Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Falsafah Doa Menurut Ayatullah Makarim Shirazi (Part 4)

1 Pendapat 05.0 / 5

Pada kesempatan kali ini kita akan membahas falasafah berdoa menurut Ayatullah Makarim Shirazi. Beliau adalah seorang ulama yang telah sampai pada derajat Mujtahid dan juga beliau telah berhasil menulis sebuah kitab tafsir bernama al-Amtsal bersama timnya.

Memberi Makna pada Kehidupan

Ketika kita berjalan ke sisi Allah swt dan berdoa di bawah naungan Kekuasaan-Nya dan memanggil-Nya dengan sifat-sifat-Nya dan nama-nama-Nya yang Agung maka pada saat itu nama-nama Agung tersebut secara tidak langsung aka mengalir di jiwa kita dan pastinya hal ini akan membawa seorang insan menuju diri-Nya. Sehingga ketika seorang insan berdoa dan menginginkan doanya diijabah oleh Allah swt maka ia akan merasakan keadaan bahwa ia harus bertobat. Doa membawa insan pada taubat dan taubat akan membuat manusia untuk mengubah jalan hidupnya. Hasilnya ia akan memancarkan cahaya ketakwaan dalam dirinya.

Maka dari itu bisa dikatakan bahwa ketika seseorang berdoa maka ia bukan hanya mendapatkan ijabah doa saja melainkan ia akan mendapatkan hal yang lebih luasa juga mendalam dari doa.

Misalnya ada sebuah doa yang muatannya seperti ini,

وَ اجْعَلْ غَدِی وَ مَا بَعْدَهُ أَفْضَلَ مِنْ سَاعَتِی وَ یوْمِی

“Jadikanlah esok hari dan hari-hari selanjutnya lebih baik dari jam dan hari ini!”

Kita seperti mendengar pesan Ilahi untuk menjaga langkah demi langkah kita di setiap jamnya sehingga kita hanya harus melakukan hal-hal yang membuat kita bangga nantinya dan bukan melakukan hal-hal yang bisa membuat kita menyesal. Ketika kita melakukan hal-hal buruk maka ini bisa disebut bukan kehidupan melainkan menggali kuburan kita jam per jam.