Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Kebangkitan Imam Husein Menurut Imam Khomeini

1 Pendapat 05.0 / 5

Imam Khomeini, bapak pendiri Republik Islam Iran mengatakan, "Revolusi Islam Iran percikan dari Asyura dan revolusi besar ilahinya."

Imam Khomeini yang memiliki kecintaan besar terhadap para imam maksum as, khususnya Imam Husein as, di pidato serta tulisannya berulang kali menekankan kepribadian Imam Husein, urgensi kebangkitannya di hari Asyura, pengaruh kebangkitan Huseini dan urgensi menjaga nama serta memori Imam Husein as. Imam Khomeini berkata, tetaplah jaga nama Imam Husein tetap hidup, di mana dengan terjaganya nama Imam Husein, Islam akan tetap terjaga.

Imam Khomeini menganggap kesyahidan Imam Hussain as pada hari Asyura tidak hanya sebagai peristiwa sejarah tetapi juga sebagai gerakan revivalis yang melestarikan Islam Muhammadi yang murni dan membedakan yang benar dari yang salah. Imam Khomeini berkata: "Imam Husein memenuhi seruan Islam dan menyelamatkan Islam."

Gerakan historis Imam Husein as adalah protes terhadap rezim tirani dan penguasa yang menindas yang, di luar, mengenakan pakaian agama, tetapi di dalam, mereka berniat untuk menumbangkan ajaran otentik dan aturan serta hukum Islam. Dalam pandangan Imam Husein as, bahaya agama yang diselewengkan oleh penguasa yang tampaknya Muslim jauh lebih besar daripada penyimpangan umat dari agama; Karena mereka mengubah kekhalifahan umat Islam menjadi kesempatan untuk memerintah dan mencapai tujuan mereka sendiri, dan dengan bid'ah dan penyimpangan dalam agama, mereka mengubah hukum agama untuk keuntungan mereka sendiri, dan dengan cara ini mereka menginjak-injak prinsip agama. Hal ini dilakukan secara diam-diam di zaman Muawiyah dan mencapai puncaknya di masa Yazid.

Imam Khomeini terkait hal ini mengatakan, "Bahaya yang dibawa Muawiyah dan Yazid untuk Islam, bukan perampasan kekhalifahan, tapi bahaya lebih besar dari ini di mana mereka menghendaki Islam dalam bentuk monarki. Mereka menghendaki spiritualias dalam bentuk taghut...Bahaya ini sangat besar bagi Islam. Bahaya ini telah berhasil ditangkal oleh Imam Husein as. Jika Yazid berhasil, Islam akan menjadi sesuatu yang lain, Islam akan menjadi seperti 2.500 tahun rezim monarki di Iran."

Imam Khomeini melanjutkan, "Imam Husein as mengajarkan semua orang apa yang harus dilakukan dalam menghadapi penindasan, dalam menghadapi tekanan, dalam menghadapi pemerintahan yang menindas. Padahal dia tahu dari awal bahwa di jalan ini dia akan gugur, dia harus mengorbankan semua sahabatnya dan keluarganya dan mengorbankan orang yang dicintainya untuk Islam, tentu dia juga tahu akhirnya... Selain itu, sepanjang sejarah ia mengajar semua orang bahwa ini adalah jalannya. Jangan takut kekurangan angka, jumlah tidak memajukan pekerjaan, kualitas jihadlah yang memajukan pekerjaan. Imam umat Muslim ini mengajarkan kepada kita bahwa sementara penindas memerintah umat Islam secara represif, maka bangkitlah melawannya bahkan jika kekuatan kalian tidak terkoordinasi dan jumlah kalian sedikit. Jika kalian melihat bahwa Islam dalam bahaya, maka berkorbanlah dan tumpahkan darah kalian."

Sepanjang sejarah, kita telah melihat bahwa penguasa yang menindas selalu mengambil posisi keras kepala melawan epik besar Ashura. Terkadang dengan melarang orang berkabung selama hari-hari Muharram, terkadang dengan melarang ziarah ke makam suci Imam Husein as di Karbala, dan terkadang dengan hukuman berat seperti syahidnya pelayat Husein, mereka menyatakan penentangan mereka terhadap Imam Husein as dan kebangkitannya dengan cara yang berbeda. Beberapa penguasa despotik bahkan telah melangkah lebih jauh dan pada titik tertentu dalam sejarah, mereka telah meratakan makam suci Imam Husein as dengan tanah supaya gerakan Karbala dan nama serta ingatan Imam Husain as dilupakan. Namun, gerakan Husein as dan nilai-nilainya yang tinggi seperti jihad, anti-tirani, kebebasan, perlawanan dan pembelaan kebenaran, seperti matahari yang bersinar, menyoroti sejarah kemanusiaan dan membentuk front perlawanan dan resistensi terhadap kubu hegemoni yang sombong di setiap zaman dan generasi.

Selama pemerintahannya, Shah Iran juga telah memberlakukan tindakan tegas terhadap orang yang berduka untuk Imam Husein dan melarang keras mereka, dan dengan cara ini dia menangkap banyak orang dan menggugurkan mereka. Dalam kata-katanya, Imam Khomeini mengacu pada pengorbanan Imam Husein as untuk menghadapi penguasa yang menindas dan menyatakan bahwa rakyat Iran juga bangkit untuk mencegah kekuasaan despotik. Mereka berkata: "Sementara kesyahidan Imam Husein as lebih tinggi dari semua kerugian, tetapi karena dia tahu apa yang dia lakukan, ke mana dia pergi, dan apa tujuannya, dia mengorbankan dirinya dan menjadi syahid ... Apakah darah kita lebih berwarna dari darah Imam Husein as?” Mengapa kita harus takut memberi darah atau mengrobankan hiduip kita ? Itu juga dalam kasus memukul mundur penguasa zalim yang mengatakan aku seorang Muslim! Muslim Yazid sama dengan Muslim Shah (Iran); "Jika tidak lebih baik, itu tidak akan lebih buruk."

Di mata Imam Khomeini, berkabung pada hari-hari Muharram dan bulan Safar setiap tahun adalah menghidupkan kembali kebangkitan Imam Husein dan sebenarnya menghidupkan kembali Islam murni Muhammadi. Dalam hal ini, Imam berkata: "Muharram dan Asyura adalah bulan ketika keadilan berdiri melawan ketidakadilan dan kebenaran melawan kebatilan dan membuktikan bahwa sepanjang sejarah, kebenaran selalu menang atas kebatilan." "Kita harus menjaga Muharram dan Safar tetap hidup dengan mengingat penderitaan Ahlul Bait Nabi (SAW), di mana dengan mengingat penderitaan dan musibah Ahlul Bait Nabi (SAW), agama kita bertahan sampai sekarang.”