Keadilan
Kebijaksanaan Ilahi di Balik Penderitaan dan Perbedaan Hidup (3)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Mujtaba Musawi Lari
Pandangan dunia materialistik sering kali menganggap bahwa manusia hanyalah makhluk tanpa arah, terikat pada mekanisme alam semata. Hidup dilihat sebagai rangkaian peristiwa acak tanpa makna, sehingga penderitaan dianggap sebagai bukti ketidakadilan. Bila demikian adanya, kehidupan tidak lebih dari sebuah lelucon keji yang dimainkan alam terhadap manusia, dan semua jerih payah, perjuangan, serta pengorbanan akan tampak sia-sia.
Kebijaksanaan Ilahi di Balik Penderitaan dan Perbedaan Hidup (2)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Mujtaba Musawi Lari
Padahal, bila manusia menyelami hakikat kehidupan, ia akan memahami bahwa segala sesuatu memiliki tempat, fungsi, dan takarannya masing-masing. Tidak ada satu pun ciptaan yang berdiri di luar kehendak dan rencana Allah. Segala gerak, perubahan, bahkan penderitaan sekalipun, berada dalam sistem yang rapi dan memiliki tujuan yang jelas.
Keadilan Ilahi: Harmoni Dunia dan Kehidupan Abadi (4)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Syahid Muthahhari
Islam mengajarkan keseimbangan: dunia adalah ladang, akhirat adalah hasil panen. Barangsiapa menanam dengan benar, ia akan menuai kebaikan abadi. Barangsiapa lalai, ia hanya akan menyesali. Karena itu, Rasulullah saw. sering mengingatkan agar umatnya tidak tertipu oleh dunia. Dalam sebuah hadis beliau bersabda, “Dunia adalah ladang bagi akhirat.” Artinya, segala amal yang dilakukan di sini akan menentukan nasib di sana.
Keadilan Ilahi: Harmoni Dunia dan Kehidupan Abadi (3)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Syahid Muthahhari
Untuk menjawab problem keadilan, para ulama Syiah telah memberikan uraian panjang. Salah satu karya yang mendalam adalah ‘Adl-i Ilahi (Keadilan Allah), yang menguraikan prinsip-prinsip filsafat keadilan dalam Islam. Secara singkat, ada beberapa kaidah yang membantu kita memahami persoalan ini. Pertama, bahwa keberagaman adalah syarat kesempurnaan. Bila semua ciptaan seragam, dunia tidak akan memiliki harmoni. Kecantikan baru tampak bila ada keburukan sebagai kontras.
Keadilan Ilahi: Harmoni Dunia dan Kehidupan Abadi(2)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Syahid Muthahhari
Dari pembahasan dunia dan akhirat, kita sampai pada salah satu pokok penting dalam teologi Islam, yaitu kearifan dan keadilan Allah. Pertanyaan yang sering muncul dalam hati manusia adalah: mengapa dunia tampak penuh dengan ketidaksempurnaan, penderitaan, dan perbedaan nasib? Bagaimana mungkin Allah yang Mahabijaksana dan Mahaadil menciptakan sistem yang demikian?
Keadilan Ilahi: Harmoni Dunia dan Kehidupan Abadi (1)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Syahid Muthahhari
Imam Ali a.s. mengingatkan, “Manusia sedang tidur, ketika mati mereka terbangun.” Dunia ini, dengan segala suka dukanya, hanyalah mimpi singkat. Akhirat adalah kenyataan yang abadi. Siapa yang menyadari hal ini sejak dini, ia akan menjalani hidup dengan lebih tenang, penuh harapan, dan terarah. Dunia hanyalah persinggahan, sedang akhirat adalah rumah sejati kita.
Peran Akal dalam Memahami Keadilan Ilahi (2)
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- safinahonline
Sebaliknya, dalam pandangan Syiah, akal adalah alat untuk menyaring dan memahami wahyu. Ia tidak boleh diabaikan. Ketika kita membaca ayat-ayat atau hadis yang tampak menyatakan bahwa Tuhan menciptakan sebagian orang untuk masuk neraka, atau bahwa nasib manusia sudah ditentukan tanpa ruang ikhtiar, maka akal yang sehat akan menolak pemahaman tekstual yang sempit. Ia akan menuntut penafsiran yang lebih dalam, yang sejalan dengan keadilan dan hikmah Ilahi.
Peran Akal dalam Memahami Keadilan Ilahi (1)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Safinahonline
Maka dari itu, memahami keadilan Ilahi melalui akal bukan hanya menuntun kita kepada iman yang lebih dewasa, tetapi juga membentuk kita menjadi insan yang bertanggung jawab terhadap dunia. Sebab Tuhan yang adil tidak akan meridhai ketidakadilan di bumi. Keadilan-Nya bukan untuk diperdebatkan semata, tetapi untuk diteladani dan ditegakkan. Dan dalam perjuangan menegakkan keadilan itu, akal adalah senjata kita, dan iman adalah bahan bakarnya.
