Pemerintahan Ahmadi dalam Khutbah Al-Bayan

Pada pembahasan sebelumnya telah dibahas mengenai hadis sahabat-sahabat Imam Mahdi yang dipakai oleh aliran al-Yamani untuk membenarkan klaimnya perihal nama Ahmad yang ada pada hadis tersebut, yang sebenarnya hadis itu tidak ada hubungannya sama sekali dengan pemimpin mereka Ahmad Hasan Bashri.

Pada bahasan kali ini, kita akan kupas dalil lainnya yang diajukan oleh aliran al-Yamani perihal pemerintahan Ahmadi yang ada pada Khutbah al-Bayan. Dalam kitab Ilzam an-Nasib tertulis bagian dari khutbah tersebut yang menyebut akan munculnya pemilik Panji Muhammadi dan Pemerintahan Ahmadi. Potongan khutbah itulah yang dijadikan oleh pengikut al-Yamani sebagai bukti kepemimpinan Ahmad Hasan Bashri.

Potongan khutbah tersebut sebagai berikut,

Akan muncul pada saat itu pemilik Panji Muhammadi dan Pemerintahan Ahmadi yang berdiri dengan pedang, dan yang berkata jujur, ia mempersiapkan bumi, dan menghidupkan Sunnah, hal itu akan terjadi seribu seratus delapan puluh empat (1184) tahun setelah Hijrah.[1]

Ada beberapa catatan dalam menjawab Syubhat ini.

Pertama, khutbah ini tidak ada dalam kitab-kitab Syiah yang muktabar. Dan pertama kalinya khutbah ini dinukil dari Muhammad bin Talhah As-Syafii (Ulama Ahlussunnah) dan disebutkan di kitab Ilzam an-Nasib. Lalu setelah itu tidak disebutkan di kitab-kitab Syiah manapun.

Kedua, dalam kacamata ulama-ulama Syiah, Khutbah al-Bayan tidak muktabar atau tidak tervalidasi. Hal itu dikarenakan khutbah tersebut tidak disebutkan dalam kitab-kitab klasik Syiah, juga, dalam kitab tersebut disebutkan tiga versi dari khutbah al-Bayan dan ketiganya sangat berbeda. Adapun dalam silsilah sanad, perawi asli dari khutbah ini ialah Abdullah bin Mas’ud. Abdullah bin Mas’ud sendiri meninggal sebelum kekhalifan Ali bin Abi Thalib as, Sementara Khutbah al-Bayan disebutkan ketika Amirul Mukminin telah menjadi Khalifah. Dan jika kita melihat dalam kitab Tahdibul Kamal fi Asma ar-Rijal milik Al-Mazi, Abdullah bin Mas’ud tidak satupun meriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib.[2]

Ketiga, teks dalam potongan khubah tersebut yang menyebutkan waktu munculnya Al-Qaim bertentangan dengan sebuah riwayat. Dimana dalam riwayat disebutkan sesiapa yang menentukan waktu munculnya al-Qaim adalah pembohong.

…Dari Abi Bashir, dari Abu Abdillah As, ia berkata: Aku bertanya padanya tentang al-Qaim. Imam As berkata: mereka yang telah menentukan waktu (munculnya al-Qaim) telah berbohong. Sesungguhnya kami Ahlul Bait tidak menentukan waktu.[3]

[1] Yazdi Hairi, Ali Zainal Abidin, Ilzam an-Nasib fi Itsbatil Hujjah al-Ghaib Juz 2 Hal. 197 Cet. Muassasatil A’lami lil Mathbuat

[2] Hafiz al-Mazi, Yusuf bin Abdurrahman, Tahdibul Kamal fi Asma ar-Rijal Juz 16 Hal. 121 Cet. Muassasah Ar-Risalah – Beirut

[3] Al-Kulaini, Muhammad bin Yaqub, Al-Ushul minal Kafi Juz 1 Hal. 368 Cet. Darul Kutub Al-Islamiyah