengadakan berbagai dialog dan debat ilmiah. Dengan dialog dan debat ini beliau sebenarnya membidik beberapa hal. Bukan untuk menentukan menang dan kalah tapi lebih untuk mendidik masyarakat. Mengungkapkan hak dari yang batil. Membuktikan bahwa keluarga Nabi adalah tempat rujukan yang resmi. Membawa amanah keilmuan dari Muhammad saw sang Nabi.
Pada saat yang sama ada juga ulama yang berusaha menjawab subhat namun alih alih memperjelas duduk permasalahan malah membuat semakin keruh keadaan. Penerjemahan ilmu-ilmu dari eropa ke bahasa Arab benar-benar menjadi ujian tersendiri bagi umat islam. Setelah sebelumnya harus membedakan antara ajaran islam murni dari ajaran yahudi di masa Nabi Muhammad, umat islam kala itu harus menilik ulang substansi ilmu yang berkembang dan menyebar tak terbendung.
Ali Ridha as dan Hijrah
Nabi Muhammad saw hijrah dari kota Mekah ke kota Madinah. Ali bin Abi Thalib as hijrah dari Mekah ke Madinah dan dari Madinah ke wilayah Irak dan mendirikan pusat pemerintahan disana. Imam Ali Ridha as juga melakukan hijrah fenomenal. Hijrah yang diikuti oleh keturunan Ahlul Bait yang lain. Perpindahan dalam rangka sebuah perubahan yang dicita-citakan. Jarang diungkapkan dalam sejarah bahwa hijrahnya Imam Ridha as ini berpengaruh besar pada perkembangan dan penyebaran ajaran ahlul bait. Selain beliau dengan segala kiprah beliau. Keluarga Nabi yang lain pun turut serta melakukan hirah, mereka menetap di berbagai tempat yang berbeda. Mendirikan sebuah peradaban dimasing-masing daerah. Sebagai contoh Sayidah Ma’sumah yang berpindah ke kota Qom, kota yang awalnya hanya sebuah tempat kecil dan gersang menjadi kota besar dan bahkan menjadi pusat kajian keislaman hingga sekarang. Pusat hauzah ilmiah yang menelorkan ulama-ulama besar. Para pemikir yang berkontribusi besar bagi revolusi Islam Iran. Beberapa ulama dengan gelar Thusi juga merupakan bagian dari hijrah yang dipelopori oleh Imam Ridha as tersebut. Jadi hijrah menjadi mediasi untuk melakukan gerakan dan perkembangan peradaban. Hijrah memiliki peran signifikan dalam penyebaran dakwah ajaran Islam
Qom dan Hijrah
Hingga sekarang, setiap bulan ada puluhan hingga ratusan pelajar agama dari berbagai penjuru Iran bahkan dari berbagai penjuru dunia hijrah kota suci ini. Meninggalkan tempat tinggal beberapa tahun untuk memperdalam ilmu dan mengasah ruhani diri. Setelah menyelesaikan semua proses ini mereka pun kembali ke tempat tinggal masing-masing, atau berpindah ke suatu tempat potensial untuk mengembangkan dan mengajarkan ilmu yang sudah dipelajari.
Qom dan Teknologi
Qom sebagai pusat hauzah ilmiah sebenarnya juga menjadi kota dengan studio rekaman paling banyak di Iran. Para pelajar dari berbagai Negara memanfaatkan waktu mereka selain mempelajari pelajaran agama juga belajar berbagai hal. Mereka mempelajari pembuatan video, mengelola website pendidikan, mengelola penerbitan buku, menerjemahkan berbagai buku dari bahasa persia atau Arab ke bahasa masing-masing.
Dari Qom para pelajar agama bersama-sama memberikan jawaban atas subhat-subhat yang dilontarkan barat. Mereka sampaikan dalam berbagai bahasa internasional sehingga lebih banyak pihak yang bisa mendapat manfaat darinya.
Qom dan Pusat Bahasa
Para pelajar disana maupun penduduk setempat menyadari pentingnya berbahasa. Karena alasan ini selain sekolah dan pendidikan bahasa persia untuk warga asing juga berdiri sekolah bahasa yang lain. Para pelajar agama memiliki kesempatan besar untuk membekali diri dengan berbagai bahasa lain di dunia.
Belajar bahasa di Qom memiliki keuntungan besar karena banyak native speaker yang ada disana. Baik dari bahasa inggris, jerman, turki, china, korea, jepang, afrika, perancis, arab dan puluhan bahasa dunia yang lain.
Penguasaan bahasa sangat penting, setidaknya untuk memahami subhat yang disebarkan musuh-musuh islam, maupun dalam rangka memberikan jawaban atas berbagai subhat itu. Meneruskan perjuangan Imam Ridha as dalam rangka menjaga masyarakat dari kebingungan.
Qom dan Sejarah
Semua sepakat bahwa sangat penting memahami sejarah. Para pelajar yang ziarah ke qom juga memiliki kesempatan untuk mendalami sejarah walau dalam ranah tekstual. Disana banyak terdapat perpustakaan yang aktif. Berbagai buku rujukan dan merupakan buku pokok seperti tarikh thabari, tarikh Bukhari, shahih muslim, shahih bukhari dan kutubu sittah yang lain dan merupakan terbitan pertama mudah ditemukan. Mengingat buku-buku ada yang mengalami perubahan seiring perkembangan zaman.
Belajar dari Imam Ridha as
Dari Imam Ridha as kita bisa belajar dan ikut hijrah. Salah satu tempat hijrah untuk pendalaman ilmu adalah kota suci Qom, Iran. Dengan keberadaan fasilitas dan buku-buku yang sangat berharga serta para guru yang ahli dibidangnya seseorang bisa mengembangkan diri. Membangun sisi personal maupun spiritual diri. Menjadi sosok-sosok yang mampu memberikan jawaban atas subhat-subhat yang ada dalam berbagai macam bahasa.