Keadilan Tuhan dan Manusia
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Fardiana Fikria Qurany
- Sumber:
- ikmalonline.com
Dalam kehidupan sosial, keadilan selalu menjadi episentrum persoalan, karena adanya hak yang diyakini ada pada setiap individu sekaligus kewajiban yang mesti ditunaikan sebagai bagian dari kehidupan bermasyarakat. Karenanya, keadilan dalam pengertiannya yang sederhana adalah kesetaraan antara hak dan kewajiban.
Antara Terpaksa dan Terjun Bebas
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- safinahonline.com
Pandangan Tafwidh
Masih terkait dengan dua teori tersebut secara lebih luas, dengan menoleh pada manusia dan tindakan lahirnya atau perbuatannya, bahwa apakah perbuatan-perbuatannya seperti jujur dan dusta, amanat dan khianat dan sebagainya adalah bersifat baik dan buruk secara esensial? Sepintas demikian, lalu apakah perbuatan-perbuatan itu dalam segala kondisi bernilai baik dan buruk, ataukah tidak?
Dalil Teori Baik-Buruk Rasional
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- safinahonline.com
Ibarat orang mengatakan, “Apa yang saya katakan itu benar, karena saya orang jujur.” Untuk mengetahui kebenaran ucapannya bergantung pada pengetahuan kejujurannya. Pada saat yang sama, untuk mengetahui kejujurannya bergantung pada kebenaran ucapannya.
Konsep Keadilan (1): Adilkah Memaafkan Orang yang Bersalah?
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- ikmalonline.com
Apakah adil itu?
Salah satu sifat kesempurnaan bagi Allah yang diyakini kaum yang beriman ini, bahwa Allah Maha adil, menjadi tema yang menarik berbagai macam persoalan, pembahasan dan kritikan terkait dengannya. Dari mereka antar agama samawi maupun antar mazhab, juga dari kalangan para filosof dalam kajian tentang hikmah dan nizham ahsan (tatanan terbaik).
Mengapa Hukum-Hukum Allah Selalu Melawan Hawa Nafsu?
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- ust . muhamad bin alwi
- Sumber:
- khazanahalquran.com
Jika kita perhatikan, hampir seluruh syariat yang ditentukan oleh Allah selalu melawan atau mengekang hawa nafsu. Syariat tersebut baik itu berupa perintah dan larangan tidak pernah serasi dan sejalan dengan keinginan hawa nafsu, seringkali malah bertolak belakang dengannya.
Apa Yang Terjadi Jika Keadilan itu Terwujud?
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- ust. muhamad bin alwi
- Sumber:
- khazanahalquran.com
Menegakkan keadilan bukan hal yang main-main. Seluruh nabi dari nabi Adam hingga nabi Muhammad saw memiliki tujuan akhir yang sama yaitu menegakkan keadilan di bumi Allah swt.
Hidupkanlah Keadilan
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- islammenjawab.com
Masalah keadilan Tuhan memiliki beberapa cirikhas di antaranya:
-Banyak soal berkaitan dengan masalah ketuhanan, yang hanya bisa dijawab oleh kalangan khusus di atas tingkat awam. Tetapi masalah keadilan Tuhan menjadi perhatian -dan dapat diikuti- semua kalangan, dari yang awam sampai yang pakar.
Hidupkan Keadilan
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- safinah-online.com
anyak soal berkaitan dengan masalah ketuhanan, yang hanya bisa dijawab oleh kalangan khusus di atas tingkat awam. Tetapi masalah keadilan Tuhan menjadi perhatian -dan dapat diikuti- semua kalangan, dari yang awam sampai yang pakar.
Antara Terpaksa dan Terjun Bebas
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- safinah-online.com
Manusia setiap saat menjadi buah bibir semua agama. Para tokoh lintas agama selalu membicarakan dia tanpa ada habisnya. Agama, bila pembicaraannya tentang Tuhan, saat itu dipastikan sebenarnya ia sedang berbicara tentang dan kepada manusia. Begitu pula ketika berbicara tentang alam, hewan dan lainnya. Jadi, topik semua pembicaraan agama dan yang menjadi lawan bicaranya adalah manusia.
Kejutan-Kejutan Indah Dibalik Rencana Allah
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- ust. muhamad bin alwi
- Sumber:
- khazanahalqur'an.com
وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
“Dan Dia Memberinya rezeki dari arah yang
tidak disangka-sangkanya.” (QS.at-Thalaq:3)
Kearifan dan Keadilan Ilahi
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Ayatullah Murtadha Muthahhari
- Sumber:
- (teosophy/ABNS)
Karena Zat Allah itu wajib ada, maka segenap sifat-Nya
juga wajib ada. Karena itu, mustahil kalau sesuatu yang
patut ada, lalu Allah tidak memberikan eksistensi
kepada sesuatu itu.
- «
- Mulai
- Sebelumnya
- 1
- Selanjutnya
- Selesai
- »

