Falsafah Doa Menurut Ayatullah Makarim Shirazi (Part 1)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- ust. sutiawan
Pada kesempatan kali ini kita akan membahas falasafah berdoa menurut Ayatullah Makarim Shirazi. Beliau adalah seorang ulama yang telah sampai pada derajat Mujtahid dan juga beliau telah berhasil menulis sebuah kitab tafsir bernama al-Amtsal bersama timnya.
Doa adalah masalah yang sangat penting dan tercantum dalam ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits. Berkenaan dengan itu, berbagai topik dan berbagai pertanyaan telah diangkat, termasuk apa filosofi doa? Oleh karena itu, ada baiknya untuk memperjelas arti sebenarnya dari doa dan filosofi doa.
Kerendahhatian
Doa disertai dengan kerendahan hati dan patah hati; Oleh karena itu, pemohon kembali kepada Tuhan dengan kerendahan hati, kelembutan dan kerendahan hati yang paling tinggi; Pada saat ini dia mengangkat tangannya ke langit (sebagai tanda penyerahan dan membungkuk) dan bermunajat dengan berlumuran air mata juga hati yang takut.
Imam Ali ra pernah berkata tentang doa, “Dengan berdoa kepada Tuhan, mereka mencari pengampunan dan ketenangan dari-Nya, dan menjadi sandera yang membutuhkan kasih karunia-Nya dan tawanan yang rendah hati di hadapan kebesaran-Nya. Kesedihan yang berkepanjangan (karena rasa bersalah dalam ketaatan dan penghambaan) telah menyakiti hati mereka dan banyak air mata telah membuat mata mereka lelah.
Merenungkan isi hadits ini [menunjukkan] doa menyebabkan seseorang mengetahui bahwa dirinya membutuhkan Tuhan Yang Maha Esa dan tunduk kepada-Nya. Juga membuat kesombongan menjadi jatuh yang mana kesombongan ini adalah penyebab kesengsaraan seseorang saat berhadapan dengan ayat-ayat Allah. Selain itu juga doa membuat kita menjadi seatu wujud yang tidak ada apa-apanya di hadapan-Nya sehingga kita mengetahui bahwa kita adalah wujud yang membutuhkan Allah swt dan itu akan membuat kita patuh pada setiap perintah-Nya.